Semua orang mengangguk puas ketika mendengar perkataan Li Jianli. Selama ini mereka benar-benar buta dan memandang sebelah mata pada keong sungai."Baobao, jangan makan terlalu banyak," kata Li Jianli mengingatkan Xue Bao."Baik, Bibi," jawab Xue Bao dengan mulut penuh. Matanya menyipit karena bahagia. Semenjak kedatangan Bibinya ini, kehidupan mereka terasa jauh lebih baik. Bibinya benar-benar pembawa keberuntungan!Setelah selesai sarapan, Li Jianli kembali membawa 2 paket makanan dan memasukkannya ke dalam keranjang, "Kakak, aku akan memetik buah Persik dulu.""Aku akan datang membantumu," kata Xue Nuan.Li Jianli juga berpikir kalau dia membutuhkan seseorang untuk memetik buah Persik. Namun bagaimana cara dia bisa menyelinap dari pandangan Li Jianli dan pergi menemui Guan Lin?"Kakak, kamu bisa datang ketika selesai membantu Bibi Yue," kata Li Jianli. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya dengan Guan Lin secepatnya."Baiklah, aku akan datang setelah membantu merapikan rumah," jawab
Jing Yue memutar matanya ketika dia mendengar perkataan Mei Ning. Mei Ning terlalu menganggap tinggi putranya dan selalu menganggap seorang wanita yang bisa menikahi putranya pastilah diberkati surga. Jing Yue sudah tidak sabar dan kembali berkata, "Mei Ning, kamu tidak perlu repot-repot mencari mak comblang untuk melamarnya. Li'er baru beberapa hari bersama kami. Biarkan dia tinggal lebih lama."Li Jianli merasa hatinya hangat ketika mendengar perkataan Jing Yue. Mata dan hidungnya sedikit masam melihat perlindungan dari wanita yang menerimanya itu. Mei Ning merasa kesal dan hendak membalas perkataan Jing Yue ketika Li Jianli memotongnya, "Bibi Mei, terima kasih atas penilaianmu yang tinggi. Namun aku tidak bisa melakukannya. Aku sudah memiliki seseorang di dalam hatiku. Bukankah tidak baik bila aku menikahi anakmu tetapi aku malah memikirkan pria lain di dalam hatiku?"Kali ini, tidak hanya Mei Ning yang tercengang ketika mendengar jawaban Li Jianli. Bahkan Jing Yue dan Xue Nuan me
"Tentu! Kemana lagi aku harus pergi?" kekeh Li Jianli.Zhao Hong merasa senang, dia bahkan tidak merasa keberatan untuk mengantarkan tamunya keluar secara pribadi. Ang Bei yang berdiri di sampingnya tiba-tiba bertanya, "Tuan Muda, apakah kita harus mengeluarkan persik itu sekarang?"Zhao Hong menggeleng seraya melipat kedua tangan ke belakang punggungnya, "tidak. Pergi temui beberapa kepala pelayan kediaman bangsawan yang telah memesan sebelumnya. Katakan, karena banyak yang telah menantikan buah persik ini, satu keluarga hanya boleh memesan paling banyak 5 kilogram.""Baik," jawab Ang Bei. Tapi dia kembali bertanya, "apakan Tuan Muda ingin aku mengirimkan beberapa untuk Nyonya?"Langkah kaki Zhao Hong berhenti ketika dia mendengar pertanyaan Ang Bei. Namun beberapa saat kemudian, dia melambaikan tangannya dengan ringan, "ya. Kirim beberapa untuk Ibu. Dia sangat menyukainya.""Apakah Tuan Muda ingin menyampaikan pesan?" tanya Ang Bei dalam satu tarikan nafas. "Tidak," jawab Zhao Hong
"Li'er, kamu membeli begitu banyak barang. Apakah masih ada? Aku takut gerobak sapi Xue Dafu tidak akan mampu membawanya," bisik Jing Yue. Dia melihat 3 buah keranjang mereka yang penuh dengan berbagai macam barang.Li Jianli berpikir sejenak, barang bawaan mereka memang sudah banyak. Kalau dia membeli barang lagi, mereka mungkin harus menyewa sebuah gerobak sapi. Tidak masalah untuk menyewa gerobak sapi. Namun, pemandangan itu akan menarik perhatian dan minat penduduk Desa Xueda. Bila itu terjadi, Li Jianli takut akan muncul kecemburuan di antara penduduk desa. Dia harus melakukannya sedikit demi sedikit."Bibi, kamu benar. Aku pikir kita sudah cukup membeli hari ini. Mari kita pulang," kata Li Jianli. Dia akan membeli perabotan baru di lain kesempatan.Sementara itu, di dalam gua, Guan Lin membuka matanya. Dia pikir hari ini dia bisa menahan reaksi penawar racunnya, namun dia ternyata salah. Dia telah kehilangan kesadarannya selama beberapa waktu dan kini tubuhnya terasa lemah. Gua
Setelah Guan Lin menyelesaikan kalimatnya, suasana tiba-tiba menjadi hening. Keduanya merasa canggung. Mengapa kata-kata mereka terdengar aneh?Setelah keduanya berpikir cukup lama, mereka akhirnya menyadari kalau perkataan mereka seperti perkataan janji yang biasanya diucapkan oleh pasangan. Pemikiran ini membuat keduanya menjadi semakin merasa canggung. Li Jianli memalingkan mukanya dan berpura-pura melihat-lihat ke arah lain, dalam pikirannya saat ini dia merasa ingin menggali tanah dan bersembunyi di dalam lubang.Guan Lin melihat wajah Li Jianli yang sedikit bersemu merah. Kedua sudut bibirnya melengkung tanpa sadar. Entah mengapa dia merasa Li Jianli terlihat sedikit lucu.Setelah hening yang cukup lama, Guan Lin akhirnya berdehem pelan, "sepertinya ini sudah sore. Bukankah aku perlu meminum obatku lagi?"Li Jianli tersentak. Dia melihat ke arah roti kukus daging yang masih dipegang Guan Lin, "cepat habiskan rotimu. Setelah ini, aku akan membantumu minum obat.""Hmm." Guan Lin m
Sementara itu, di Gunung Naogui, tempat Sekte Jin Jian berada. Guan Long, pemimpin Sekte Jin Jian menatap 3 orang di depannya dengan mata berkilat marah. Dia meremas cangkir teh di tangannya hingga hancur berkeping-keping. Darah menetes keluar, namun Guan Long seakan-akan tidak merasakan sedikitpun rasa sakit di tangannya."Apa yang kalian katakan?" Suaranya sangat dingin hingga membuat semua orang yang ada di dalam Aula Sekte Jin Jian gemetar ketakutan. Meskipun cuaca masih cukup sejuk, namun keringat mulai membasahi kening dan pakaian mereka."Tuan, maafkan kami! Kami sangat tidak mampu!" Mo Xiang, salah satu rekan terdekat Guan Lin bersujud, wajahnya dipenuhi dengan rasa penyesalan."Ketika kami datang, Guan Lin tidak dapat ditemukan. Hanya ada jejak darah di tanah, dan juga ini …." Xi Guangan tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia mengeluarkan sobekan baju berwarna hitam. Seketika, bau darah yang sangat pekat menyebar keluar dari potongan kain itu. Dia meletakkan potongan baju
"Karena aku ingin," jawab Guan Lin singkat.Xue Ming terdiam. Laki-laki di depannya ini, mengapa dia begitu sulit untuk diajak berbicara? Namun begitu dia melihat kembali aura yang dikeluarkan oleh Guan Lin, dia tidak berani mengatakan apapun lagi."Baiklah, baiklah. Seperti yang kamu tahu, desa kami miskin dan terpencil. Tidak ada apapun yang menguntungkan di sini," kata Xue Ming. Setelah beberapa saat, dia kembali melanjutkan perkataannya, "aku memiliki beberapa rumah yang ingin dijual oleh pemiliknya. Kamu bisa melihat-lihat dan memilihnya sendiri.""Hmm," gumam Guan Lin dengan anggukan."Kalau begitu, ayo ikuti aku," ajak Xue Ming. Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerjanya. Ketika keduanya tiba di halaman, mereka bertemu dengan Li Jianli dan Xue Nuan yang baru saja masuk."Kepala Desa Xue," sapa Li Jianli dan Xue Nuan bersamaan."Kalian di sini. Apakah kalian membutuhkan sesuatu?" tanya Xue Ming. "Kepala Desa Xue, ada hal yang ingin aku tanyakan," kata Li Jianli mengaw
Wajah Guan Lin tanpa ekspresi ketika mendengar perkataan Xue Ming, namun dia merasa cukup senang dengan ide yang dilontarkan Xue Ming. Itu akan menyelamatkannya dari membuang-buang waktu karena melihat-lihat tempat lainnya."Baik," jawab Guan Lin."Kalau begitu, mari, kita berangkat sebelum matahari semakin tinggi," ajak Xue Ming.Keempatnya berjalan menuju rumah keluarga Xue Nuan. Jaraknya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki dari rumah Xue Ming. Pemandangan ini tentu saja menarik perhatian penduduk desa yang sedang lewat ataupun yang sedang menggarap ladang mereka. Terutama penampilan Guan Lin yang asing bagi mereka."Kepala Desa Xue, kemana kamu akan pergi?" Seseorang yang tidak tahan berteriak dari ladangnya."Kami akan pergi melihat-lihat desa. Kembalilah bekerja!" perintah Xue Ming. Dia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut mengenai keinginan Li Jianli dan Guan Lin. Mereka belum memutuskan apapun. Bila mereka jadi membeli tanah, hal ini tentu saja secara alami akan tersebar di m