Li Jianli tersedak teh yang sedang diminumnya, sedangkan raut wajah Guan Lin jatuh. Dia menatap Xue Bao dengan tatapan muram.Xue Nuan merasa punggungnya menjadi dingin, dia buru-buru meraih lengan Xue Bao dan memarahinya, "anak ini, berhentilah mengatakan omong kosong! Cepat, minta maaf kepada Tuan Guan!""Tuan Guan?"Binar di mata Xue Bao meredup. Dia kehilangan ayahnya ketika usianya masih sangat kecil. Bisa dikatakan, dia tidak memiliki banyak kenangan yang tersisa tentang ayahnya. Bahkan dia tidak terlalu mengingat sosoknya.Terkadang, Xue Bao merasa iri kepada teman-temannya. Dia juga ingin memiliki ayah seperti yang lainnya. Namun kata-kata Xue Nuan menyadarkannya. Mengapa tidak ada seorangpun yang ingin menjadi ayahnya? Selama ini dia sudah berusaha untuk menjadi anak baik.Xue Bao hanya bisa menundukkan kepalanya dengan sedih lalu berkata dengan suara yang terdengar lirih, "Paman Guan, maafkan aku.""Hmm." Guan Lin tidak ingin memperpanjang masalah ini dan membuang mukanya d
Gerakan sumpit Guan Lin terhenti di udara untuk sesaat, lalu kembali bergerak seolah-olah tidak ada yang terjadi, "aku bekerja sebagai guru bela diri.""Guru bela diri? Benarkah?" Semua orang terkejut. Tidak mudah untuk menjadi ahli bela diri. Dilihat dari perawakan Guan Lin, mereka bisa menebak kalau dia memang menguasai ilmu bela diri.Namun Xue Bao adalah satu-satunya orang yang tampak paling bersemangat. Dia kembali menatap Guan Lin dengan tatapan mata bersinar, "Tuan Guan, bisakah aku menjadi muridmu?"Jing Yue dan Xue Nuan ingin menghentikan niat Xue Bao. Dia baru akan berusia 3 tahun dalam 1 bulan. Dia terlalu kecil. Namun mereka tidak ingin Xue Bao kecewa. Biarlah Guan Lin yang menentukan dia ingin menerimanya atau tidak.Guan Lin melirik ke arah Xue Bao. Dia menatap perawakan kurus anak laki-laki kecil di depannya. Anak ini sangat kecil, dia bahkan membayangkan Xue Bao bisa terbang tertiup angin ketika angin berhembus.Guan Lin ingin menolak. Dia tidak menyukai anak-anak. Mer
Guan Lin tidak mengharapkan banyak dari Xue Bao. Anak itu baru berusia 2 tahun, apa yang bisa dia harapkan di hari pertamanya? Melihatnya sudah siap ketika dia datang dan juga tekad kuat di matanya saja sudah cukup menghibur.Tapi meskipun begitu, Guan Lin tidak mengendur. Dia duduk dengan santai seolah-olah tidak melihat keberadaan Xue Bao.Sementara itu, Jing Yue dan Xue Nuan tanpa sadar mempercepat waktu memasak mereka. Ini hari pertama, Guan Lin tidak mungkin akan bersikap terlalu keras kepada Xue Bao.Hanya dalam waktu setengah jam, semua makanan sudah siap. Mereka memasak beberapa masakan sederhana dan ringan untuk sarapan di pagi hari."Li'er, cepat panggil Tuan Guan dan Baobao untuk makan," kata Jing Yue.Li Jianli yang sedang mengeringkan wajan, menoleh lalu menjawab, "ya." Ketika Li Jianli keluar, angin berhembus pelan. Tatapan matanya jatuh pada Guan Lin yang sedang memejamkan matanya. Kedua tangannya terlipat di dadanya.Li Jianli berhenti sesaat. Laki-laki itu sangat tam
Kedua alis Ang Bei berkerut, dia berusaha mengingat apa yang dikatakan oleh Li Jianli sebelumnya. Setelah beberapa saat, dia bisa mengingatnya, "sepertinya Nona Li mengatakan kalau mereka tinggal di Desa Xueda.""Desa Xueda? Itu tidak terlalu jauh," kata Zhao Hong. "Ang Bei, siapkan kereta kuda. Kita akan pergi ke sana sekarang.""Baik," jawab Ang Bei. Dia segera menyerahkan tugas menimbang kepada pelayan lainnya dan berjalan pergi untuk menyiapkan kereta kuda. Setelah beberapa saat, dia kembali dan melaporkan kepada Zhao Hong.Zhao Hong berjalan masuk ke dalam kereta kuda seraya mengipasi dirinya. Setelah tuannya masuk, Ang Bei segera memerintahkan kuda itu untuk berjalan. Karena mereka menggunakan kereta kuda, perjalanan tentu saja tidak selama menggunakan gerobak sapi.Ang Bei menghentikan kereta kuda di pintu masuk Desa Xueda. Kereta kuda merupakan pemandangan yang sangat langka di Desa Xueda, jadi tentu saja kehadirannya menarik perhatian penduduk desa. Seorang laki-laki tua berj
"Tuan Muda Zhao maafkan aku. Aku harus kembali untuk mengurus kebun," kata Xue Nuan."Baiklah." Zhao Hong tidak memaksanya dan hanya melemparkan senyuman lembut.Xue Nuan baru saja pergi ketika tiba-tiba sosok lain ikut duduk untuk bergabung bersama keduanya. Guan Lin duduk dengan sikap acuh tak acuh, seolah-olah tidak ada yang salah."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah seharusnya kamu mengajari Baobao berlatih?" tanya Li Jianli heran."Aku lelah. Dia baik-baik saja," jawab Guan Lin. Dia mengambil cangkir teh, mengisinya, lalu menyesapnya dengan ringan.Suasana benar-benar terasa canggung.Zhao Hong memutuskan untuk mengabaikan Guan Lin dan berbicara kepada Li Jianli, "Nona Li, aku merasa bosan karena terus berada di kota. Jadi aku memutuskan untuk pergi mengunjungimu.""Ah, begitu." Li Jianli tersenyum. "Aku harap kamu tidak keberatan dengan keadaan kami."Zhao Hong melambaikan tangannya dengan santai ketika mendengar perkataan Li Jianli. "Tuan Muda Zhao, sebenarnya aku ingin b
Guan Lin menghilang setelah mengatakan hal itu. Dia tiba di pintu belakang rumah Jing Yue dalam waktu singkat lalu mengetuknya pelan, "Bibi Yue, bisakah aku masuk?""Tuan Guan? Masuklah." Jing Yue mengenali suara Guan Lin dan menyuruhnya untuk masuk dari dalam dapur.Guan Lin mendorong pintu dapur, dan melihat Jing Yue yang sedang sibuk merapikan kayu bakar. Dia menoleh dan bertanya, "Tuan Guan, apa yang kamu butuhkan?""Bibi, aku pergi ke gunung untuk mencari hewan liar. Namun aku bertemu dengan Nona Li di sana. Dia menemukan sebuah pohon apel dan meminta tolong agar aku bisa mengambilkan keranjang punggung lainnya," jelas Guan Lin."Dia menemukan pohon apel?" Jing Yue terkejut ketika mendengarnya. Meskipun begitu dia segera berjalan ke salah satu dinding dan mengambil 2 buah keranjang yang tergantung, "ayo, ayo cepat. Kamu bisa membawa 2 keranjang punggung ini bersamamu.""Terima kasih, Bibi Yue," kata Guan Lin."Mengapa kamu berterima kasih? Aku lah yang seharusnya berterima kasih
"Bibi, Kakak, kami pulang. Lihatlah apa yang kami bawa!" teriak Li Jianli ketika dia dan Guan Lin berjalan memasuki halaman.Guan Lin menurunkan hewan buruannya dan meletakkannya di tempat yang teduh, "aku pergi memeriksa Baobao dulu. Setelah itu aku akan membuatkan kandang untuk hewan-hewan ini.""Terima kasih," kata Li Jianli.Jing Yue dan Xue Nuan keluar dari dapur tepat ketika Guan Lin meninggalkan halaman belakang."Wah, apa ini? Apakah Tuan Guan yang mendapatkan ayam pegar dan kelinci-kelinci ini?" tanya Jing Yue terkejut."Li'er, apakah dia akan menjualnya ke kota? Bisakah kita membeli beberapa darinya? Sup ayam pegar sangatlah enak," kata Xue Nuan. Ketika dia kecil, ayahnya pernah tanpa sengaja mendapatkan seekor ayam pegar jantan yang sekarat karena kalah bertarung. Dia membawanya pulang sehingga keluarganya bisa makan ayam malam itu. Itu adalah makan malam terenak yang pernah dia rasakan.Jing Yue melihat perubahan emosi Xue Nuan. Tentu saja dia mengerti apa yang ada di piki
"Nuan'er?" Seorang wanita setengah tua menatap ke arah pintu dengan penuh kerinduan. Wajahnya sangat mirip dengan Xue Nuan, namun sudah mulai dipenuhi keriput. Kesusahan hidup membuat seseorang lebih cepat menua."Ibu, bagaimana kabarmu?" tanya Xue Nuan hampir tersedak oleh air matanya. Meskipun jarak mereka dekat, dia jarang mengunjungi rumah kelahirannya. Meskipun keluarganya tidak mempermasalahkannya, namun dia merasa malu karena tidak bisa membawa apapun ketika pulang."Nuan'er, itu benar-benar kamu!" Liu Zhi segera meletakkan ember kayu di tangannya dan berjalan menghampiri putrinya. Ketika dia tiba di hadapannya, dia membelai lembut wajah Xue Nuan, sorot matanya dipenuhi dengan kelembutan, "apakah kamu baik-baik saja?" Liu Zhi sudah mendengar kalau kehidupan keluarga Jing Yue semakin membaik. Seluruh penduduk Desa Xueda membicarakan Xue Nuan yang telah membawa pulang seorang anak gadis yang membawa keberuntungan. Beberapa penduduk desa menyarankan agar Liu Zhi mendatangi Xue N