“Pot tanaman?” Xue Guo tertegun ketika mendengar permintaan Li Jianli. Jarang sekali ada penduduk desa yang membuang-buang hanya uang untuk membeli pot bunga. Kalaupun mereka menginginkannya, mereka akan membuatnya sendiri, tidak peduli seberapa jelek pot itu.Xue Guo telah bekerja di sebuah toko pot tanah liat di Kota Teratai selama hampir 20 tahun. Dia menemani pemilik toko semenjak toko itu dibuka. Namun sayangnya umur pemilik toko terlalu singkat dan dia tidak memiliki penerus, di situlah karirnya juga berakhir. Xue Guo memiliki impian untuk membuat tokonya sendiri. Tapi itu semua tidak mudah. Dia tidak memiliki modal ataupun pendukung. Jadi dia harus menyerah dengan impiannya.Ketika Xue Guo mendengar perkataan Li Jianli, api semangat mulai muncul di hatinya. Namun dia tidak tahu seberapa banyak pot tanaman yang ingin Li Jianli buat. Dia tetap bertanya dengan penuh semangat, “seberapa banyak yang kamu inginkan?”“Berapa harganya?” tanya Li Jianli.“Kalau itu pot dengan bentuk ya
Li Jianli mempercepat langkahnya diikuti oleh Guan Lin. Keduanya berusaha menerobos kerumunan yang sedang melihat ke arah rumah mereka dengan rasa penasaran.“Permisi! Permisi!”Beberapa penduduk desa yang melihat kedatangan Li Jianli dan Guan Lin segera menyingkir untuk memberi keduanya jalan. Li Jianli belum mencapai pintu rumahnya, namun tiba-tiba saja, suara lengkingan tangis terdengar dari arah halaman. Membuat siapa saja yang mendengarnya merasa sangat kesal.“Li'er! Li'er! Bagaimana aku bisa memiliki cucu yang tidak berbakti sepertimu? Kamu mendapatkan banyak uang, tapi kamu malah lebih memilih menghidupi orang luar dan melupakan keluargamu!” seru suara tangis wanita itu.Raut wajah Li Jianli merosot tajam. Tanpa melihatnya, dia sudah bisa mengetahui siapa yang datang untuk membuat kekacauan di rumah. Guan Lin menatap lurus ke arah sumber suara. Dia tidak bertanya apapun kepada Li Jianli, namun dia sudah memiliki tebakan di dalam hatinya.“Nyonya Chu, bagaimana kamu bisa menga
Li Jianli memutar matanya, bergegas membalas perkataan Dong Kaili, “apakah Nyonya Dong ingin mengatakan kalau aku adalah orang yang tidak baik hati karena tidak memaafkan kalian?”Dong Kaili menundukkan kepalanya, menunjukkan wajahnya yang berpura-pura sedih karena perkataan Li Jianli, “Li'er, aku Bibi Pertamamu, mengapa kamu memanggilku dengan sebutan ‘Nyonya’?”Li Jianli menjawab dengan acuh tak acuh, “hubungan keluarga kita sudah lama selesai. Kamu dan aku adalah orang lain, mengapa aku harus memanggilmu dengan panggilan ‘Bibi Pertama’? Aku bahkan masih menyimpan surat pemisahan keluarga dengan baik bersamaku.”Li Labao, yang terbiasa memerintah Li Jianli, merasa sangat tidak senang dengan keberaniannya. Dia ingin segera meminta ibunya untuk memukuli Li Jianli dengan tongkat. Namun kali ini sepertinya dia hanya bisa menahannya dan diam.Keadaan emosional Chu Ning tidak jauh lebih baik. Dia mulai kehilangan kesabarannya. Tapi sekali lagi, demi uang, dia harus menahan lonjakan darah
Hening.Dong Kaili dan Li Labao tertegun.Mulut Chu Ning menganga lebar, tidak menyangka Guan Lin akan tidak mengakui hal ini. Dia menunjuk Guan Lin dengan telunjuknya dan berkata dengan suara terbata-bata saking marahnya, “ini … ini … bagaimana bisa kamu tidak mengakui perbuatanmu?”Guan Lin memegang dagu, menoleh, lalu bertanya kepada penduduk lainnya dengan nada acuh tak acuh, “apakah ada seseorang yang melihatku mematahkan tangannya?”Dia melakukannya dengan sangat cepat, hingga menipu mata semua orang. Selain jaraknya dengan Li Labao yang menjadi lebih dekat, siapa yang benar-benar melihat dia mematahkan bahunya?Penduduk desa yang ada di sana, “....”Baiklah! Kami tidak melihatnya.Mereka hanya memalingkan wajah, berdeham, dan berpura-pura tidak melihat sesuatu yang aneh. Hei! Jangan salahkan kami. Kami benar-benar tidak melihatnya! Wajah Li Labao sudah sangat pucat karena kesakitan, tapi menjadi lebih pucat lagi karena marah. Dia hampir saja memuntahkan seteguk darah, namun t
Xue Ming melambaikan tangannya dengan santai, “tidak masalah, bukan salahmu. Baiklah, kalau begitu aku harus kembali dulu.”“Terima kasih Kepala Desa, hati-hati di jalan,” kata Li Jianli.Xue Ming berjalan pergi. Penduduk desa juga membubarkan diri mereka, berjalan berdua atau bertiga, sambil berbisik membicarakan hal yang baru saja terjadi.Li Jianli menghela nafas pelan. Keluarga Li benar-benar tidak tahu malu sampai ke level yang tidak bisa dia bayangkan. Dia menoleh, menatap wajah keluarga cemas keluarganya satu persatu.Xue Nuan, yang sedari tadi masih berdiri di tempatnya, akhirnya berjalan mendekati Li Jianli dan memeluknya, “jangan dipikirkan, jangan biarkan hatimu sakit.”Li Jianli mengangguk seraya bergumam pelan. Dia tidak sakit hati, dia hanya merasa sedikit tidak nyaman. Mungkin ini adalah perasaan yang tersisa dari pemilik asli tubuhnya.Xue Bao berlari mendekat, memeluk kaki Li Jianli dengan erat, “Bibi, kamu tidak perlu khawatir. Aku pasti akan melindungimu dari orang-
“Bukankah kita akan pergi berburu? Aku menunggu terlalu lama, jadi aku mencarimu ke sini,” jawab Hao Yu.“Berburu?” Li Jianli terbelalak ketika mendengar perkataan Hao Yu. “Tidak! Tidak boleh! Lukamu baru saja sembuh, kamu tidak diperbolehkan terlalu banyak bergerak dulu!”“Tapi ….” Hao Yu ingin mengatakan kalau mereka sudah terbiasa melakukan pertarungan antara hidup dan mati setiap hari. Tidak peduli kamu sedang terluka atau tidak, pertarungan tetap tidak bisa dihindari. Namun sebelum Hao Yu menjelaskan, perkataannya langsung dipotong oleh Li Jianli.“Bukankah aku baru saja menyuruhmu untuk lebih menghargai nyawamu? Mengapa kamu langsung mengingkari janji? Setidaknya tunggu 1 atau 2 minggu lagi!” ujar Li Jianli kesal. Dia lalu menambahkan, “jangan cari aku kalau kamu sampai terluka lagi!”Guan Lin terlihat cemas ketika melihat Li Jianli marah. Dia langsung menepuk lembut punggung Li Jianli seraya berkata, “baiklah, baiklah. Hao Yu tidak akan pergi berburu denganku. Aku akan menyuruh
Guan Lin melompat di detik-detik terakhir. Andai saja dia terlambat, cakar harimau itu pasti akan melukai kakinya.Tubuh harimau di depannya berukuran sangat besar dan dia terlihat kuat. Bulunya berwarna oranye keemasan dengan pola garis-garis gelap di punggungnya. Itu jelas seekor Harimau Siberia dewasa.Guan Lin melihat Harimau Siberia itu mulai memanjat pohon yang dia tempati. Kening Guan Lin berkerut, dia merasa penasaran dengan apa yang sedang dikejar oleh harimau itu. Dia mengulurkan tangannya dan seketika melihat dua bola mata besar sedang melihatnya dengan tatapan penuh permohonan.Seekor rubah putih?Meskipun harimau itu bisa melihat mangsa yang lebih besar, namun dia terlihat sangat dendam terhadap rubah putih kecil yang ada di dalam pelukan Guan Lin. Dia bergumam pelan ke arah rubah putih kecil, “mengapa dia sangat mengincarmu?”Guan Lin kembali melayangkan pandangannya ke arah Harimau Siberia, lalu memicingkan matanya. Terlihat sebuah luka memajang baru yang masih mengelu
“Lin!” Li Jianli berlari keluar halaman dengan penuh semangat. Dia melihat kagum ke arah tubuh harimau besar yang tergeletak di atas tanah, “benar-benar seekor harimau! Kamu tidak tahu betapa takutnya Bibi Lao ketika memberitahuku soal ini!”Tawa nyaring Li Jianli terdengar bergema di halaman, seperti lonceng yang merdu, memasuki telinga Guan Lin dan menetap di hatinya.Guan Lin mengangkat kedua sudut bibirnya, tidak menyembunyikan senyum tipis di wajahnya. Senyumannya semakin melebar ketika Li Jianli berdiri tepat di hadapannya.Li Jianli berjongkok, menyodok mayat harimau dengan jari telunjuknya, lalu memuji, “benar-benar tangkapan yang bagus!”Ya, tubuh harimau sangat berharga. Kulit harimau ini, selain luka pada bagian tengkuknya, bisa dibilang utuh. Bulu ini pasti bisa menjadi mantel yang sangat bagus. Daging dan tulang harimau dipercaya sebagai tonik yang sangat berharga dan langka. Jarang ada pemburu yang mampu memburu harimau, jadi Li Jianli tidak akan terkejut kalau harganya