"Rain, kak Adrian kecelakaan dan mengalami cedera parah. Erick dan Christian tahu semuanya tapi mereka tidak bilang kepadaku," beber Lucy sambil menangis memeluk Rain erat. "Kenapa Erick tega sekali tidak mengatakan hal ini kepadaku?" imbuhnya.Rain terdiam, dadanya terasa sesak mendengar kabar Adrian yang membuatnya iba sekaligus merasa bersalah kepada lelaki yang telah banyak menolongnya saat sedang terpuruk beberapa tahun yang lalu."Ayo kita pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Adrian," ajak Rain cepat."Tapi bagaimana dengan Christian? Dia pasti marah besar kalau pergi tanpa izin darinya?" Lucy terlihat cemas sekaligus takut Christian marah, ia tahu betul bagaimana tabiat sang billionaire yang kasar dan kejam saat sedang marah makanya ia ragu untuk menerima ajakan Rain."Aku tidak perduli dengan Christian!! Adrian pasti membutuhkan kita sekara," kukuh Rain sambil memegang kedua bahu Lucy. "Lucy, kalau kau takut menemui Adrian. Kau tinggal di rumah saja dan tolong jaga Richie, aku
"Dasar berengsek!! Aku akan mencari cara untuk mengalahkan bajingan sialan itu," maki Christian penuh emosi.Christian memukuli, menendang pilar bangunan gedung untuk melampiaskan amarahnya yang sedang tidak terkendali. Dadanya turun naik tidak beraturan dan kebengisan wajahnya jelas terlihat saat ia berhadapan dengan musuh bebuyutannya.Netra Christian terus menatap tajam mobil Juan yang baru saja melintas di hadapannya dan ingin rasanya ia meletakkan bom di dalam mobil musuhnya lalu melihat musuhnya meledak di dalamnya dengan tubuh yang tercerai-berai. Akan tetapi kematian yang sangat mudah tidaklah pantas untuk manusia keji yang telah membunuh banyak manusia tidak berdosa untuk diambil organ tubuhnya."Apa yang harus kita lakukan, Tuan? Juan sangat kebal hukum dan jika dibiarkan begitu saja yang ada malah korban kekejamannya akan semakin bertambah,"ujar Erick."Kalau hukum tidak bisa ditegakkan maka aku sendiri yang akan membuat bajingan itu membayar kekejamannya dengan nyawa," tu
"RICHIE!!" Rain dan Erick berteriak serentak saat melihat sang bocah sedang digendong oleh seorang wanita yang penampilannya seperti gelandangan. Setelah beberapa detik menatap wajah wanita yang membawa Richie pulang kembali. Rain terlihat sangat terkejut oleh kehadiran sang wanita bertubuh kurus yang ternyata adalah .... "Vanessa? Kau ... kenapa kau ada di sini?" Gumam Rain dengan "Jadi ... anak ini adalah putramu, Rain?" Tanya Vanessa memastikan. Christian berjalan mendekati Vanessa lalu diambilnya sang putra dari gendongan sepupu palsu Rain sambil berkata. "Ya, Richie adalah putra kami. Putraku dan Rain!!" Tegasnya. "Rain ... tolong aku," pinta Vanessa sambil berjalan maju mendekati Rain. "Jangan ganggu aku lagi," ucap Rain sambil berjalan mundur ke belakang lalu bersembunyi di balik tubuh kekar Christian untuk meminta perlindungan. "Christian, cepat usir wanita itu dari sini. Aku tidak ingin melihatnya lagi," imbuhnya dengan tubuh gemetaran. "RAIN!! Kau sungguh tidak tahu di
"Selamat pagi, Christian." Rain memeluk tubuh kekar Christian dari belakang sambil mencium punggung kokoh nan kuat.Rain memeluk erat sambil menghirup aroma sabun yang menguar dari punggung Christian yang masih terasa basah karena Christian baru saja selesai mandi, tangan halusnya merabai dada lalu turun ke perut sixpack sang billionaire dan berhenti di sana. Rain bisa merasakan liatnya otot-otot kekar Christian dari sentuhan-sentuhan tangan lembutnya yang membuat pikirannya, tangannya bergerak turun ke bawah menuju junior gagah akan tetapi Christian dengan cepat menghentikan tangannya."Hmm ...."Rain mengerutkan dahi dan ia tampak kesal karena sapaan serta sentuhan nakalnya mendapat tolakan yang tidak biasa dari Christian. "Christian, ada apa denganmu? Tumben sekali kau menolakku, bukankah biasanya kau yang selalu memaksaku?"Christian terdiam sejenak untuk mengolah emosi serta rasa cemburunya yang telah ia simpan semalaman saat Rain menyebut nama pria lain dalam tidur, ia hanya ing
"Christian, aku ingin bicara sebentar denganmu." Rain meraih tangan Christian lalu menariknya ke belakang sehingga tadinya mereka berjalan di depan kini malah tertinggal di belakang."Ada apa?" Tanya Christian."Tolong jangan buat keributan apapun dengan Adrian, kau boleh menghukumku kalau kau masih marah denganku tapi aku mohon jangan sakiti Adrian," pinta Rain dengan wajah memelas dan mengharapkan belas kasihan dari Christian.Christian menghela napas panjang sambil menatap manik hazel indah wanitanya. "Aku tidak akan melakukannya, percayalah kepadaku.""Berjanjilah kepadaku," pinta Rain."Ya, aku janji." Ucap Christian sambil mengusap lembut kepala wanitanya."Terima kasih, Christian."Christian tersenyum lalu ia menggenggam erat tangan Rain sambil sesekali mencium punggung tangan wanitanya, keduanya berjalan beriringan sambil bergandengan tangan seperti pasangan remaja yang sedang dimabuk asmara dan meninggalkan Richie yang sedang dibawa oleh Chen dan Hall serta beberapa pengawal
"ADRIAN, BUKA MATAMU DAN CEPAT BANGUN!! BANGUN ADRIAN!!" Teriak Christian sambil terus berusaha melakukan pertolongan pertama kepada Adrian yang mengalami henti jantung.Rain, Erick dan Lucy bergegas masuk ke dalam ruangan setelah keadaan aman akan tetapi yang mereka lihat kini sangat tidak terduga. Jantung Rain dan Lucy seakan berhenti berdetak melihat kondisi Adrian yang memilukan hingga membuat tangis kedua wanita cantik itu pecah."ADRIAN!!""Kak Adrian!!""Adrian, buka matamu, bodoh!! Kau tidak boleh mati secepat ini," teriak Christian sambil terus melakukan pertolongan."Kak Adrian!!" Lucy menangis histeris, ia berjalan mendekati ranjang kakaknya dengan langkah terhuyung-huyung tapi Erick langsung menariknya hingga tubuhnya menabruk pelan tubuh atletis Erick. "Erick!! Kak Adrian," lirihnya."Adrian akan baik-baik saja," hibur Erick.Seorang dokter spesialis, beberapa dokter magang dan dua perawat berlarian masuk ke dalam ruang perawatan Adrian, mereka langsung mengambil alih tin
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung