"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
“Cepat bayar utangmu U$ 5 juta atau rumah dan putrimu akan kami ambil untuk dijadikan sebagai penebus utang,” desak anak buah Christian setelah menghajar Ruben hingga babak belur. Ruben merangkak mendekati Christian, sang billionare muda berhati dingin dan kejam. Lelaki tua yang doyan berjudi itu memeluk erat kaki Christian untuk memohon sedikit pengampunan. “Tolong jangan ambil putriku, Tuan. Aku akan segera membayar utangku secepatnya,” ujar Ruben. Christian mengibas kasar kakinya hingga Ruben terjengkang ke lantai, ia kesal setengah mati karena sepatu kulitnya seharga puluhan ribu dollar menjadi kotor terkena tetesan darah Ruben. “Sial!! Kau telah mengotori sepatuku, pergi!! Menjauh dariku!!” “Tuan Christian, bagaimana kalau anda ambil saja keponakanku sebagai penebus utang? Aku mempunyai keponakan yang sangat cantik melebihi putriku, anda bisa menjadikan keponakanku sebagai wanita penghangat ranjangmu,” tawar Ruben tak mau menyerah. “Memangnya keponakanmu secantik apa sehingga
Christian mendekatkan wajahnya ke wajah Rain, bersiap untuk melumat bibir merah alami bagaikan bunga mawar merekah di pagi hari yang begitu menggugah hasratnya.Naluri kelaki-lakiannya semakin bangkit saat ia merasakan kulit tubuhnya tersentuh oleh tubuh sang gadis yang terus meronta-ronta di bawahnya.“Tolong lepaskan aku!! Aku punya tabungan pendidikan, aku akan memberikannya kepadamu dan aku juga akan bekerja keras mencari uang untuk membayar semua hutang paman Ruben," tawar Rain sambil menangis tersedu-sedu.Bibir Christian telah menyentuh bibir ranum Rain, namun, lelaki itu tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk melumat bibir sang gadis.Manik biru lelaki gagah itu menatap wajah sang gadis yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tampak diam membeku beberapa detik lalu setelah itu barulah Christian melepaskan cengkeraman tangannya dari pergelangan tangan Rain.Christian turun dari ranjang dan langsung menyambar kimono tidurnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh beroto
"SEDANG APA KAU BERKELIARAN MALAM-MALAM BEGINI!! CEPAT KEMBALI KE KAMARMU ATAU AKU AKAN MEMBERIMU HUKUMAN!!" Teriak Christian, emosi.Rain hanya menundukkan kepalanya dan ia berlari kencang menuju ke kamarnya tanpa berani menatap ataupun menoleh ke arah Christian."Dasar gadis berengsek!!" Umpat Christian, emosi.Wanita cantik teman kencan Christian mengusap dada kokoh sang billionare, kembali menggoda sang lelaki untuk melakukan penyatuan yang sempat terganggu. Meskipun mood Christian sudah buyar akan tetapi ia tetap melanjutkan bercinta dengan wanita seksi di hadapannya karena sudah kepalang tanggung jika tidak diteruskan.Christian membopong tubuh wanitanya kembali ke kamar agar tidak ada lagi yang bisa mengganggu kencan panasnya, meskipun tubuhnya sedang sibuk bersama dengan wanita lain di atas ranjang panasnya akan tetapi pikirannya terus melayang memikirkan Rain yang memergokinya sedang bercinta. Christian terus terbayang-bayang ekspresi wajah Rain yang tampak ketakutan bercampu
Christian tidak memiliki pilihan lain, ia terpaksa membuka semua baju Rain dan tidak menyisakan satu helai benang pun yang menempel di tubuh sang gadis. Christian juga membuka pakaiannya lalu memakaikan kemejanya di tubuh Rain, dengan susah payah ia membuat api unggun dengan membakar potongan-potongan kayu yang berserakan di dalam gudang untuk menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin yang menusuk ke tulangnya.Christian mendekap erat tubuh Rain yang masih menggigil kedinginan, mantel bulu tebal dan besar miliknya ia gunakan untuk selimut. Christian mengeringkan pakaian Rain dengan mendekatkannya di api unggun, lelaki bertubuh jangkung itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Rain untuk saling menghangatkan tubuh."Shit!!" Umpat Christian ketika ia menatap bibir ranum Rain.Jantung Christian berdebar kencang ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan tubuh sang gadis, ia mati-matian menahan buncahan hasratnya yang membuat kepala serta seluruh tubuhnya berdenyut. Christian memang
"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya."Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix."Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha."Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya."Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi."Erick, ce
Christian kini dalam masalah besar, saham perusahaannya terus merosot karena kabar palsu yang tersebar di seluruh penjuru Amerika yang mengatakan kalau dirinya sudah berkali-kali meminta wanita teman kencannya untuk aborsi saat mengandung. Sontak saja, tuduhan yang diarahkan kepada Christian mendapatkan kecamandari komnas perempuan dan anak-anak.Saham perusahaan Christian kian merosot karena ia dinilai tidak mau bertanggung jawab, kredibilitasnya sebagai pengusaha kini dipertanyakan, sang Billionare tampan berhati dingin itu pun dicap sebagai pria berdarah dingin yang tega membunuh nyawa tak berdosa."Ini pasti ulah kedua bajingan itu," tebak Christian yang mengarah kepada Fellix dan Anthony."Apakah kita perlu melakukan konferensi pers untuk klarifikasi?" Tanya Erick."Konferensi pers bukanlah gayaku," tolak Christian."Tuan Christian, kita tidak bisa terus membiarkan masalah ini berlarut-larut atau perusahaan yang Tuan sudah susah payah bangun akan hancur begitu saja," ucap Erick.