"Siapa yang menjemputmu saat kau kabur? Wanita berambut pirang itu mengatakan kalau pemilik mobil Tesla biru yang menjemputmu," tanya Christian."Gawat!! Kalau aku mengatakan Adrian yang menjemputku maka tidak hanya aku saja yang akan dihabisi oleh Christian tapi juga Adrian, aku tidak akan membiarkan Adrian terkena masalah karena aku," ucap Rain di dalam hati.Rain hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya, gadis berbibir tipis mungil itu masih terdiam dan belum mau menjawab pertanyaan Christian karena ia sedang memikirkan jawaban dari pertanyaan sang billionaire kejam."Rain ... apakah kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku? Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Christian memegang dagu Rain lalu mengangkatnya dengan kasar hingga wajah sang wanita kini terangkat dan menatap ke arahnya."Apakah ada jaminan kalau kau tidak akan menyiksaku lagi kalau aku mengatakan yang sebenarnya? Kalau aku mengatakan teman wanita, apakah kau akan percaya dengan ucapanku? Kau adalah laki-laki pe
Netra Erick membelalak saat melihat semua chef serta para pelayan dan asisten chef mati terkapar dengan bersimbah darah kecuali seorang pelayan pria yang terlihat sedang sekarat. Erick berjalan mendekati sang pelayan dan ia mencoba mendengarkan suara lirih yang keluar dari mulut sang pelayan. "Siapa yang melakukan ini?" Tanya Erick. "Wanita beram ... but ... pirang ... ya ... ng ... berna ... ma ... Ro ... Rose." Si pelayan tewas dengan mata membelalak. Erick mengusap kelopak mata sang pelayan hingga kembali terpejam dan saat ia akan melangkah keluar, ia melihat sebuah botol kecil yang tergeletak di lantai. Lelaki bertubuh jangkung itu mengambil sarung tangan karet yang tergeletak di lantai lalu ia mengambil botoi kecil tersebut lalu mengamatinya. "Racun ....? Fuck!! Jadi mereka hendak meracuni tuan Christian," ujar Erick sembari membungkus botol bekas yang masih menyisakan seperempat botol bubuk racun di dalamya dengan menggunakan plastik yang ia ambil dari atas meja. Erick berge
Christian melihat tubuh sang bodyguard meluncur turun ke arahnya dengan kecepatan tinggi sehingga ia langsung berguling ke samping sambil memegangi kepala Rain, sang billionaire kejam itu memakai kedua lengan kekarnya untuk menopang bobot tubuhnya agar tidak menindih tubuh wanitanya. Netra Christian membulat sempurna saat melihat kondisi sang bodyguard yang ternyata sudah tewas dengan tubuh bagian depan serta bagian wajah dipenuhi lubang bekas tembakan peluru."Tuan Christian, mobil sudah siap. Kita harus membawa Rain ke rumah sakit," ucap Erick."Bantu menurunkan Rain, Erick."Erick membantu Christian menurunkan Rain, sempat mengalami kesulitan tapi akhirnya mereka berdua berhasil membawa Rain masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit. Tak hanya Rain saja yang mendapatkan penanganan tapi Christian juga mendapatkan penanganan medis akibat mengalami cedera di beberapa bagian tubuhnya."Tuan Christian, apakah anda membawa sampel makanan yang dibubuhi racun? Kami sedang berusaha men
"Bagaimana ini, Tuan? Mike telah kembali dan kita kalah jumlah? Apa kita serang saja mereka semua sekalian?" Tanya Erick dengan ekspresi cemas."Apa kau bodoh?! Mana mungkin kita bisa menyerang mereka sekaligus? Kita harus melarikan diri," ketus Christian.Erick hanya menatap Christian dengan tatapan yang tidak bisa diartikan dengan kata-kata. "Mealrikan diri? ini bukanlah gaya anda," ujarnya."Ini bukan soal gaya atau kebiasaan, bodoh!! Ini tentang cara bertahan hidup, kita pergi ke belakang dan mencari jalan keluar," timpal Christian.Christian dan Erick berlari menuju ke belakang rumah untuk mencari jalan keluar, tapi setelah mereka berdua berhasil menemukan pintu belakang, di sana ada dua penjaga yang sedang berjaga-jaga sambil meminum alkohol dan merokok. Erick dan Christian bergerak cepat dengan menyergap kedua penjaga bertubuh kekar sehingga pergumulan keempat pria dimulai.Christian mencekik lawannya lalu membanting tubuh kekar ke tanah lalu menembak dada sang pria hingga tewa
"Dokter Adrian, sedang apa kau di sini? Kenapa wanitaku menangis seperti itu, apa yang telah kau lakukan kepadanya?" Christian tiba-tiba masuk dan langsung memberondong Adrian dengan banyak sekali pertanyaan.Adrian terkejut tapi ia masih bisa mengendalikan ekspresi wajahnya, tapi hal yang berbeda justru terlihat dari wajah Rain yang tidak bisa menutupi ekspresi kekagetannya. Rain dan Adrian tidak menyangka kalau Christian akan kembali dalam waktu yang sangat singkat dan memergoki mereka berduaan di dalam kamar."Aku ... aku ..." Otak Adrian tiba-tiba blank sehingga ia tidak bisa berpikir sebuah alasan untuk membungkam Christian."Aku tadi memencet tombol untuk memanggil dokter karena aku masih merasakan efek dari racun itu, dan Adrian baru saja memeriksaku," timpal Rain, cepat.Christian masih menatap Adrian dengan penuh curiga karena ia tahu kalau Adrian adalah dokter bedah, ia berjalan mendekati ranjang Rain sambil terus menatap Adrian dan wanitanya secara bergantian. "Dokter bedah
Hidup Rain terus saja dibayangi oleh pamannya yang serakah dan selalu ingin merebut sang keponakan untuk ia jadikan sebagai mesin pencetak uang, setelah ia berhasil menjual keponakannya kepada Christian, rasa untuk semakin menggunakan tubuh Rain sebagai mesin pencetak uang semakin menggebu-gebu di otak Ruben sehingga ia terus saja mengikuti dan mengintai Rain kemanapun sang keponakan pergi. "Jangan dekati aku lagi atau Christian akan membunuhmu, Paman!!" Bentak Rain. "Christian, membunuhku? Si keparat itu tidak akan pernah bisa membunuhku," timpal Ruben sembari mendekat ke arah Rain. Rain teringat dengan ucapan Christian tentang cara membela diri jika terdesak, perempuan cantik bermata besar yang sedang memakai seragam pasien reflek menendang junior Ruben hingga lelaki gertubuh gempal itu langsung memekik kesakitan. "Arrrgghhh!! FUCK!! SIALAN KAU, RAIN!!" Dengan tangan yang gemetaran, Rain melepaskan selang infus di tangannya agar tidak merepotkannya saat sedang melarikan diri dan
"Rain, ini ada flash disk dan di dalamnya terdapat salinan materi yang disampaikan dosenmu di kelas dan aku juga sudah meminta beberapa materi yang kemungkinan besar akan keluar dalam ujianmu. Selamat belajar," ucap Erick sembari menyerahkan beberapa buku tebal kepada Rain."Tapi aku hanya meminta catatan saja," balas Rain."Kau akan kesulitan membaca tulisan temanmu, baca itu saja karena dosenmu sendiri yang memberikannya kepadaku," timpal Erick."Dosen? Semua Dosenku sangat tegas dan ketat, mereka tidak akan mau memberikan data ini kepada siapapun. Apakah kau mencurinya?" Rain menatap Erick dengan tatapan menuduh."Enak saja!! Jangan asal menuduhku, kalau hanya mendapatkan materi kuliah seperti ini itu masalah mudah bagiku. Dasar anak kecil suka sekali main tuduh sembarangan," sengit Erick tak mau kalah."Lalu bagaimana caramu mendapatkan materi kuliah ini?" Tanya Rain dengan tatapan penuh selidik."Itu ... rahasia. Jangan banyak tanya atau tuan Christian akan menghukummu kalau tahu
"Christian, apa kau sedang sibuk? Bolehkah aku minta tolong kepadamu?" Rain membuka pintu ruang kerja Christian dan ia hanya memasukkan kepalanya saja melalui celah pintu.Christian hanya melirik Rain melalui sudut ekor matanya saja lalu ia kembali sibuk dengan laptopnya. "Apa?! Cepat katakan saja apa yang kau mau karena aku sedang sibuk," ucapnya tanpa menoleh pada Rain."Ada beberapa soal yang tidak aku mengerti, apakah kau mau membantuku untuk menyelesaikannya?" Jawab Rain."Masuk saja, jangan membuat kepalaku pusing dengan hanya memunculkan kepalamu seperti hantu Kuyang," ujar Christian dengan ekspresi wajah dingin dan datar.Rain tersenyum lebar, kaki jenjangnya berlari kecil memasuki ruang kerja Christian dan ia langsung duduk di kursi berhadapan langsung dengan sang Billionaire. Rain langsung menyodorkan salinan materi yang didapatnya dari Erick ke hadapan Christian sembari menunjuk bagian soal yang ia tidak mengerti."Ini dia yang membuat kepalaku sakit karena aku tidak menger