Musim dingin telah berlalu dan kini telah memasuki musim semi dimana bunga-bunga mulai bermekaran, tidak ada lagi salju yang turun atau menutupi jalanan dan musim favorit Rain kini telah berganti. Manik hazel indah menatap nanar bunga-bunga indah yang sedang bermekaran di taman, Rain berdiri di depan jendela kaca sambil menyandarkan kepalanya di dinding, raganya memang sedang berada di dalam kamar akan tetapi pikirannya terus terbayang kejadian saat dirinya hampir digagahi oleh Alex.Rain tidak sadar kalau sejak tadi ia terus diperhatikan oleh sepasang mata yang terus menatap tajam ke arahnya, ia terlonjak kaget saat tangan kekar tiba-tiba melingkar di perut rampingnya. "Christian, kau membuatku kaget.""Kenapa? Kau sedang melihat apa? Sampai kau tidak sadar kalau tadi tadi aku terus memperhatikanmu," tanya Christian sembari menciumi pundak serta leher harum wanitanya."A ... aku sedang melihat bunga-bunga di taman," jawab Rain."Jadi, kau sangat menyukai bunga-bunga itu dari pada aku
"Jangan pernah mengganggu Rain dan tuan Christian lagi atau aku akan membuatmu menderita kerugian yang sangat besar," tegas Erick."Apa itu sebuah ancaman? Semakin kau mengancamku maka aku akan semakin tertantang untuk mengganggu Christian dan Rain," tantang Alex. "Apa kau tahu, Erick? Bibir Rain dan puting payudara Rain terasa sangat manis sehingga sekarang ini aku menjadi ketagihan dengan tubuh gadis itu," imbuhnya.Rahang Erick mengeras dan ia tersenyum sinis, diambilnya foto-foto panas Rain lalu dibakarnya dengan menggunakan korek yang ia ambil dari atas meja Alex. Foto yang terbakar ia lempar ke sofa dan juga meja kerja musuhnya hingga ruangan kerja Alex mulai terbakar dan berasap."FUCK YOU, ERICK!! BERANI SEKALI KAU MEMBAKAR RUANG KERJAKU!!" Teriak Alex."Anggap saja ini sebuah peringatan awal dariku untukmu dan aku akan membakarmu hidup-hidup kalau kau berani menantangku lagi," jawab Erick lalu ia berjalan keluar dari ruangan Alex dengan gayanya yang santai.Erick tampak terke
"Rain, kau kenapa? Apa kau sedang sakit atau tidak enak badan?" Christian memegangi rambut Rain agar tidak terkena muntahan sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap lembut punggung wanitanya.Rain tidak menjawab pertanyaan Christian karena ia masih muntah-muntah di wastafel, perempuan bertubuh mungil itu membasuh wajahnya dengan air setelah ia selesai dan wajahnya terlihat sedikit pucat. "Aku baik-baik saja, mungkin aku sedang mabuk laut makanya aku muntah seperti ini," jawabnya.Christian mengambil jubah mandi yang ia gunakan untuk menutupi tubuh molek wanitanya, dengan hati-hati ia memapah Rain kembali ke ranjang lalu mengambil segelas air putih yang ia minumkan ke Rain. "Kenapa tiba-tiba mabuk laut? Bukankah kemarin kau baik-baik saja saat di kapal pesiar?""Karena kapal pesiar kemarin lebih besar dan tidak terlalu bergoyang saat dihantam ombak, tapi kalau superyacht milikmu ...." Rain tidak melanjutkan ucapannya lalu terdiam, di tengah kesunyian di antara mereka berdua y
"Rain!! Apa yang sedang kau lakukan di kamar mandi?! Kenapa kau mengunci pintu?" Christian membentak Rain sambil mencengkeram kasar lengan langsing wanitanya begitu masuk ke dalam kamar mandi.Rain menyembunyikan testpack kehamilannya di tangannya yang lain dan ia menatap wajah Christian dengan wajah ketakutan. "A ... aku ... baru bu ... buang air besar ... makanya aku mengunci pintunya agar kau tidak bisa masuk ke dalam," jawabnya dengan suara tergagap."Aku sudah hapal setiap lekuk tubuhmu, jadi kenapa mau masih malu kepadaku?! Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku sampai harus mengunci pintu?" Christian menatap wajah Rain dengan tatapan penuh selidik."Tidak!! Aku benar-benar tidak ingin kau melihatku saat sedang buang air, Christian. Aku mohon jangan menuduhku dengan tuduhan yang macam-macam," jawab Rain.Christian menghempaskan lengan Rain dengan kasar dan tentu saja ia masih menatap wajah wanitanya dengan tatapan penuh curiga. "Jangan pernah membohongiku atau menyembunyik
"Jangsan siksa lagi, aku sedang hamil, Christian!!" Rain akhirnya mengakui kehamilannya kepada Christian untuk menghentikan siksaan kejam sang billionaire yang telah membuat sekujur tubuhnya dipenuhi luka."Hamil? Kau?" Christian memekik, netranya melotot dan kekejamannya berhenti sejenak. "KATAKAN KEPADAKU BAGAIMANA KAU BISA HAMIL PADAHAL KAU SUDAH SUNTIK KONTRASEPSI DAN ... ANAK SIAPA YANG KAU KANDUNG?!!" Christian terus meneriaki Rain hingga urat di lehernya mencuat ke permukaan kulitnya.Rain yang sedang terbaring lemas di lantai dengan tubuh yang dipenuhi luka cambukan menatap wajah Christian dengan sorot mata yang dipenuhi ketakutan. "Aku lupa untuk suntik kontrasepsi dan selama jeda waktu 30 hari itu kita terus berhubungan intim tanpa pengaman apapun," bebernya."FUCK FUCK FUCK!!! Apa kau sedang menjebakku? Ternyata kau gadis yang sangat licik, Rain!!" Christian berjongkok di hadapan Rain sambil menatap wanitanya dengan tatapan penuh kebencian."Tidak ... aku tidak pernah berpi
"Suatu hari nanti kau akan menyesali semua perbuatanmu kepadaku dan saat hari itu tiba maka semuanya sudah sangat terlambat. Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu, Christian Abraham!!" Rain menatap penuh kebencian pada Christian."Tidak akan!! Seorang Christian Abraham tidak akan pernah menyesali semua keputusannya," balas Christian."Baik!! Pegang ucapanmu baik-baik," timpal Rain sambil menatap mata Christian dengan tatapan penuh amarah, kebencian serta dendam."CEPAT, LEMPAR PELACUR ITU KELUAR DARI RUMAHKU!!" Titah Christian dengan penuh amarah.Hall dan Simon memapah Rain keluar dari kamar Christian. Samantha yang merasa iba bergegas mengambilkan mantel dan ia mengambil dua buku rekening tabungan Rain lalu memasukkannya ke dalam tas gadis bermata hazel. Pelayan wanita itu berjalan mengendap-endap menyusul kedua pria lalu memberikan mantel dan juga tas yang dibawanya kepada Rain, Samantha kembali masuk ke mansion karena ia tidak ingin mendapatkan masalah yang bisa membahayakan peker
"Erick!! Apa maksud ucapanmu, Vanessa adalah sepupu Rain? Apa kau mengenal sepupu Rain?" Christian menatap Erick dengan tatapan penuh selidik."Apakah anda masih ingat gadis gila yang menyerang Rain di kampus? Dia ternyata adalah sepupu Rain yang bernama Vanessa," jawab Erick."Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku? Bukankah aku pernah menyuruhmu untuk mencari tahu tentang gadis yang sudah menyerang Rain?!" Christian yang kesal langsung mengomeli Erick tanpa mau mendengarkan penjelasan Erick."Maafkan saya, Tuan."Christian berdiri dari kursi lalu ia berjalan mendekati pintu. "Lupakan!! Aku sendiri yang akan menjemput Vanessa dan membawanya pulang kemari," ujarnya."Tunggu tuan Christian!! Anda mau pergi kemana? Saya masih belum selesai menjelaskan tentang data-data Vanessa," cegah sang detektif."Apa maksudmu belum selesai? Bukankah ini sudah jelas bahwa sepupu Rain adalah gadis yang selama ini aku cari? Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan aku harus membawanya ke sini sekarang
Tubuh Christian seketika lemas setelah mendapati kenyataan yang tidak ia sangka sama sekali, gadis yang selama ini ia siksa dan perlakukan seperti budak pemuas hasrat ternyata adalah gadis yang selama ini cintai. Nasi sudah menjadi bubur, sang billionaire kejam telah membuat kesalahan fatal dengan mengusir Rain seperti seorang pengemis setelah ia siksa habis-habisan."Aku memang sangat bodoh!! Kenapa aku tidak bisa mengenali Rain padahal selama ini aku selalu melihat kemiripan antara Vanessa dan Rain?" Christian terlihat sangat menyesal dan itu terlihat jelas pada ekspresi wajahnya."Setelah kecelakaan mobil yang menewaskan nyonya dan tuan Smith, nona Vanessa tidak hanya kehilangan orang tuanya tapi juga kehilangan ingatannya sehingga Ruben memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadinya," beber sang detektif."Apa maksud anda? Keuntungan pribadi?" Tanya Erick."Ruben bukanlah paman nona Vanessa, mereka bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali. Ruben dulunya hanya bekerja seb