Suasana tiba-tiba terasa senyap, hingga terdengar helaan nafas, “Hahh… Akhirnya Kak Cecil mengatakannya!” ujar Reynard menatap sang kakak.“Huft… Kamu tahu Kak? Betapa susahnya kami berpura-pura tidak tahu di depan Kak Cecil?” sambung Arion.“Eh??” Cecilia melongo tak percaya mendengar jawaban dari Reynard dan Arion.Emily tersenyum tipis begitu juga Eleanor yang ikut menghela nafas, “Kak…” gumamnya sambil memicingkan mata, “bahkan kami bisa menebak kapan Kak Cecil dan Felix jadian!"Cecilia sontak membelalakkan matanya dan menoleh ke arah Felix, meminta penjelasan dari sang kekasih, "Fel...? Kamu?!”“Tunggu! Bukan aku sayang! Serius! Sungguh!” sahut Felix cepat sambil mengangkat tangannya dan membentuk dua jari.“Lalu…?” Cecilia masih memicingkan matanya, curiga kepada Felix.“Pffft… Kak Cecil…” suara lembut Emily menyita perhatian Cecilia, sehingga membuat dirinya menoleh ke arah suara Emily.“Iya…?”“Kak… Kami semua bisa menebaknya, karena…” Emily menggantung kata-kata sambil melir
Arion dan Felix terperangah, sama-sama kesulitan menelan saliva mereka, “Uncle Max….?” gumam mereka bersama. “Iya, itu syarat yang diberikan uncle Max untuk menunjukkan keseriusanku kepada Lea,” jawab Reynard. “Sayang, duduk dulu.” Ujar Emily menarik lembut tangan suaminya. Cecilia pun menyuruh Felix untuk duduk dan berbicara dengan tenang. Begitu Arion dan Felix duduk, Reynard kembali menceritakan bagaimana ia menemui Uncle Max dan meminta restu kedua orang tua kekasihnya. “Jadi, kau mengiyakan syarat dari uncle?” tanya Arion. Reynard mengangguk, “Apa aku dalam posisi bisa menolak?” jawabnya sambil tersenyum tipis. Emily berdiri dan mendekati Eleanor, “Hey… Are you okay?” Dengan gelengan kepala yang lemah, Eleanor menyambut Emily dan memeluk pinggang Emily, “No, I’m not ok, Em.” Reynard berdiri dari duduknya, “Duduk di sini, Em.” Ujarnya memberikan waktu kepada Emily dan Eleanor. “Thank you.” Emily duduk dan memeluk Eleanor. Cecilia yang memang duduk di sisi Eleanor langsu
Dua hari pun berlalu begitu cepat, di laboratorium yang sangat tertutup itu, ada seorang wanita berhasil menjelajahi beberpa titik laboratorium milik Profesor Graaf. Dan tepat hari ini, sesuai kesepakatan Rafael sudah harus masuk ke laboratorium utama, di mana ia akan melakukan operasi dan semua aktifitas yang katanya akan mengubah hidup Rafael. Naina sendiri tidak tahu apa yang hendak Profesor Graaf akan lakukan kepada Rafael. “Tuan muda, apa Anda akan baik-baik saja jika aku tidak ada disini?” tanya Naina lembut saat masih bersama Rafael di dalam kamar. Rafael berdecak cukup kesal, “Ya entahlah! Kenapa profesor gila itu gahrus mengirimmu kembali! Bagaimana jika aku ingin seks?!” Naina ingin sekali mencabik mulut Rafael yang hanya memikirkan seks saat bersamanya. Ya, Naina selama dua hari di laboratrium ia harus melayani dua pria sekaligus, Rafael dan pengawal yang berhasil ia rayu, Dart. Untuk Rafael sendiri ia tidak kelelahan sama sekali, tapi jika dia bersama Dart, tenagany
Setelah itu Naina dapat mendengar suara derap langkah berat masuk ke dalam mobil dan meraih tangannya, “Saya hanya melakukan prosedur!” seru Dart kepada Naina sembari memborgol satu pergelangan tangan Naina dan yang satunya ia kaitkan di hand grip mobil.Naina hanya membalasnya dengan anggukan kepala sebagai jawaban. Terlihat jelas sekali jika Dart sengaja tidak memborgol kedua tangannya.Tidak lama kemudian ia dapat mendengar suara pintu mobil yang di tutup. Menunggu beberapa menit akhirnya ia dapat merasakan mobil mulai berjalan.Naina yang saatini hanya berdiam diri mulai memikirkan apa saja yang ia harus lakukan untuk memanfaatkan kesempatan besar yang ia dapatkan saat ini.Naina yang sebenarnya memiliki identitas sebagai spy dari salah satu mafia besar di kota Amsterdam tengah menyamar di kediaman Fabio yang mereka ketahui jika Fabio terkait dengan sebuah orgnanisasi besar yang mereka cari.Naina yang awalnya ingin menjadi seorang perawat baik hati dan lembut akhirnya mengubah pl
Nao atau Naina segera memakai pakaiannya dan kembali masuk ke dalam kamera di alat komunikasinya. Di sana sudah duduk Mr. B, Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta yang menunggu laporannya. “Hmm, sebelum itu, apa pria di sampingmu itu aman?” “Sangat aman Nona Alpha! Dia akan tertidur beberapa jam ke depan.” Sahut Nao (Naina). Alpha mengangguk dan membiarkan Nao melanjutkan laporannya, “Jadi selama dua hari saya berada di laboratorium, tidak ada gerakan aneh dari para tim medis. Dan saya kesulitan untuk masuk ke dalam karena keamanan mereka yang cukup ketat, bahkan para pengawal luar dan pengawal di dalam laboratorium di bedakan oleh Profesor Graaf.” “Jadi bagaimana cara kita untuk bisa masuk ke dalam area dalam laboratorium.” Tanya Alpha. “Kalau untuk itu tinggal saya serahkan kepada Nona Beta, kamera pengintai versi terbaru dari Nona Beta sudah aku masukkan ke dalam tubuh Rafael.” “Begitu juga dengan pria ini Nona, aku hanya bisa memberikannya kepada dua orang, dikarenakan
Berbeda dengan keadaan di Berlin, hari ini, sesuai kesepakatan. Reynard akan pergi mengikuti pelatihan. Pria itu baru saja mendarat di Bandara Internasional Berlin Brandenburg dengan menggunakan private jet milik Arion, private jet yang membawanya kembali dari Amsterdam. Setelah menghabiskan dua hari dua malam bersama sang kekasih hati. “Rey...” Panggilan lembut membuat Rey menoleh, menatap kekasihnya yang tengah memeluk lengannya. “Iya beib?” “Baik-baik di sana, hmm?” Reynard tersenyum dan mengangguk, “Iya, kamu juga baik-baik disini, hmm?” Setelah menghabiskan waktu dua malam yang intim, berbicara dari hati ke hati. Eleanor mulai bisa menerima keputusan yang di ambil oleh Reynard. Meskipun berat, inilah ujian untuk hubungan mereka. Ia sadar dengan kebijakan sang Ayah setelah kata-kata yang dikeluarkan oleh Reynard saat mereka pillow talk, “Aku mungkin melakukan hal yang sama jika aku memiliki seorang putri nantinya, jika ada seorang pria tengil dan mengabaikan putriku selama
Tibalah Arion dan Emily di mansion Harold. Di mana saat pintu terbuka, terlihat lukisan yang begitu indah menyambut mereka. Lukisan yang di buat oleh seseorang yang begitu menghargai Bella, memberikan hadiah tersebut.“Kak Arion...!” seru gadis berambut blonde sambil melambaikan tangan ke arah Arion, tersenyum begitu manis dan bahagia melihat kedatangan Arion.“Kak emily!” Sophia pun menyambut Emily dengan senyum bahagia.“Haii Sophia... Long time no see... Kamu semakin cantik, sayang!” sambut Emily kepada Sophia.Sophia segera berdiri dan berlari kecil menghampiri Arion dan Emily, ia masuk ke dalam pelukan Emily, “Kak Emily juga semakin cantik! Dan oh my! Perut kakak?” seru Sophia dengan mata berbinar-binar melihat perut Emily yang kian membesar.“Hahhaha...”“Iya, gendut ya?”Sophia menggelengkan kepalanya, No. No. No.! Ini sangat menggemaskan!” serunya senang sambil mengusap perut Emily.“Hah, ternyata kau menyuruh kami datang karena ini!” imbuh Arion.Sophia mendongak ke atas dan
“Uncle Gerald... Aku ingin bertanya pada uncle tentang siapa sebenarnya Steve dan Jennifer?!”Pertanya frontal yang tanpa ragu Arion layangkan kepada Gerald.“What??? Apa yang baru saja kau bilang?!” pekik Gerald. Kemudian terdengar ia berbicara, “Baby, tunggu dulu. Arion sepertinya ingin berbicara hal penting.”“Iya uncle, aku sudah tahu siapa Steve dan Jennifer, jadi jangan lagi uncle tutupi, ceritakan apa yang uncle ketahui!”“Astagaaa Arion! Your Dad bisa membunuhku!”“Aku tidak peduli uncle, kalau tidak aku akan memberitahu aunty Irene tentang status uncle yang sebenarnya!”“Shit! Kau sudah bisa mengancamku Arion!”“Well, terpaksa! Karena saat ini hanya uncle yang bisa memberikan aku jawaban!”Gerald menghela napas berat, “Baiklah! Uncle akan menceritakan tentang uncle bersama wanita yang bernama jennifer dan pria bernama Steve. Tapi uncle harap, kamu tidak menyalahkan apapun lagi, karena semua itu sudah menjadi masa lalu.”“Hmm, baik uncle.” Jawab Arion cepat, mengiyakan. Tapi w