Vote yang banyak kesayangann ~~ And happy reading💖💖
Setelah itu Naina dapat mendengar suara derap langkah berat masuk ke dalam mobil dan meraih tangannya, “Saya hanya melakukan prosedur!” seru Dart kepada Naina sembari memborgol satu pergelangan tangan Naina dan yang satunya ia kaitkan di hand grip mobil.Naina hanya membalasnya dengan anggukan kepala sebagai jawaban. Terlihat jelas sekali jika Dart sengaja tidak memborgol kedua tangannya.Tidak lama kemudian ia dapat mendengar suara pintu mobil yang di tutup. Menunggu beberapa menit akhirnya ia dapat merasakan mobil mulai berjalan.Naina yang saatini hanya berdiam diri mulai memikirkan apa saja yang ia harus lakukan untuk memanfaatkan kesempatan besar yang ia dapatkan saat ini.Naina yang sebenarnya memiliki identitas sebagai spy dari salah satu mafia besar di kota Amsterdam tengah menyamar di kediaman Fabio yang mereka ketahui jika Fabio terkait dengan sebuah orgnanisasi besar yang mereka cari.Naina yang awalnya ingin menjadi seorang perawat baik hati dan lembut akhirnya mengubah pl
Nao atau Naina segera memakai pakaiannya dan kembali masuk ke dalam kamera di alat komunikasinya. Di sana sudah duduk Mr. B, Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta yang menunggu laporannya. “Hmm, sebelum itu, apa pria di sampingmu itu aman?” “Sangat aman Nona Alpha! Dia akan tertidur beberapa jam ke depan.” Sahut Nao (Naina). Alpha mengangguk dan membiarkan Nao melanjutkan laporannya, “Jadi selama dua hari saya berada di laboratorium, tidak ada gerakan aneh dari para tim medis. Dan saya kesulitan untuk masuk ke dalam karena keamanan mereka yang cukup ketat, bahkan para pengawal luar dan pengawal di dalam laboratorium di bedakan oleh Profesor Graaf.” “Jadi bagaimana cara kita untuk bisa masuk ke dalam area dalam laboratorium.” Tanya Alpha. “Kalau untuk itu tinggal saya serahkan kepada Nona Beta, kamera pengintai versi terbaru dari Nona Beta sudah aku masukkan ke dalam tubuh Rafael.” “Begitu juga dengan pria ini Nona, aku hanya bisa memberikannya kepada dua orang, dikarenakan
Berbeda dengan keadaan di Berlin, hari ini, sesuai kesepakatan. Reynard akan pergi mengikuti pelatihan. Pria itu baru saja mendarat di Bandara Internasional Berlin Brandenburg dengan menggunakan private jet milik Arion, private jet yang membawanya kembali dari Amsterdam. Setelah menghabiskan dua hari dua malam bersama sang kekasih hati. “Rey...” Panggilan lembut membuat Rey menoleh, menatap kekasihnya yang tengah memeluk lengannya. “Iya beib?” “Baik-baik di sana, hmm?” Reynard tersenyum dan mengangguk, “Iya, kamu juga baik-baik disini, hmm?” Setelah menghabiskan waktu dua malam yang intim, berbicara dari hati ke hati. Eleanor mulai bisa menerima keputusan yang di ambil oleh Reynard. Meskipun berat, inilah ujian untuk hubungan mereka. Ia sadar dengan kebijakan sang Ayah setelah kata-kata yang dikeluarkan oleh Reynard saat mereka pillow talk, “Aku mungkin melakukan hal yang sama jika aku memiliki seorang putri nantinya, jika ada seorang pria tengil dan mengabaikan putriku selama
Tibalah Arion dan Emily di mansion Harold. Di mana saat pintu terbuka, terlihat lukisan yang begitu indah menyambut mereka. Lukisan yang di buat oleh seseorang yang begitu menghargai Bella, memberikan hadiah tersebut.“Kak Arion...!” seru gadis berambut blonde sambil melambaikan tangan ke arah Arion, tersenyum begitu manis dan bahagia melihat kedatangan Arion.“Kak emily!” Sophia pun menyambut Emily dengan senyum bahagia.“Haii Sophia... Long time no see... Kamu semakin cantik, sayang!” sambut Emily kepada Sophia.Sophia segera berdiri dan berlari kecil menghampiri Arion dan Emily, ia masuk ke dalam pelukan Emily, “Kak Emily juga semakin cantik! Dan oh my! Perut kakak?” seru Sophia dengan mata berbinar-binar melihat perut Emily yang kian membesar.“Hahhaha...”“Iya, gendut ya?”Sophia menggelengkan kepalanya, No. No. No.! Ini sangat menggemaskan!” serunya senang sambil mengusap perut Emily.“Hah, ternyata kau menyuruh kami datang karena ini!” imbuh Arion.Sophia mendongak ke atas dan
“Uncle Gerald... Aku ingin bertanya pada uncle tentang siapa sebenarnya Steve dan Jennifer?!”Pertanya frontal yang tanpa ragu Arion layangkan kepada Gerald.“What??? Apa yang baru saja kau bilang?!” pekik Gerald. Kemudian terdengar ia berbicara, “Baby, tunggu dulu. Arion sepertinya ingin berbicara hal penting.”“Iya uncle, aku sudah tahu siapa Steve dan Jennifer, jadi jangan lagi uncle tutupi, ceritakan apa yang uncle ketahui!”“Astagaaa Arion! Your Dad bisa membunuhku!”“Aku tidak peduli uncle, kalau tidak aku akan memberitahu aunty Irene tentang status uncle yang sebenarnya!”“Shit! Kau sudah bisa mengancamku Arion!”“Well, terpaksa! Karena saat ini hanya uncle yang bisa memberikan aku jawaban!”Gerald menghela napas berat, “Baiklah! Uncle akan menceritakan tentang uncle bersama wanita yang bernama jennifer dan pria bernama Steve. Tapi uncle harap, kamu tidak menyalahkan apapun lagi, karena semua itu sudah menjadi masa lalu.”“Hmm, baik uncle.” Jawab Arion cepat, mengiyakan. Tapi w
“Hingga tak terduga aku tahu jika Steve dan Giselle sepertinya menutupi sesuatu...”“Lanjutkan uncle!”“Hah... Baiklah! Lagi pula kau sudah dewasa dan segera memiliki seorang anak!’“Lalu...”---"Hai Pak Steve..!!!" sapa Gerald ramah menyambut Steve."Hai Pak Gerald..!!" balas Steve."Halo Pak Frank, !!" sambung Steve menjabat tangan Gerald dan Frank bergantian."Halo Pak Steve..!!" balas Frank."Mari..mari masuk.." seru Gerald.Steve di perkenalkan dengan beberapa pebisnis handal dari negara China, Jepang, Indonesia, Korea, Swiss, Polandia, Inggris, dan Venezualla.Tidak terasa mereka mengobrol sampai sore. Beberapa tamu yang lain sudah kembali ke negara mereka masing-masing."Steve, bagaimana kalau kita lanjut sampai malam..?" seru Gerald yang memanggil Steve tanpa embel-embel Pak.Karena merasa nyambung, Gerald, Steve dan Frank tidak lagi menggunakan panggilan formalitas diantara mereka."Come on Bro..!!! Kami akan berbagi sesuatu dengan mu kalau kamu tidak keberatan dengan pembag
“Setelah tahu ada yang mengganjal, aku semakin mendekati Giselle. Karena berpikir wanita ini berguna untukku!”“Ck! Kamu benar-benar pria bejat uncle!’“Ya seperti itulah boy!”“Lanjutkan uncle!”---Sudah lebih tiga puluh menit Gerald dan Giselle membedah beberapa kontrak dari para klien milik Giselle. Dan mereka berdua masih berada di Private room restaurant tersebut.Gerald melirik sesaat ke arah Giselle dan melihat jam di arloji rolex yang dia kenakan. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam."Ehm..Giselle..?!" panggil Gerald dengan melihat Giselle yang masih sibuk membolak-balikkan berkas ditangannya.Giselle berhenti sesaat dan menoleh ke arah Gerald, "Ya ?" jawab Giselle singkat."Bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang jauh lebih nyaman..?" usul Gerald.Giselle menaikkan satu alisnya. Berpikir."Hmm.. Boleh juga..Mau kemana..?" setuju Giselle. Karena jujur saat ini dia juga sudah sangat lelah dengan posisi duduk deperti ini.Gerald tersenyum, "Bagaimana kalau di apartme
Masih Flashback...Di Kanada, di sebuah apartment yang mewah. Giselle kini tengah tertidur dengan lelap setelah melewati malam yang begitu panjang dan memabukkan. Setelah melewati sesi pertama. Gerald dengan cepat kembali bisa menaikkan birahi mereka kembali.Tanpa batas dan tanpa ragu mereka kembali meraih puncak kenikmatan bersama yang melebihi pertarungan ranjang mereka yang pertama.Gerald yang bangun terlebih dahulu menatap lurus ke wajah Giselle yang masih terlelap dan memeluk pinggangnya.Dengan jari telunjuknya, Gerald mengusap lembut pipi Gisell dan sampai ke bibir Giselle yang begitu seksi baginya."Kamu sangat luar biasa di atas ranjang Giselle...!"Tangannya terus turun mengusap leher dan bahu hingga lengan Giselle."Sepertinya aku akan membuatmu menjadi milikku !"Giselle merasakan geli di lengannya dan sedikit mengeliat dan berusaha membuka matanya. Dengan mengerjapkan matanya. Giselle melihat sosok pria yang tadi malam sudah menghabiskan malam yang luar biasa bersamanya