Emily mengangguk dengan wajah sayunya. Dan Arion segera memposisikan boa miliknya selayaknya bagaimana ia memulai. Namun sayangnya itu tidak berhasil seperti biasa ia lakukan. “Sakit, Yon!” lirih Emily dan memegang bahu Arion, “Yon?” panggilnya pelan. Arion mendongak, “Ya?” “Lakukan dengan perlahan, hmm?” ucapan Emily membuat Arion sebenarnya agak bingung. Namun dia tersenyum dan mengangguk, mengiyakan. Arion bangun dan berlutut, dia akan melakukannya dengan perlahan seperti permintaan Emily, Dan saat ia berusaha mendorong pinggulnya, Emily kembali merintih—sakit. “Sorry…” Arion kembali menunduk dan membasahi milik Emily lalu kembali berlutut. Pria itu menarik napas dalam, ini baru pertama kali ia kesulitan menembus kewanitaan seseorang. Tapi bukan namanya Arion jika ia menyerah begitu saja. Pria itu memegang boanya yang sudah begitu keras, dan mengarahkannya langsung tepat di atas bibir kewanitaan Emily. Dan dengan dorongan keras, ia berhasil memasukkan miliknya. Namun hal itu
Jam sebelas malam acara ulang tahun Iris dan Irina baru selesai diselenggarakan. Para kerabat pun pulang satu persatu hingga jam duabelas tepat semua tamu benar-benar kosong. Tertinggal hanya puluhan pelayan yang saat ini sibuk membersihkan mansion indah ini. Iris dan Irina sendiri sudah masuk ke kamar mereka berdua masing-masing yang terletak di sudut selatan , di mana sudut bagian selatan itu hanya di peruntukkan untuk mereka berdua. Ruang pakaian mereka dibuat sebesar kamar tidur, bahkan mereka memiliki salon pribadi. Tentu saja itu diaminkan oleh Austin untuk kedua putrinya. Austin ingin membahagiakan kedua putrinya itu dengan apa yang bisa ia sediakan, meskipun Iris dan Irina hidup dalam bergelimangan harta dan fasilitas tidak membuat kedua wanita cantik ini menjadi angkuh di dalam kehidupan social mereka. Dengan memiliki hati lembut dan penyayang seperti Bella, Iris dan Irina sering terlibat dalam acara amal yang sering diselenggarakan pihak sekolah. Karena terlalu lelah,
*** Sedangkan malam sudah semakin larut. Di pavilion Arion yang mewah dan bernuansa minimalis itu terdengar suara desahan dan rintihan kuat di salah satu ruangan. Tentu saja, asal suara itu berada di dalam kamar sang pemilik pavilion—Arion Harold. Pria tampan dan rupawan yang di anugrahi mata indah berkilau berwarna biru sedang memanjakan tubuh wanita yang sudah di tandai sebagai kekasihnya—sebagai miliknya. Emily yang kelelahan karena gempuran Arion tadi akhirnya jatuh tertidur di dalam pelukan pria itu. Namun, di saat waktu menunjuk angka tiga. Arion yang terbangun mengecup bibir, pipi, mata, kening, bahu hingga membuat gairahnya kembali memanas melihat tanda cinta yang ia sematkan di beberapa titik di kulit putih Emily. Sampai membuat Emily terjaga dari tidurnya, terkejut melihat Arion sedang menyesap payudara. “Kamu sangat mesum, Yon!” “Kamu yang terlalu menggairahkan, Em. Jangan salahkan aku kalau tidak bisa menahan diri.” Blush Emily menutup mulutnya menahan rasa geli
Pagi ini, Arion datang lebih dahulu ke kantor. Setelah membaca pesan dari emailnya, Arion harus mengambil keputusan berat. Dia merasa begitu kacau pagi ini. “Damn! Damn! Damn!”Sudah sejak jam lima pagi ia berangkat ke kantor meninggalkan pavilion, meninggalkan wanita yang sudah memadu kasih dengannya dengan begitu liar dan dalam. Dimana ia baru pertama kali merasakan gairah yang begitu membuat hatinya berdebar, dimana ia menumpahkan semua perasaannya.“Arghhhh!!!” Arion meremas rambutnya dengan kasar membayangkan reaksi Emily saat bangun tidur nanti dan tidak mendapati dirinya. Padahal dia sendiri sudah berjanji kalau dia tidak akan lagi menahan diri dan melepaskan wanita itu.Tapi apa saat ini yang ia lakukan? “Shit!” Arion terus mencaci maki dirinya sendiri. Perasaan bersalah benar-benar menghantam dirinya.“Aku tidak tahu kalau dia merekam semuanya! Dasar perempuan gila!” Email yang tadi pagi ia baca ada
Emily tiba di kediamannya, mansion yang bergaya American classic dengan dominan warna putih gold terlihat begitu menawan dan elegan. Begitu ia tiba di depan gerbang besar itu, satpam segera membuka pagar otomatis itu untuk Nona muda mereka. “Selama pagi, Nona Emily.” Sapa penjaga gerbang saat mobil Emily melewati mereka. “Pagi Pak,” balas Emily ramah. Dan begitu Emily masuk, terlihat taman dan air mancur yang berada di tengah-tengah memperindah mansion yang mewah ini. Para tukang kebun terlihat sedang membersihkan taman sambil menyapa Emily dengan ramah. Emily pun membalas sapaan dari para pekerja dengan penuh senyuman. Wanita cantik itu segera turun dari kendaraannya, masuk ke dalam mansion. Tanpa menunggu lama, ia langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaian. Dia sudah sangat tidak sabar untuk bertemu pujaan hatinya—Arion Harold. “Oh my!” pekiknya saat melihat jejak merah di sekitar lehernya. Jejak merah yang terlihat begitu jelas. Jejak percintaannya yang begitu panas bersa
Satu jam sebelumnya, sesuai waktu yang dikatakan Tasha. Dia datang ke kantor Arion dan masuk ke dalam ruangan tersebut di saat para orang kepercayaan Arion tidak ada di sekelilingnya. Karena Tasha yakin, kalau Arion sudah di kelilingi oleh para sahabatnya, ia tidak bisa bergerak dengan bebas.Arion yang sedang duduk di kursi kebesarannya memandangi Tasha dengan tatapan mengintimidasi yang saat ini sedang duduk di hadapanny a. “Katakan apa maumu?” tanya Arion, dingin.Tasha tersenyum manis, wanita dengan rambut blonde itu memamerkan belahan dadanya yang saat ini sedang mengenakan dress yang begitu seksi. Dress berwarna gold dengan belahan dada yang terbuka lebar, bukan hanya belahan dada saja yang ia pamerkan. Dress yang ia kenakan memperlihatkan tubuh bagian bawahnya yang hanya mengenakan segitiga berenda.Begitu seksi saat wanita itu duduk dengan menyilangkan kakinya, “Aku ingin kamu jadi pacarku, jadi kekasihku Arion.” Jawab Ta
“Dengan syarat, semua sahabatmu harus tahu kalau kita berdua adalah sepasang kekasih mulai detik ini? Dan jangan larang apapaun yang aku lakukan untuk membuatmu jatuh cinta padaku?” sambung Tasha mendongakkan wajahnya melihat wajah tampan Arion.Arion terdiam, ia berpikir sejenak. “Yah, aku akan menceritakan kepada Emily tentang rencanaku ini. Aku yakin dia akan mengerti.” Pikir Arion. “No problem—tidak masalah…” jawab Arion pelan.“Ahhhh… Aku bahagia sekali, baby…” Tasha mengeratkan pelukannya.“Dan ingat! Aku tidak mau sampai semua sahabatmu tahu akan masalah ini! Jika kamu melanggarnya, aku tidak akan ragu mengirim video ini kepada seluruh keluargamu, Arion!” Tasha dengan penuh percaya diri mengancam Arion, dia menang karena memegang kartu ace-nya.Baru kali ini ia melihat Arion tidak berkutik sama sekali dengan ancaman yang ia layangkan, “Hah
Arion gelisah, perasaan pria itu menjadi tidak tenang. Dia tahu, saat ini Emily sangat kecewa padanya. “Damn!” makinya dalam hati. Tasha yang berada di samping Arion sesekali melirik ke arah pria itu. “Ada apa, baby?” tanya Tasha lembut.Pria itu terdiam, dia harus menyelesaikan permainan ini secepatnya. Rasanya sungguh memuakkan harus berpura-pura seperti ini. Dia merutuki kebodohannya malam itu, karena tidak sadar kalau dirinya sudah dijebak oleh Tasha. “Sepertinya aku harus menghubungi Raul…”batinnya.“Hmm… Aku hanya melihat laporan kerja.” Kilah Arion, datar.Tasha tersenyum, kemudian cemberut. “Selama sama aku, kamu harus fokus kepadaku, Yon….” ucapnya dengan nada manja dan menyandarkan kepalanya di lengan Arion.Arion mengatupkan rahangnya, menahan gejolak amarahnya saat ini. “Jangan memanggilku dengan sebutan itu.” Ucapnya dengan dada