Bab 89******Daniel baru menyadari kalau perkataanya di meja makan ternyata melukai perasaan Cinta.Daniel tidak bermaksud membandingkan Cinta dengan Risa yang pandai memasak. Daniel hanya bermaksud menggoda."Sayang, aku mohon buka pintunya. Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" Daniel menggedor pintu kamar, tapi tidak ada jawaban.Cinta bergeming. Tidak memperdulikan panggilan Daniel."Sayang! Aku mohon!" Daniel kembali menggedor pintu kamar. Setelah lelah merayu dan membujuk. Daniel merebahkan dirinya di sofa. Rasa lelah membuat matanya mengantuk dan tertidur.***Cinta sudah mandi dan berganti pakaian. Cinta melirik jam dinding. Sudah hampir waktunya salat magrib. Daniel tidak lagi menggedor pintu kamar.Karena penasaran, Cinta membuka pintu kamar dan mencari keberadaan Daniel. Hati Cinta terenyuh melihat Daniel yang berbaring di sofa berbantal lengan dengan separuh kaki terjuntai ke bawah.Sesaat, Cinta merasa bersalah pada Daniel. Karena seharusnya Daniel sudah mandi dan merasa
Bab 90Saran dari Rachel*******"Sayang ...!" Daniel terkejut melihat Cinta berdiri di dekat pintu kamar mandi.Daniel mendekati Cinta, dan membelai rambut pendek Istrinya itu."Maafkan aku!" Cinta menatap Daniel dengan sendu."Tidak ada yang perlu dimaafkan, Sayang!" Daniel menghapus air mata yang mengalir dari wajah Cinta.Tatapan mereka bertemu. Lagi. Daniel melihat kilatan cinta yang mendalam di dalam sorot mata itu.Daniel merasa Cinta teramat sangat mencintainya, tapi, Daniel sendiri tidak bisa menebak, mengapa Cinta tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Daniel.Bahkan, setiap Daniel mencumbu Cinta, dapat Daniel dengar degub jantung Cinta dan desah napasnya yang bergelora menahan hasrat. Namun, entah mengapa, Cinta memilih menggigil kedinginan dan menangis. Dari pada harus mengungkapkan perasaannya.Daniel menggendong Cinta dan membawanya ke atas ranjang. Menarik Cinta ke dalam dekapannya. Membiarkan Cinta merasakan kenyamanan yang membuatnya bahagia."Kamu tahu, Sayang!
Bab 91********Ponsel cinta berdering.Cinta mengusap layar, sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Cinta menolak telepon tersebut, karena semenjak kejadian paparazi, Cinta tidak pernah lagi menerima telepon tanpa nama.Ponsel cinta berdenting. Sebuah chat masuk.[Cinta, angkat teleponnya. Rachel!]Cinta tersenyum karena ternyata yang menghubunginya adalah Rachel."Halo, Rachel!""Cinta, kamu masih di rumah Gilang?" tanya Rachel di seberang sana."Iya, nih. Ada apa?""Maaf, ya, aku nggak bisa ikut kalian ke taman pagi ini. Ada insiden kecil, Jadi, kemungkinan nanti sore aku akan menyusul!" "Insiden kecil? Ada apa?" tanya cinta heran."Biasalah. Zico dan Niko bermain sepeda di depan rumah. Lalu mereka terjatuh. Kakinya sedikit terluka. Saat ini mereka sedang cengeng-cengengnya. Nanti sore akan membaik lagi!""Baiklah, kalau begitu aku dan Risa saja yang berangkat ke taman pagi ini!"Cinta matikan telepon bersamaan dengan datangnya Risa.Mereka langsung berangkat ke taman dia
Bab 92Malam pertama*******"Apa yang harus aku lakukan?" Cinta menatap Rachel dan Risa bergantian."Jangan siksa dirimu dan Daniel. Tidakkah kamu kasihan pada Daniel? Betapa menderitanya seorang lelaki yang menahan hasrat yang membuncah? Daniel merasakan sakit kepala yang teramat sangat!" Cinta terbelalak."Maksudmu?""Kalau kamu hanya merasakan seluruh tubuhmu menggigil. Daniel merasakan seluruh tubuhnya sakit. Bahkan, kepalanya akan terasa sakit melebihi Vertigo. Itulah mengapa Daniel selalu mandi jika hasratnya tidak tersalur. Namun, itu tidak sepenuhnya meredam kesakitan, karena Daniel akan merasa tersiksa selama beberapa jam!" papar Rachel.Cinta semakin menangis mengingat kejadian demi kejadian yang dilihatnya. Berkali-kali Cinta melihat Daniel yang berlari ke kamar mandi setelah mereka saling bercumbu.Rachel dan Risa tidak mengerti apa yang terjadi sehingga Cinta menangis dengan menutup wajahnya. Mereka hanya mengusap punggung Cinta dengan lembut, agar kepedihannya dapat te
Bab 93********Daniel menatap kalender yang terletak di atas meja. Hari ini adalah hari spesial untuknya. Sejak tengah malam, Gilang dan Rachel sudah melakukan panggilan video dan merayakan ulang tahun Daniel seperti biasa.Namun, Daniel merasa itu tidak lengkap. Karena sudah empat hari Cinta di rumah orang tuanya. Cinta mengabarkan tidak bisa pulang karena ayahnya sedang tidak sehat.[Hubby, aku belum bisa pulang. Maaf]Chat dari Cinta yang membuat Daniel kembali menarik napas berat.Genap tujuh hari, Daniel tidak mencumbu Cinta yang menjadi candu baginya. Daniel merasakan kerinduan yang teramat membuncah.Untuk menyingkirkan kebosanan dan kekecewaannya pada Cinta, Daniel memutuskan untuk lembur di kantor."Bos, saya akan pergi sebentar!" Andi muncul di hadapan Daniel ketika Daniel baru saja menyelesaikan makan siangnya."Mau kemana?" Daniel mengerutkan keningnya."Ada sedikit urusan!" sahut Andi mengidipkan matanya.Daniel hanya menggeleng dan melanjutkan pekerjaannya.******"Kamu
Bab 94 Lagi, dengan sensai berbeda ******* "I love you, Daniel ...!" Cinta menatap Daniel dengan tatapan sendu dan bibir bergetar. Bibir yang sudah mulai dingin karena terbakar gairah yang ditahannya selama beberapa bulan terakhir. Daniel meraih tengkuk Cinta. Melumat bibir manis itu dengan penuh napsu. Cinta membalas dengan memburu. Selama tujuh hari tidak merasakan ciuman itu membuat Cinta ingin menikmatinya dengan maraton. Lumatan Daniel kali ini berbeda. Daniel bukan hanya melumat dan memangut, tapi juga menekan dan menerobos lidahnya dengan dalam. Menghisap lidah Cinta dan mengeksplor dengan belitan yang menggairahkan. Daniel melepas ciumannya. Mengecup dagu Cinta dan terus turun ke leher jenjangnya. Jika sebelumnya Daniel hanya mengecup dan menggigit kecil leher jenjang itu. Saat ini, Daniel menjilat leher Cinta dengan sesekali menghisapnya kuat-kuat. Bahkan meninggalkankan tanda kepemilikan di sana. "Akh, Daniel ...!" Cinta menatap Daniel dengan napas terengah-engah. T
Bab 95Maraton bercinta yang menyenangkan********Cinta terbelalak karena tanpa aba-aba, Daniel Kembali mencumbu lehernya dengan mesra."Aku baru saja habis mandi!" Cinta protes ketika Daniel mulai menggerayangi tubuhnya."Aku tidak peduli!" Daniel membaringkan Cinta di atas ranjang. Menarik tali bathrope yang Cinta kenakan dan kembali mencumbu dengan sensasi yang baru di rasakan oleh Cinta.Sepertinya, Daniel memiliki banyak koleksi sensasi. Sehingga Cinta tidak merasa bosan dengan sentuhan Daniel."Daniel ...!" Cinta kembali terkejut, ketika Daniel membalikkan tubuhnya dan mencumbu tengkuknya dengan mesra. Mengecup, menjilat, dan mengisap kuat-kuat tengkuk tersebut. Perlahan, Daniel menarik kedua tangan Cinta kebelakang, dan melepas bathrope yang dikenakannya dengan terus mencumbu inci demi inci tubuh Cinta.Daniel menggigit kecil-kecil tulang belikat Cinta dengan nafsu tak tertahan. Semakin mendengar Cinta mendesah, Daniel semakin bersemangat mencumbu setiap inci tubuh istrinya.
Bab 96*********"Boleh aku meminta sesuatu?""Apa?" Cinta mengurai pelukannya dan menatap mata Daniel."A_aku ...." Cinta menggantung ucapannya."Apa, Sayang?" Daniel memegang dagu Cinta dengan lembut."Jangan marah!" Cinta menatap Daniel dengan wajah khawatir."Aku Janji. Nggak akan marah!" Daniel mencium kening Cinta."Selama satu Minggu, kita marathon?" Cinta mengusap wajah Daniel."Tentu saja!" jawab Daniel singkat."Bolehkah kita melakukannya dengan pengaman?" Cinta berbicara dengan hati-hati."Pengaman?" Daniel mengerutkan keningnya.Cinta mengangguk."Kenapa?""A_aku ...!" Tenggorokan Cinta tercekat. Memikirkan merangkai kata agar Daniel tidak marah."Apa?" Daniel kembali mendesak."A_aku ....!""Kamu takut hamil?" Cinta terbelalak ketika melihat raut wajah kecewa dari Daniel."Daniel, maaf. A_aku ... Ha_hanya ...!" Air mata Cinta berderai begitu saja.Cinta tahu, Daniel menginginkan kehadiran anak dari pernikahan mereka. Hanya saja, Cinta belum bisa mengabulkan itu. Karena