Bab 94 Lagi, dengan sensai berbeda ******* "I love you, Daniel ...!" Cinta menatap Daniel dengan tatapan sendu dan bibir bergetar. Bibir yang sudah mulai dingin karena terbakar gairah yang ditahannya selama beberapa bulan terakhir. Daniel meraih tengkuk Cinta. Melumat bibir manis itu dengan penuh napsu. Cinta membalas dengan memburu. Selama tujuh hari tidak merasakan ciuman itu membuat Cinta ingin menikmatinya dengan maraton. Lumatan Daniel kali ini berbeda. Daniel bukan hanya melumat dan memangut, tapi juga menekan dan menerobos lidahnya dengan dalam. Menghisap lidah Cinta dan mengeksplor dengan belitan yang menggairahkan. Daniel melepas ciumannya. Mengecup dagu Cinta dan terus turun ke leher jenjangnya. Jika sebelumnya Daniel hanya mengecup dan menggigit kecil leher jenjang itu. Saat ini, Daniel menjilat leher Cinta dengan sesekali menghisapnya kuat-kuat. Bahkan meninggalkankan tanda kepemilikan di sana. "Akh, Daniel ...!" Cinta menatap Daniel dengan napas terengah-engah. T
Bab 95Maraton bercinta yang menyenangkan********Cinta terbelalak karena tanpa aba-aba, Daniel Kembali mencumbu lehernya dengan mesra."Aku baru saja habis mandi!" Cinta protes ketika Daniel mulai menggerayangi tubuhnya."Aku tidak peduli!" Daniel membaringkan Cinta di atas ranjang. Menarik tali bathrope yang Cinta kenakan dan kembali mencumbu dengan sensasi yang baru di rasakan oleh Cinta.Sepertinya, Daniel memiliki banyak koleksi sensasi. Sehingga Cinta tidak merasa bosan dengan sentuhan Daniel."Daniel ...!" Cinta kembali terkejut, ketika Daniel membalikkan tubuhnya dan mencumbu tengkuknya dengan mesra. Mengecup, menjilat, dan mengisap kuat-kuat tengkuk tersebut. Perlahan, Daniel menarik kedua tangan Cinta kebelakang, dan melepas bathrope yang dikenakannya dengan terus mencumbu inci demi inci tubuh Cinta.Daniel menggigit kecil-kecil tulang belikat Cinta dengan nafsu tak tertahan. Semakin mendengar Cinta mendesah, Daniel semakin bersemangat mencumbu setiap inci tubuh istrinya.
Bab 96*********"Boleh aku meminta sesuatu?""Apa?" Cinta mengurai pelukannya dan menatap mata Daniel."A_aku ...." Cinta menggantung ucapannya."Apa, Sayang?" Daniel memegang dagu Cinta dengan lembut."Jangan marah!" Cinta menatap Daniel dengan wajah khawatir."Aku Janji. Nggak akan marah!" Daniel mencium kening Cinta."Selama satu Minggu, kita marathon?" Cinta mengusap wajah Daniel."Tentu saja!" jawab Daniel singkat."Bolehkah kita melakukannya dengan pengaman?" Cinta berbicara dengan hati-hati."Pengaman?" Daniel mengerutkan keningnya.Cinta mengangguk."Kenapa?""A_aku ...!" Tenggorokan Cinta tercekat. Memikirkan merangkai kata agar Daniel tidak marah."Apa?" Daniel kembali mendesak."A_aku ....!""Kamu takut hamil?" Cinta terbelalak ketika melihat raut wajah kecewa dari Daniel."Daniel, maaf. A_aku ... Ha_hanya ...!" Air mata Cinta berderai begitu saja.Cinta tahu, Daniel menginginkan kehadiran anak dari pernikahan mereka. Hanya saja, Cinta belum bisa mengabulkan itu. Karena
Bab 97Menyusun strategi********"Besok. Kita harus turun langsung!" jawab Cinta mantap."Baik, kalau begitu, saya akan beritahu Bang Iqbal," ucap Andi seraya berdiri."No, kita tidak boleh memberitahukan sidak ini kepada siapapun!" Cinta menahan pergerakan Andi."Baik, kalau begitu, saya pamit!" Andi segera keluar dan menutup pintu kantor CEO.Setelah Andi pergi, Daniel menarik Cinta ke atas pangkuannya.Daniel memeluk Cinta dengan erat. Jemarinya mulai menggerayangi kulit Cinta. Menyusup ke dalam dress yang Cinta kenakan."Daniel, apa yang kamu lakukan?" Cinta berusaha melepaskan diri dari Daniel.Daniel tidak menggubris. Terus menggerayangi, bahkan, menurunkan resleting dress Cinta sembari mengendus leher jenjangnya."Aku ingin bercinta sekarang. Karena nanti malam, kamu tidak tidur di pelukanku." Daniel segera melumat bibir Cinta. "Daniel ... Ini kantor!" pekik Cinta ketika Daniel merampok bibirnya dan melumat dengan rakus."Aku tidak peduli!" Daniel menekan tombol mengunci pin
Bab 98********Sesampai di rumah Cinta, Daniel bisa bersikap seperti seorang CEO dan sekretaris di hadapan kedua orang tua Cinta dan Carisa."Hai, Princesnya Om!" Daniel menyapa Carisa yang terlihat cemberut menyambut kedatangan mereka."Kok cemberut, sih? Hilang tuh, cantiknya!" Daniel duduk di samping Carisa yang masih cemberut."Om kok nggak ngasih mama izin pulang, sih? Carisa rindu ...!" Carisa duduk di pangkuan ibunya dan mencium pipinya dengan manja."Maaf, Sayang. Mau gimana lagi, dong? Kerjaan kantor lagi menumpuk!" Daniel membelai rambut panjang Carisa."Tapi Carisa kangen!" sungut Carisa."Oke, deh. Sebagai permintaan maaf Om. Ini, Om beliin Carisa sesuatu!" Daniel mengeluarkan sebuah kotak berbungkus kado di hadapan Carisa.Dengan wajah berbinar, Carisa menerima kado tersebut dan membukanya perlahan."Waawww ... Jepitnya cantik!" Carisa mengeluarkan sebuah jepit Korea dengan aksen mutiara yang berkilau."Makasih, ya, Om!" Carisa memeluk Daniel dengan bahagia."Sudah malam
Bab 99Daniel amnesia*******"Bos ...!" Iqbal datang bersama beberapa karyawan dan segera membopong tubuh Daniel ke dalam mobil.Cinta menangis tanpa henti. "Cepat, Andi!" Sepanjang perjalanan, Cinta terus memeluk Daniel. Berusaha menahan agar darah tidak keluar."Sayang. Kamu sudah berjanji. Kamu tidak akan meninggalkan aku!" Cinta mencoba menyadarkan Daniel yang terpejam."Daniel. I love you!" Cinta mengecup bibir Daniel yang terasa dingin. Membuat Cinta semakin ketakutan."Sayang, aku mohon. Bertahanlah!" Cinta mengecup buku-buku tangan Daniel dan menyeka keringat dingin yang mulai membasahi wajah Daniel.Cinta teramat sangat takut. Cinta benar-benar tidak sanggup jika harus menjalani hidup tanpa Daniel. Karena hatinya sudah sepenuhnya dimiliki oleh Daniel.Andi membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Seperti sebelumnya, Andi memasang sirine di atas mobil dan membunyikannya agar semua kendaraan menyingkir.Sesampai di halaman rumah sakit, Andi segera menghubungi petugas rumah saki
Bab 100Daniel amnesia 2Daniel menatap Cinta dengan terheran-heran. Lalu melepaskan diri dari genggaman tangan Cinta."Sayang ... Kamu kenapa?" Cinta mengerutkan keningnya.Tatapan Daniel semakin datar dan kosong. Cinta merasa ada sesuatu yang terjadi pada Daniel."Sayang ...!" Cinta Kembali menggenggam tangan kekar itu."Kamu siapa?" Daniel mengerutkan keningnya.Cinta mundur selangkah mendengar perkataan Daniel. Lalu kembali maju dan menggenggam tangan Daniel. Namun, Daniel kembali melepaskannya."Daniel ... Ini aku. Cinta!" sahut Cinta membelai wajah Daniel yang masih pucat.Cinta berharap, dengan belaian yang diberikannya membuat Daniel berhenti bercanda."Apa kita memiliki hubungan?" Daniel masih terlihat bingung.Cinta terkejut. Bagaimana mungkin, Daniel bertanya seperti itu. Cinta yakin, Daniel hanya bercanda. "Aku Cinta. Istrimu!" Cinta menjawab dengan linangan air mata.Sekuat apapun hatinya mengatakan kalau Daniel hanya bercanda, tetap saja, perasaan Cinta sakit. Sehingga
Bab 101Menstimulasi DanielCinta memukul bahu Daniel dengan perlahan."Auww. Aku baru tahu kalau ada seorang istri yang mencintai suaminya, tapi, suka memukul suaminya tersebut," ujar Daniel mengusap bahunya dengan perlahan."Kamu menyebalkan!" Cinta meninggalkan Daniel sendiri dan duduk di Sofa yang berada di seberang brangkar."Permisi!" Seorang perawat masuk dan memberikan obat kepada Daniel. Perawat itu juga menyuntikkan sesuatu ke dalam tabung infus Daniel.Cinta hanya memandang dari Sofa. Sesekali, Cinta dapat menangkap ekor mata Daniel yang menoleh ke arahnya."Selamat istirahat, ya, Pak!" Perawat itu pamit kepada Daniel dan segera meninggalkan ruangan.Cinta bangkit dari sofa dan menyusul perawat itu keluar."Suster, tunggu!" Cinta memanggil perawat dengan tergesa-gesa."Iya?" Perawat itu mengernyitkan keningnya."Saya belum bertemu dengan dokter. Bagaimana keadaan Daniel yang sebenarnya?" tanya Cinta dengan hati-hati."Pasien Daniel baik-baik saja!" ujar perawat tersebut."D