Bab 98********Sesampai di rumah Cinta, Daniel bisa bersikap seperti seorang CEO dan sekretaris di hadapan kedua orang tua Cinta dan Carisa."Hai, Princesnya Om!" Daniel menyapa Carisa yang terlihat cemberut menyambut kedatangan mereka."Kok cemberut, sih? Hilang tuh, cantiknya!" Daniel duduk di samping Carisa yang masih cemberut."Om kok nggak ngasih mama izin pulang, sih? Carisa rindu ...!" Carisa duduk di pangkuan ibunya dan mencium pipinya dengan manja."Maaf, Sayang. Mau gimana lagi, dong? Kerjaan kantor lagi menumpuk!" Daniel membelai rambut panjang Carisa."Tapi Carisa kangen!" sungut Carisa."Oke, deh. Sebagai permintaan maaf Om. Ini, Om beliin Carisa sesuatu!" Daniel mengeluarkan sebuah kotak berbungkus kado di hadapan Carisa.Dengan wajah berbinar, Carisa menerima kado tersebut dan membukanya perlahan."Waawww ... Jepitnya cantik!" Carisa mengeluarkan sebuah jepit Korea dengan aksen mutiara yang berkilau."Makasih, ya, Om!" Carisa memeluk Daniel dengan bahagia."Sudah malam
Bab 99Daniel amnesia*******"Bos ...!" Iqbal datang bersama beberapa karyawan dan segera membopong tubuh Daniel ke dalam mobil.Cinta menangis tanpa henti. "Cepat, Andi!" Sepanjang perjalanan, Cinta terus memeluk Daniel. Berusaha menahan agar darah tidak keluar."Sayang. Kamu sudah berjanji. Kamu tidak akan meninggalkan aku!" Cinta mencoba menyadarkan Daniel yang terpejam."Daniel. I love you!" Cinta mengecup bibir Daniel yang terasa dingin. Membuat Cinta semakin ketakutan."Sayang, aku mohon. Bertahanlah!" Cinta mengecup buku-buku tangan Daniel dan menyeka keringat dingin yang mulai membasahi wajah Daniel.Cinta teramat sangat takut. Cinta benar-benar tidak sanggup jika harus menjalani hidup tanpa Daniel. Karena hatinya sudah sepenuhnya dimiliki oleh Daniel.Andi membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Seperti sebelumnya, Andi memasang sirine di atas mobil dan membunyikannya agar semua kendaraan menyingkir.Sesampai di halaman rumah sakit, Andi segera menghubungi petugas rumah saki
Bab 100Daniel amnesia 2Daniel menatap Cinta dengan terheran-heran. Lalu melepaskan diri dari genggaman tangan Cinta."Sayang ... Kamu kenapa?" Cinta mengerutkan keningnya.Tatapan Daniel semakin datar dan kosong. Cinta merasa ada sesuatu yang terjadi pada Daniel."Sayang ...!" Cinta Kembali menggenggam tangan kekar itu."Kamu siapa?" Daniel mengerutkan keningnya.Cinta mundur selangkah mendengar perkataan Daniel. Lalu kembali maju dan menggenggam tangan Daniel. Namun, Daniel kembali melepaskannya."Daniel ... Ini aku. Cinta!" sahut Cinta membelai wajah Daniel yang masih pucat.Cinta berharap, dengan belaian yang diberikannya membuat Daniel berhenti bercanda."Apa kita memiliki hubungan?" Daniel masih terlihat bingung.Cinta terkejut. Bagaimana mungkin, Daniel bertanya seperti itu. Cinta yakin, Daniel hanya bercanda. "Aku Cinta. Istrimu!" Cinta menjawab dengan linangan air mata.Sekuat apapun hatinya mengatakan kalau Daniel hanya bercanda, tetap saja, perasaan Cinta sakit. Sehingga
Bab 101Menstimulasi DanielCinta memukul bahu Daniel dengan perlahan."Auww. Aku baru tahu kalau ada seorang istri yang mencintai suaminya, tapi, suka memukul suaminya tersebut," ujar Daniel mengusap bahunya dengan perlahan."Kamu menyebalkan!" Cinta meninggalkan Daniel sendiri dan duduk di Sofa yang berada di seberang brangkar."Permisi!" Seorang perawat masuk dan memberikan obat kepada Daniel. Perawat itu juga menyuntikkan sesuatu ke dalam tabung infus Daniel.Cinta hanya memandang dari Sofa. Sesekali, Cinta dapat menangkap ekor mata Daniel yang menoleh ke arahnya."Selamat istirahat, ya, Pak!" Perawat itu pamit kepada Daniel dan segera meninggalkan ruangan.Cinta bangkit dari sofa dan menyusul perawat itu keluar."Suster, tunggu!" Cinta memanggil perawat dengan tergesa-gesa."Iya?" Perawat itu mengernyitkan keningnya."Saya belum bertemu dengan dokter. Bagaimana keadaan Daniel yang sebenarnya?" tanya Cinta dengan hati-hati."Pasien Daniel baik-baik saja!" ujar perawat tersebut."D
Bab 102Merindukan DanielDegub jantung Cinta mulai tidak beraturan. Seperti baru saja jatuh cinta pada seseorang.Daniel kemudian memeluk tubuh Cinta dengan erat."Apakah sebelum amnesia, aku selalu manja seperti ini?" Daniel mendongakkan kepalanya. Menatap Cinta sehingga kedua mata mereka bertatapan.Cinta membelai rambut Daniel dan memeluk tubuh kekar itu."Iya ...!" sahut Cinta dengan bibir bergetar.Cinta memejamkan mata. Berharap Daniel akan mengecup bibirnya seperti saat dulu. Namun, nihil."Kamu bahagia menjadi istriku?" Daniel kembali bertanya.Cinta mengurai pelukan dan membingkai wajah Daniel. Perlahan, Cinta mengecup bibir itu, menyesapnya dengan lembut. Cinta melakukan apa yang biasa Daniel lakukan padanya ketika mereka bersama.Melumat bibir dengan rakus, mengeksplor lidahnya dan mencumbu leher Daniel dengan gigitan-gigitan kecil."Aku pasti sangat bahagia memiliki istri yang mendominasi seperti ini!" ujar Daniel membuat Cinta menghentikan aksinya."Aku ...? Tidak!" Cint
Bab 103Tanggung jawab Cinta********Daniel membaringkan Cinta di atas ranjang. Mereka saling bertatapan. Dengan gerakan perlahan, Daniel mencium kening Cinta dengan mesra. Membiarkan bibirnya mendalami kecupan di sana. Membuat Cinta mengeratkan pelukannya. Ciuman itu turun terus menelusuri seluruh wajah Cinta. Tidak ada satu pun bagian wajah Cinta yang terlewat. Mulai dari ujung hidung, kedua pipi, kelopak mata, dagu, telinga, bibir. Dan berakhir di leher jenjangnya. Cumbuan yang semula lembut dan hati-hati, semakin lama semakin panas.Cinta menggeliat ketika Daniel mulai menggerayangi tubuhnya. Menelusuri kulit Cinta dengan jemarinya. Desahan mulai terdengar berat. Cinta mulai kehilangan akal sehatnya."Maaf!" Cinta mendorong tubuh Daniel ketika bibirnya mulai mencumbu bagian kenyal tubuhnya.Cinta tersadar bahwa Daniel sedang hilang ingatan, tapi mengapa Daniel tidak melupakan cara mencumbu Cinta."Sayang, kenapa?" Daniel kembali menarik Cinta ke dalam dekapannya.Cinta memberont
Bab 104Sekretaris tangguh"Pupuk? Pohon sawit?" Daniel mengamati sketsa tersebut."Aku tidak mengerti!" ujarnya lagi.Cinta dan Andi menggelengkan kepala."Kita tidak mungkin menunggu Daniel pulih. Kita harus segera bergerak." Cinta memberikan beberapa kotak yang berisi CCTV dan kamera tersembunyi."Tunjukkan kepada saya, dimana saja kamera dan CCTV itu harus di letakkan," ujar Andi.Cinta lalu mengarahkan Andi untuk meletakkan beberapa kamera tersembunyi di atas pohon. Kamera tersebut sebelumnya sudah di setel oleh Cinta saat waktu menyala dan waktu mati."Ini kita lakukan untuk menghemat pengisi daya," ujar Cinta lagi."Bos memang hebat!" Andi mengacungkan jempol dan menatap Daniel yang masih terlihat bingung."Ingat. Kamu harus bergerak ketika suasan a camp sudah benar-benar sepi. Jangan sampai ada yang melihat aksi kalian," ucap Cinta mengingatkan Andi."Siap, Bos!" sahut Andi memberi hormat.Setelah Andi meninggalkan kantor. Cinta kembali ke meja CEO. Cinta membuka laptop dan me
Bab 105Ulah DanielKarena cuaca mendung, burung layang-layang berkejaran di langit. Daniel terpaku dan semakin mengundang perhatian para karyawan.Setelah pertemuan dibubarkan, Cinta mengajak Daniel kembali ke kantor."Itu bukan kantorku. Aku bukan CEO," ujar Daniel membuat beberapa karyawan yang melihat semakin berbisik-bisik."Pak Nai ...!" Cinta berusaha menahan Daniel yang berbaur dengan beberapa pekerja yang turun ke perkebunan dengan membawa peralatan kerja.Daniel menoleh sesaat."Pak, mereka akan berangkat ke perkebunan. Sebaiknya bapak kembali ke kantor saja. Saya tidak bisa mendampingi," ujar Cinta menahan tangan Daniel yang berusaha mengangkat peralatan kerja.Daniel tidak menggubris. Membuat Cinta semakin bingung harus berbuat apa."Bapak-bapak, saya mohon. Jaga Pak Nai. Karena beliau belum sembuh total." Cinta menemui beberapa pekerja yang akan melangkah."Baik, Bu Cinta. Kami akan pantau Pak Nai," sahut seorang pekerja.Cinta segera kembali ke kantor dan menghubungi And