Bab 105Ulah DanielKarena cuaca mendung, burung layang-layang berkejaran di langit. Daniel terpaku dan semakin mengundang perhatian para karyawan.Setelah pertemuan dibubarkan, Cinta mengajak Daniel kembali ke kantor."Itu bukan kantorku. Aku bukan CEO," ujar Daniel membuat beberapa karyawan yang melihat semakin berbisik-bisik."Pak Nai ...!" Cinta berusaha menahan Daniel yang berbaur dengan beberapa pekerja yang turun ke perkebunan dengan membawa peralatan kerja.Daniel menoleh sesaat."Pak, mereka akan berangkat ke perkebunan. Sebaiknya bapak kembali ke kantor saja. Saya tidak bisa mendampingi," ujar Cinta menahan tangan Daniel yang berusaha mengangkat peralatan kerja.Daniel tidak menggubris. Membuat Cinta semakin bingung harus berbuat apa."Bapak-bapak, saya mohon. Jaga Pak Nai. Karena beliau belum sembuh total." Cinta menemui beberapa pekerja yang akan melangkah."Baik, Bu Cinta. Kami akan pantau Pak Nai," sahut seorang pekerja.Cinta segera kembali ke kantor dan menghubungi And
Bab 107Penyelidikan Cinta"Auwww ...!" Cinta berteriak ketika melihat Daniel yang berdiri di pintu kamar.Cinta baru saja mengambil berkas di dalam kamar. Dan terkejut ketika melihat Daniel yang memakai masker."Cinta ... Ini aku!" Daniel menutup mulut Cinta dengan tangan kanannya."Daniel? Apa yang kamu lakukan?" Cinta mengekor Daniel yang berjalan menuju kamar mandi. Daniel membuka kemeja yang dikenakannya, dan membasuh wajahnya dengan air hingga bersih.Cinta hanya memandang dengan wajah bingung. "Akh," Cinta terkejut ketika tiba-tiba Daniel membopong tubuhnya dan membaringkannya di atas ranjang."Kamu tidak merindukanku?" Daniel menatap manik mata Cinta yang sendu."A_aku ...!" Daniel melumat bibir Cinta dengan mesra. Sehingga Cinta memejamkan matanya."Aku rindu kamu. Suamiku yang setiap hari mengucapkan kata Cinta padaku," ujar Cinta membingkai wajah Daniel."Aku mencintaimu!" Daniel mengecup kening Cinta dengan mesra. "Kenapa?" Daniel menyipitkan matanya melihat ekspresi d
Bab 107Jebakan Betmen*******Cinta sedang menyiapkan sarapan untuk Carisa ketika tiba-tiba ponselnya berdering."Ma, Om Andi telpon!" seru Carisa seraya memberikan ponsel kepada Cinta."Terima kasih, Sayang," Cinta menuangkan susu hangat dan memberikan roti bakar kepada Carisa."Hallo, Andi," sapa Cinta."Bos, pagi ini Bos Daniel membuat kekacauan," ujar Andi di seberang telepon."Kekacauan?" Cinta mengernyitkan keningnya."Iya, Bos. Pagi ini, Bos Daniel membawa tiga orang karyawan. Katanya mau di ajak jalan-jalan ke kota Jambi. Para karyawan yang lain demo ke kantor. Mohon segera atasi!" Andi memutuskan telepon karena terdengar teriakan-teriakan dari luar kantor."Mama ...!" Carisa terkejut ketika tiba-tiba Cinta segera masuk ke dalam kamar tanpa menyentuh sarapannya."Sayang, Mama ke kantor sekarang. Om Nai dalam Masalah." Cinta mencium pipi Carisa dan segera keluar melajukan kendaraannya.Cinta melajukan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Karena khawatir karyawan semakin menga
Bab 108Daniel kembaliCinta dan Andi yang melihat dan mendengar Daniel, merasa ada yang aneh. Daniel berbicara seperti CEO. Sama seperti sebelum amnesia.Sepanjang hari, Daniel mengajak mereka melihat semua mesin-mesin yang bekerja dengan baik. Dan setiap Daniel mengatakan bisa untuk dipraktekkan pada manusia, wajah mereka kembali pias.Mereka hanya istirahat sejenak.Daniel juga membawa mereka ke perkebunan sawit yang berada di Jambi Selatan. "Ini semua adalah perusahaan saya. Lihat. Pohon sawitnya sangat subur. Buahnya juga banyak!" Daniel menunjuk beberapa pohon sawit yang subur dengan buah lebat."Itu karyawan saya." Daniel mengajak mereka menghampiri karyawan yang sedang memupuk pohon sawit."Apakah seperti ini cara kalian memberi pupuk pada pohon sawit di perusahaan cabang?" Daniel kembali menatap tajam.Mereka hanya mengangguk. Namun, tidak berani menatap.Waktu terus berjalan. Hingga malam hari. Daniel mengajak mereka menuju tempat wisata di Kota Jambi. Jembatan Gentala Aras
Bab 109Cinta yang manja******"Sebentar lagi, kamu akan hancur berkeping-keping."Sosok itu berlalu meninggalkan Cinta dan Daniel yang masih saling memangut dengan mesra."Kenapa kamu ngelakuin ini?" Cinta mendongak dan mengecup rahang kokoh yang berada di hadapannya."Karena aku ingin melancarkan rencanamu," jawab Daniel mengecup ujung hidung Cinta."Tapi sikapmu menyakitiku ...!" Cinta merengut seraya mengalungkan tangannya di leher Daniel."Ehem, sepertinya ada yang merindu setengah mati, nih!" Daniel menoleh tangan Cinta yang menggelayut manja di lehernya."Aku rindu ...!" Cinta membingkai wajah Daniel dengan binar bahagia."Kamu mau kita melepas rindu hanya dengan berciuman? Hmm?" Daniel menggendong Cinta turun dari saung dan menggandeng tangannya."Cinta ...!" tiba-tiba seseorang memanggil Cinta.Cinta menoleh dan mencoba mengingat sosok yang memanggilnya. Cinta baru teringat kalau perempuan itu adalah adik kelasnya yang bernama Yana.Mereka saling memperkenalkan laki-laki yan
Bab 110Mengunjungi Gilang********Daniel merasa sangat bahagia. Sudah hampir empat bulan semenjak malam pertama mereka, Cinta semakin manja. Bahkan Cinta tidak akan mau bangun kalau belum dikecup oleh Daniel.Kalau Cinta sedang berada di rumah kedua orang tuanya, mereka akan melakukan Video Call sepanjang malam. Cinta baru akan tertidur kalau sudah mendapat ciuman melalui layar ponsel dari suaminya itu."Aku merasa kalau ... Aku tidak sanggup hidup tanpa kamu," sahut Cinta membingkai wajah Daniel."Kamu belum menebak pertanyaanku!" ujar Daniel menyibak anak rambut yang menutupi wajah Cinta."Risa melahirkan?" tebak Cinta.Daniel mengangguk. "Benarkah?" Wajah Cinta berbinar bahagia."Kita diundang untuk datang dalam acara tasyakuran si kembar!" sahut Daniel."Kapan?" tanya Cinta antusias."Besok," sahut Daniel singkat."Kita kapan berangkat?" "Pagi ini, Sayang," Cinta memeluk suaminya dengan raut wajah yang tidak biasa."Kenapa?" tanya Daniel heran."Maaf, aku belum bisa hamil unt
Bab 111Ancaman Carisa********"Sayang, kenapa?" Daniel merangkul bahu Cinta.Cinta menatap Daniel dengan linangan air mata."Daniel ... Ini ...." "Kenapa, Sayang?" Daniel mengerutkan keningnya melihat Cinta yang semakin gelisah."Carisa pergi dari rumah setelah mendapat kiriman Video dari papanya.""Video apa?" "Video kita berciuman di kafe Gentala Arasy beberapa bulan yang lalu," ujar Cinta dengan linangan air mata."Sekarang Carisa di rumah papanya?" Daniel mengusap wajahnya dengan kasar."Iya, Ayah dan Ibu meminta aku untuk pulang. Aku harus menjelaskan kepada mereka tentang video ini," Cinta memberikan ponselnya kepada Daniel.Daniel terbelalak saat melihat video didalam ponsel tersebut.Video saat Daniel memangut bibir Cinta dengan mesra ketika mereka menjebak pelaku penggelapan pupuk.Video itu diambil dari jarak jauh, sehingga tidak terdengar pembicaraan mereka.Daniel memeluk Cinta yang gelisah."Aku takut, Daniel ...!" Cinta menangis di pelukan suaminya."Jangan takut, S
Bab 112Amarah Carisa*******Cinta mencoba menenangkan hatinya. Berharap kalau ayahnya akan melunak, tapi sepertinya Pak Ruslan benar-benar marah."Ini kunci motormu. Mulai sekarang, jangan pernah lagi kamu pergi kemana-mana bersama dia." Pak Ruslan memberikan kunci sepeda motor kepada Cinta."Dan kamu ... aku tidak ingin kamu ikut campur untuk urusan Cinta dan Carisa. Karena kamu hanya orang luar!" Pak Ruslan menunjuk Daniel yang hendak mendekati Cinta.Cinta menoleh Daniel yang dengan tatapan iba. Namun, segera melajukan sepeda motornya meninggalkan rumahnya dan menuju rumah Aditya.Sepanjang perjalanan, Cinta terus menangis. Cinta tidak menyangka akan mendapati masalah yang berat dalam rumah tangganya dan Daniel.Cinta takut menghadapi hari yang berat jika Carisa tidak bisa dibujuk. Sesampai di halaman rumah mantan mertuanya, Cinta segera mematikan motor dan mengucap salam."Ouwh, jadi perempuan murahan ini punya nyali juga untuk datang kemari?" Seorang perempuan paruh baya berna