Page twenty two - The Truth
"Aku menembakkan peluru ke kepala yang harusnya aku lindungi dengan topi, dan aku membiarkan diriku tertabrak agar aku dibawa lari."
***"Callahad ... "Suara itu terdengar tenang, tidak bernada tinggi tidak juga bernada takut seperti sebelumnya. Seolah yang berdiri di hadapan tiga makhluk tersebut adalah orang yang tidak lagi sama.
"Rayshane?" Diaval menatap pria yang ada di hadapannya, memastikan jika pria ini benar-benar saudaranya, benar-benar orang yang ia kenal sejak ia kecil.
"Maaf ... saya tidak bermaksud membohongimu selama ini. Tetapi, saya tidak pernah benar-benar berbohong. Saya memperlakukanmu sebagaimana saya, sebagaimana saya yang menjalani kehidupan baru. Saya hanya meminjam nama itu." Pria yang seharusnya ketakutan dan menangis itu kini menatap Diaval dengan tatapan sulitnya, nada bicaranya tenang dan terasa asing untuk Diaval.
Sementara makhluk yang Diaval yak
Page twenty three - In Between "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** "Aku tidak akan minggir, aku juga tidak akan ragu untuk menghentikanmu. Tuanku sudah memberi perintah, ia yang akan memberi hukuman pada Bellial." Dammian menatap lurus pada sosok yang sama dengannya, sosok Doppelganger, perwujudan dari kekuatan yang di anugerahkan pada Savior dan Bellial. Judas diam, tidak ia menjawab tidak juga ia bergerak seolah ia yang tidak menolak keputusan yang Savior buat. "Judas, aku tahu. Aku tahu kau merasa sedih karena tuanmu, aku tahu kau ingin dia bahagia lebih dari siapa pun. Aku tahu jika kau, benar-benar peduli padanya, tapi jika kau diam, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkannya." "Tuanku, tidak seperti tuanmu Dammian. Dia tidak pernah menganggapku sebagai teman atau saudara, dia hanya menganggapku sebagai alat. Aku adalah senjatanya, kekuatannya, hanya itu. Aku t
Page twenty four - Ending "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** Dua makhluk yang ditinggalkan itu tidak saling bertanya, tidak saling menatap hanya diam menghabiskan waktu di antara mereka. Hingga malam pun terlewat, menjelang pagi dengan matahari yang muncul seolah tidak terjadi apa-apa. Sepasang mata terasa lelah, Limmerence yang ikut berjaga semalaman itu melewatkan salam pertamanya pada pimpinan baru mereka. Tidak apa pikirnya, ia dapat tugas yang lain dari raja. Sementara sepasang mata yang lain tidak mau tertutup, ia tetap memaksa untuk terjaga. Tidak tahu apa dan tidak tahu kenapa, seakan dia yang belum menerima kenyataan yang ada. Benarkah? Benarkah yang terjadi? Ia selalu menanyakan hal yang sama, ia selalu bertanya pada dirinya sendiri tanpa bisa menjawab. "Semuanya sudah berlalu. Sudah lewat, sudah terjadi. Seperti katanya, jika kau memen
Di suatu hari tanpa sengaja Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau berdiri, tegak kulihat.Aku duduk, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja teriakan itu terdengar.Siapa? Aku jawabmu.Kau takut dan aku ragu. Di suatu hari tanpa sengaja hujan datang.Kau bilang hari akan cerah, kau bilang matahari akan bersinar.Salah, aku yang percaya, bukan kau yang mengatakannya. Di suatu hari tanpa sengaja aku melihatmu berlari.Tidak begitu cepat, tapi tidak kukejar.Ada apa? Bukan begitu.Aku berdiri, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja kita kembali berdiri di tempat yang sama.Angin berbisik, memintaku pergi.Kau duduk, tegap. Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau tidak lagi berdiri dan aku tidak lagi duduk.Di tanah lapang, di bawah matahari yang tenggelam.Kau matahari dan aku hujan.
Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika kau angkuh, sudah cukup Laksana terang bulanBercahaya lebih dari bintangBerapa lama sosoknya ada, tidak terhingga Kacanya retak, tidak lagi berbentukTopeng kaca agung yang selalu dipujaMenutup wajah, menahan air mata Tidak ada TuhanHanya ada aku dan dosaTerlalu jalang bahkan untuk kata surga Topeng kaca yang retakTidak lagi tersusunMenampakkan manusia dengan sisa napasnya Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika ka
Spring Roam Sepasang manik itu menatap, pada bunga, pada makhlukBegitu cantik, begitu indahKelopak warna-warni yang dibentuk sempurna menyerupai wajah Daun yang meliuk lembut selembut gerakanSedikit juga tidak membuat penat, terlalu indah Aroma menyebar, semerbak Memenuhi luas padang rumput dengan bunganyaGadis yang seperti bunga, terlalu elok untuk dilewatkan Apa dengan kata?Tidak dengan kata?Semesta mengetahuinya, namun pasang mata hanya tahu ia merampasnya Ia rampas cahaya dari bumiIa rampas hangat dari apiIa rampas kehidupan dari dewiTurun, tenggelam, menghilang Teriakan pecah, gaduh hingga gersangDimana dewi?Tanah retak, angin keringDimana semi? Gelap!Penguasa gelap!Gelap menelan semi, merampas hangatGelap begitu mengasihinya, begitu mencintainyaPada malam, pada kematian, ia hanya mampu mengatakan Para nimfa menangis, meraungMenyesali kepergian
The Cliffhanger Matahari tenggelam, tertelan kelam.Mendung dituang tertutup awan datang.Aksara bisu yang digulung hingga tak lagi berseru, mati.Bola mata kaca, bibir merona tak dipulas.Menjerat jiwa tanpa ambang yang jelas, luka.Dia tak mati.Terlepas dari kehidupan keji, terkutuk tanpa belas kasih.Darah merah, ia bukan lagi manusia.Pada tiap-tiap purnama menggoda wanita.Dia inginkan mati.Pemuja dosa yang dambakan nirwana, enggan.Wajah yang terpatri tak lagi tampak.Salah cermin yang sudah retak.Dia tak dapatkan mati.Balok-balok kayu tersusun, rapi.Matanya terlelap dalam peti mati.Bergulir biarkan waktu berputar, tak berani menentang.Tanya yang tak terjawab hingga kehancuran datang.
Book 1 "Aku melihatnya sendiri dan itu benar-benar luar biasa! Dia berjalan di dinding gedung begitu saja! Apa dia pria laba-laba yang sedang populer i ... Ray? Kau mendengarkanku, 'kan? 'kan?" Beritahu aku bagaimana caranya agar aku tidak mendengarkanmu saat kau bicara dengan suara yang begitu keras?Beritahu aku bagaimana caranya agar aku bisa melepaskan tanganmu yang sibuk menarik kerah seragamku? Aku tidak mengerti, anak perempuan ini berusaha bicara denganku atau sedang merampok? Kulirik anak perempuan berambut cokelat muda di hadapanku, tatapannya tertuju padaku, penuh curiga. "Dengar, tentang pria laba-laba, 'kan? Aku dengar semuanya dari awal hingga akhir. Karena itu bisa kau ... " Brak- Mejanya.Mejanya retak. Anak perempuan ini memukul meja sampai retak begini, padahal aku yakin meja di sekolah terbuat dari kayu kualitas terbaik.Aku menelan ludah, perlahan menatap ke arah perempuan yang masih berada
Page 2 . Savior *** "Apa kalian merasakan kehadirannya?" "Awalnya aku merasa ragu, tapi semakin jelas dan semakin jelas. Ini sudah pasti 'dia', 'dia' yang menghilang dua tahun yang lalu." "Aku mengira dia adalah pemimpin baru kita, dia adalah yang terkuat! Lalu bagaimana bisa ... " "Terlalu banyak rahasia mengelilinginya. Dan hanya dengan menduga-duga, tidak akan membantu apapun. Aku akan mengunjungi pemimpin baru kita, juga bertatap muka dengan Savior." "Callahad, jangan membuat masalah." "Kalian yang hidup dan bercampur dengan manusia, yang membiarkan kekacauan terjadi, tidak berhak memberiku nasihat sama sekali." *** Sialan.Aku tidak menduga aku akan kalah dari penjual daun bawang, bagaimana bisa aku membeli dengan harga semahal ini!? Paman itu sudah memperdayaiku, apalagi