Share

Bab 47 Nasib Habib

Uang tabungan sudah kian menipis. Kontrakan harus di bayar dalam waktu dekat. Mengapa hidupku bisa berubah 180 derajat setelah ibu meninggal.

Tidak ada lagi para pembantu yang melayani kehidupan sehari-hari. Tidak adalagi rumah megah nan mewah. Sekarang tidurpun hanya beralaskan kasur tipis.

Sudah berusaha kesana kemari mencari pekerjaan, anehnya, tidak ada yang mau menerima. Apa karena aku cacat?

Ya sekarang jalanku sudah tidak bisa segagah dulu. Tangan kanan ini sudah tidak senormal dulu. Dengan langkah kakiku yang bisa di sebut terseok-seok. Mengundang beberapa mata yang melihat memandang iba. Habib, Habib.

Sekarang aku merasakan menjadi manusia biasa tanpa jabatan. Begitu susahnya walau sekedar untuk membeli membeli makanan di resto mewah. Padahal dulu makanan mewah adalah santapanku sehari-hari.

Dengan tertatih-tatih ku bawa berkas-berkas di dalam tasku. Mencoba kembali mencari keuntungan. Siapa tahu ada perusahaan yang mau menerimaku walau hany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status