Sementara ibunya Ardi sudah menyelesaikan teleponnya dengan Melinda, giliran dia menelepon ibu-ibu lainnya di gang itu untuk menceritakan kejadian menegangkan dan sangat hebat antara keluarganya dan Gian.Bagaimanapun juga, manusia selalu ingin diakui oleh sesamanya, apapun alasan dan caranya.Motor Gian sudah tiba di depan gerbang utama Perumahan Alam Seroja Indah. Ada dua satpam berjaga di sana.“Selamat malam, ingin mencari siapa dan alamat yang mana?” tanya salah satu satpam.“Maaf, Pak! Alamatnya bu Melinda di mana, ya? Saya ditugaskan untuk mengantarkan pesan dari bos saya dari stasiun televisi terkait dengan jadwal syuting selanjutnya.” Gian berbohong.“Maaf, boleh melihat ID Card Anda?” tanya si satpam.Gian mengeluarkan tanda pengenal kerja dari dalam tasnya. Itu baru saja dia buat di tempat rental komputer. “Maaf, Pak. Kemarin kena hujan dan agak rusak ID Card saya!”Satpam melihat tanda pengenal kerja yang memang terlihat kusut dan tak begitu jelas tulisan serta fotonya. “O
Gian tak habis pikir, bagaimana bisa ibunya terus saja memberikan pembelaan pada kedua kakaknya tanpa bersimpati padanya sedikitpun!“Ma … sekarang Mama ingin aku mengingat mereka sebagai saudara kandung? Hanya karena aku menyakiti mereka? Lalu ke mana Mama ketika aku ditindas dan disakiti mereka sejak aku kecil? Mama ke mana ketika itu terjadi?!” Gian berteriak dengan perasaan kalut. Matanya mulai basah jika mengingat kejadian masa lalu yang amat menyakitkan.Ditindas kakak-kakaknya sendiri, diremehkan dan tidak diakui ibu kandungnya. Apa yang bocah cilik bisa lakukan ketika dihadapkan pada perlakuan keji macam itu?Menyadari akar sakit hati Gian, Melinda segera bersimpuh lebih benar dan meratap, “Maafkan kedua kakakmu, Gian. Maafkan Mama juga. Kami salah padamu, kami sungguh salah! Ampuni kami!” Dia sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangan sebagai permintaan maaf dan penuh penyesalan.“Sekarang aku ingin tahu, aku salah apa sampai diperlakukan buruk dari kecil oleh kalian?” G
Ternyata, Gian memiliki rencana untuk pergi ke stasiun televisi.“Cher, bisa terus menyetir? Atau gantian dengan Kakak saja, sini!” Gian tak tega jika adiknya harus menghadapi ini.Dengan gerakan cepat, Gian berganti posisi dengan Cheryl, kini dia di ruang kemudi.Sementara itu, belasan mobil polisi dan juga truk berisi banyak polisi bersenjata api terus mengikuti secara ketat mobil yang dilajukan Gian. Mereka tidak berani melakukan serangan karena ada 4 sandera di dalam mobil Melinda.Bahkan, komandan tidak berani memerintahkan anak buahnya untuk menembak ban mobil karena dikhawatirkan akan mencelakai para sandera jika mobil sampai oleng atau terguling.Di belakang kemudi, Gian menyeringai sambil terus menatap ke jalanan yang sedikit lengang karena ini sudah hampir tengah malam.Dikarenakan adanya suara sirene iring-iringan mobil dan truk polisi, menjadikan warga sekitar menjadi heboh dan ingin tahu ada apa.Dari satpam yang kini sudah sadar, warga kompleks pun tahu bahwa si anak mon
Acara live di tengah malam dengan bintang tamu yang sangat menakjubkan yang sedang sangat viral dalam satu minggu ini!Mana mungkin pemilik stasiun televisi menolak itu! Maka, setelah dia diberitahu oleh stafnya, dia segera menyuruh agar acara itu bisa berlangsung dengan baik dan lancar.“Tapi, Pak, ada banyak polisi di luar studio!” Stafnya berkata.“Suruh para polisi itu untuk berjaga saja, tak perlu melakukan pertempuran di tempatku!” Pemilik stasiun televisi tak mau kehilangan kesempatan emas meraup banyak uang dan melonjaknya rating setelah ini.Benar saja, dalam waktu sekejap, berita mengenai akan ada tayangan live dengan bintang tamu Gian dan keluarganya di kanal televisi BCYX yang besar segera beredar di media sosial.Di jam seperti itu, tentu masih banyak warganet yang masih begadang. Mereka melotot tak percaya dan segera menyalakan televisi atau mencari kanal resmi stasiun televisi itu di Yutub.Seketika, sudah begitu banyak orang menantikan acara tersebut.Host yang berjuml
“Siapa … siapa yang akan kamu hadirkan, Gian?” tanya salah satu host, seperti yang ad di pikiran Melinda dan yang lainnya.Gian menoleh ke host itu untuk menjawab, “Ada beberapa ibu tetangga dekat rumah kami yang bisa bersaksi bahwa aku memang mengalami pemukulan atau ketika aku sering pergi ke warung depan gang saat aku masih kecil untuk melakukan perintah mama.”“Ya ampun! Bayangkan, anak 5 tahun sudah disuruh-suruh ke warung. Yah, meskipun hanya di depan gang, tetap saja zaman kini marah terjadi penculikan, bukankah itu mengerikan anak sekecil itu dibiarkan sendirian saja mondar-mandir ke warung?” Host itu sampai geleng-geleng kepala.“Dan umur 8 tahun dia harus mencuci pakaiannya sendiri, ingat itu!” Host lain menimpali sesuai dengan apa yang diceritakan Cheryl.Memang, Cheryl saat itu masih sangat kecil ketika Gian cilik harus ke warung. Namun, ketika Cheryl sudah mulai bisa berbicara, dia pernah menyaksikan Gian yang menahan tangis saat pulang ke rumah usai dari warung.Ketika C
Warganet terpecah menjadi dua kubu, yang mendukung Gian dan menentang Gian setelah mereka mendengar apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Gian.Yang membuat mereka tercengang selanjutnya adalah ketika Gian berkata, “Aku tidak hanya dirundung dan ditindas fisik serta mental di rumah, tapi juga di rumah. Halo, teman-teman sekelasku dan beberapa preman sekolahku, apa kabar kalian di sana? Nyenyakkah tidur kalian semua?”Para host hanya bisa melongo melihat Gian sedang melambaikan tangan ke salah satu kamera yang menyorotnya disertai wajah tersenyum yang sebenarnya itu merupakan ejekan saja pada pihak yang sedang disapa.Karena penasaran, salah satu host wanita bertanya, “Apakah … mereka itu juga merundung kamu, Gian?”“Oh, jelas saja. Itu merupakan kegiatan sehari-hari mereka. Sungguh sebuah ketekunan dari mereka sampai itu seperti sebuah dedikasi bila udah merundungku.” Gian menjawab si host dengan senyum lebar dan kemudian dia menceritakan apa saja perundungan yang dia terima da
Mendapatkan senjata mendadak saja diraih sulur listrik dari Gian, dan terasa menyengat sedikit di tangan mereka, tentu para polisi itu melepaskan semua senjata di genggaman.Dengan cepat, Gian sudah melucuti semua senjata para polisi yang mengepung dia di studio.“Jangan dikira aku tidak berani melakukan apapun pada kalian kalau kalian terus mendesakku.” Gian kini berpindah tempat duduk ke posisi antara Carlen dan Zohan.Setelah Gian duduk di antara kedua kakaknya, dia dengan santai merentangkan kedua tangan ke bahu Carlen dan Zohan. “Tenang saja, aku tidak akan menyetrum kedua kakakku asalkan polisi tidak berbuat aneh-aneh padaku.” Dia menambahkan sikap santainya dengan menaruh kedua kaki di atas meja rendah di depannya.Kekehan tawa terlihat mengejek para polisi yang gagal menundukkan dia. Manusia biasa seperti mereka, akan kesulitan menangani sosok dengan kekuatan super seperti Gian.Namun, itu bukan berarti Gian tidak memiliki kelemahan.Tidak diduga-duga, muncul polisi lain yang
Pertarungan psikologis? Gian menyeringai. Setelahnya, dia mendorong tubuh Carlen dan Zohan ke arah pasukan khusus itu sembari berkata, “Ambil saja! Mereka sudah tidak berguna lagi untukku.” Dia menatap remeh ke ibu dan kedua kakaknya.Gian memang sudah tidak berminat menyandera Carlen dan Zohan karena dia sudah mencapai apa yang dia inginkan, yaitu pengakuan keluarganya mengenai masa lalu kelamnya. Setidaknya, namanya tidak sekeruh sebelumnya.Melihat Gian sudah melepaskan kedua putranya, Melinda bergegas lari ke dua anak kesayangannya sekaligus ingin mendapatkan perlindungan polisi.Sementara, Cheryl masih ada di sisi Gian, tidak bergerak ke para polisi, sehingga pasukan tidak berani melakukan apapun. “Kak.” Gadis belia itu menoleh ke Gian.“Pergilah bersama mereka. Kakak akan baik-baik saja. Kau justru akan terseret bahaya jika ikut Kakak.” Gian paham kalau Cheryl ingin mengikutinya, dan dia sangat terharu akan itu. Hanya saja, dia tak ingin Cheryl menjadi beban baginya dan bisa-bis