Share

Bab 37

"Kembar mana?" tanyaku pada Mas Adit kala aku terbangun. Perasaan, tadi masih pukul lima pagi, kenapa sekarang gelap lagi? Kulirik waktu sudah pukul sepuluh malam. Aku beranjak dari tempat tidur dan bergagas ke kamar kembar. Mas Adit sendiri mengikutiku dari belakang.

"Kembar!" Ini Bunda, Sayang! Kalian udah makan?" Kedua putriku tak menjawab satupun. Padahal, biasanya mereka langsung menghampiri jika namanya kupanggil. 

"Kembar udah gak ada, Bund. Bunda harus ingat itu. Bunda yang sabar, yang ikhlas," ucap suamiku. Mas Adit merangkulku ke ruang tamu, dan mengajakku duduk di sana. Ada bekas semacam kue, mungkin sisa tahlilan tadi. 

Rasanya, aku masih tidak dapat percaya mereka pergi secepat itu. Aku merasa, keduanya masih ada, dan aku merasa ini hanyalah sebuah mimpi. Rumah terasa sepi tanpa mereka. "Kembar! Huhuhuhuhuhu!"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dio Mesakh
aku beli coin kok nggak masuk?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status