Guild petualang ibukota Arrnasche. Bangunan tersebut terletak di benteng kedua kerajaan Brimmid. Bangunannya cukup besar dan bagus. Guild petualang ibukota dikenal sebagai salah satu markas guild petualang dengan anggota terbanyak. Yang ada di dalam bangunan tersebut merupakan petualang pemula hingga petualang berpengalaman. Tetapi hari ini kebanyakan guild itu dipenuhi dengan petualang berperingkat menengah. "Hey lihat.""Yah, kau benar."Mereka menatap dan bergumam ke arah sepasang pria dan wanita yang baru saja meninggalkan meja resepsionis. Tidak ada niatan untuk mengganggu ataupun membuat masalah dengan kedua orang tersebut, pasalnya peringkat mereka lebih rendah daripada orang yang mereka tatap. Mata mereka dengan jelas melihat lencana dengan lengan bintang yang banyak. Tetapi rasa penasaran mereka yang membuat mereka terus menatap kedua orang tersebut. Itu dikarenakan mereka sama sekali tidak pernah melihat kedua orang tersebut
Aria dan Florithe langsung pergi menuju tempat orang yang bernama Ghilmar tersebut dengan berjalan kaki keesokan harinya. Bangunan-bangunan di sekitar mereka terlihat lebih besar dan bagus. Jalan yang mereka lalui juga cukup luas dan bersih, terkadang mereka melihat kereta kuda yang cukup mahal karena dihiasi oleh suatu kain. Aria sendiri sudah sering melewati bangunan bagus ini, bahkan setiap hari. Bedanya memang bangunan yang ia lihat sekarang lebih kuno, namun arsitektur rumah mewah para pejabat pada abad pertengahan masih terasa kental. Jalan mereka dituntun oleh sebuah peta kecil yang berasal dari balik tulisan surat. Gambarnya tidak terlalu jelas untuk menunjukkan arah dan terkadang membuat Aria yang dapat menggunakan peta dengan baik salah mengambil jalan."Apakah orang yang tinggal di sini benar-benar menggambar peta ini?" Keluh Aria saat sudah banyak mengambil banyak jalan yang salah. Setelah melalui semua itu, Aria Akhirnya berusaha membua
Tuan Putri Sylvia yang tadi hendak pergi kembali berdiam diri di tempat yang sama. "Apakah itu tidak apa-apa?" "Ya, tentu. Aku sangat yakin Tuan Putri akan menyukainya." Putri Sylvia yang memasang wajah berpikir akhirnya memasang senyuman, setuju untuk ikut dengan Ghilmar. "Baiklah. Kalau begitu aku menerima tawaranmu." "Terima kasih, Tuan Putri."Mereka berempat kemudian pergi meninggalkan ruangan yang penuh dengan bangsawan ke tempat yang lebih sepi. Ghilmar kemudian mengajak istrinya di pertengahan jalan ketika bertemu dengannya, sehingga yang masuk berjalan bersama mereka bertambah menjadi lima orang. Ghilmar membawa mereka ke ruangan yang biasa ia pakai untuk urusan pribadi dengan orang-orang kepercayaannya.Sebagai tuan rumah dan juga sebagai seorang bangsawan yang mengundang orang asing, Ghilmar memperkenalkan Aria dan Florithe terlebih dahulu dan bukan sebaliknya. Walau dalam etik bangsawan keluarga kerajaan yang harus diprioritaskan.
Walau Ghilmar mengatakan Aria mendapatkan kesempatan yang bagus, tapi dirinya tidak mengharapkan sesuatu yang seperti ini.Bukan tidak ingin berbicara dengan Putri Sylvia sebagai putri kerajaan. Aria setuju ini adalah kesempatan yang bagus, tapi itu semua tidak sesuai dengan semua ekspetasi yang ia bayangkan sampai saat ini.Pertama, Aria sangat senang ketika mengetahui kalau surat yang dikirimnya berasal dari seorang Grand-duke yang memungkinkan Aria memperluas koneksinya.Kedua, ia disambut oleh Ghilmar itu sendiri sebagai Grand-duke dan mengajaknya untuk berbicara secara pribadi.Dengan kedua hal tersebut, Aria sudah membayangkan percakapan yang berat diantara Aria dan Ghilmar. Sesuatu seperti percakapan dengan topik serius mengenai kerajaan, pertukaran informasi, atau rahasia yang tidak sengaja terungkap tergambar jelas di dalam rencananya. Apalagi itu diperkuat dengan masuknya Putri Sylvia yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam percakapan pribadi. Tapi ter
Tapi, setuju akan perkataan Putri Sylvia tentang tidak ingin merusak suasana, Aria memutuskan untuk melanjutkannya. "Ya, itu benar. Aku dan Florithe adalah apa yang orang bilang sebagai petualang. Tapi sejujurnya aku tidak yakin bahwa apa yang kami alami akan sama dengan kebanyakan petualang lainnya. Bukannya kami tidak ingin berbagi cerita kami. Sejujurnya, kami bukanlah berasal dari kerajaan Brimmid, dan kami datang di kerajaan belum lama ini. Jadi aku tidak yakin apa yang kami alami bisa memenuhi keinginan dari Tuan Putri."Aria sendiri masih bingung, apa yang dimaksud dengan petualang? Penjelasan itu terlalu subjektif karena ketika melihat papan misi di dalam guild, kebanyakan isinya adalah permintaan dari seseorang. Di bumi, Aria akan menyebut mereka dengan kata 'freelance' dan bukan petualang. Jadi Aria yakin penjelasannya akan membuat Tuan Putri kecewa.Tapi, walau sudah mendapatkan penjelasan yang jelas, Putri Sylvia tidak memasang wajah tidak puas, melaink
Kuil bergaya Yunani kuno sudah sepenuhnya ditempati oleh Aria. Dia tidak lagi memilih penginapan yang ada di kota. Selain tidak harus membayar uang tiap malam, kuil yang sempat ia inginkan dahulu lebih bagus daripada penginapan di kota Rumberg. Pulang dengan menggunakan sihir teleport, Aria langsung sampai di kuil tersebut. Dirinya teleport bersama Florithe dari Arrnasche selepas mendapatkan hasil yang bagus dari Tuan Putri Sylvia dan Grand-duke Ghilmar. Aria segera memasuki kuil miliknya tersebut. Ia disambut oleh pria yang mengenakan setelan jas biru dengan garis-garis vertikal berwarna merah. Kupingnya sedikit runcing dan memakai kacamata. Dilihat sepintas, pria tersebut memiliki pola wajah yang tidak bersahabat dan menyeramkan. Tapi pria itu menunduk bagaikan seorang yang sangat ia harus hormati saat Aria datang. "Selamat datang kembali, Tuanku." "Ya, kerja bagus, Pharash. Bagaimana keadaan tempat ini saat aku pergi? Maafkan aku menyerahkan semuanya pada
Catherine, atau dengan nama lengkap Catherine Zeta, juga merupakan NPC yang dipanggil oleh Aria setelah menemukan bangunan kuil di dalam Death Forest. Catherine bukanlah NPC buatan melainkan NPC yang dicuri oleh Aria dari guild besar yang menyukai ras hewan atau manusia yang mempunyai kuping dan ekor hewan. "Apa dia sudah menemukan sesuatu?" tanya Aria dengan saksama."Ya. Catherine sendiri tidak menjelaskannya secara rinci, tetapi ia sudah menemukan sesuatu yang bisa membuat Tuan untuk bergerak saat ini." jawab Pharash sambil menatap ke arah Tuannya.Di dalam pikirannya, Pharash sebagai NPC terpintar yang dimiliki Aria setuju dengan apa yang ditulis oleh Zeta. Menurutnya, semakin cepat maka semakin baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Tapi Aria sendiri masih ragu karena dia belum sepenuhnya mengetahui situasi dunia barunya itu. Akan lebih aman jika Aria mengetahui hal itu dengan pasti."Saat ini di mana posisinya?" "Saya melihat dari salah
"Jadi ini yang mereka sebut Marmastan." Dua orang berdiri di tengah banyak kerumunan. Terdengar banyak suara roda yang menggesek batu dan tanah, tidak lupa dengan langkah kaki kuda yang menggunakan tapaknya. Suara orang berteriak begitu nyaring menawarkan dagangan mereka. Suara yang nyaring itu juga bercampur dengan para pedagang dan pembeli yang sedang tawar menawar. Yang bisa dilihat oleh mata mereka saat ini adalah pasar yang menawarkan banyak barang dan di beli oleh penduduk, serta transportasi kereta kuda yang berlalu-lalang membawa kotak bermacam isian. "Suasananya sangat berbeda dengan Brimmid." Tidak ada yang keberatan saat Aria mengatakan hal tersebut karena suasana pasar di Mitridem lebih ramai. Ada alasan dibalik itu semua. Jika harus membandingkan lebih besar mana, Mitridem memang jauh lebih besar sehingga populasi mereka menjadi banyak. Tetapi populasi tersebut tidak sepenuhnya dihuni oleh manusia karena Mitridem dipenuhi oleh banyak r