“Dek, minta uangmu dulu.”“Buat apa?”“Ira mau beli Skincare, tetapi gajiku sebagai kuli bangunan satu hari gak cukup” rengeknya.Lita yang kebetulan berada disana memandang Imron dengan jijik.“Laki-laki gak modal, gak tahu malu, gak tahu diri, bisa-bisanya dia mau minta uang untuk pelakor sama istri sah! Laki-laki seperti ini halal untuk di santet” makinya dalam hati.Dia gregetan, rasanya tangannya gatal ingin menyiksa suami tetangganya ini.“Aku gak pegang uang!” balas Naya.“Jangan bohong lah, kamu kan kerja”“Eh, aku kerja gak ada seminggu, sudah kau pinta saja gajiku, ‘tak sadar kau Mas? Sudah cukup kau dulu kutampung, sudah cukup dulu kau jarang menafkahiku! Sekarang jangan jadi benalu!” teriaknya kalap.Lita sampai terkejut mendengar dan melihat Naya yang berteiak melampiaskan kekesalannya. Bagaimana tidak kesal, baru saja pulang dan belum selesai rasa penatnya bekerja seharian yang satu hari ini memakan banyak energinya, sudah di minta uang, untuk madunya lagi.“Aku ini mas
“Begini saja, jika dalm waktu enam bulan Ira belum juga hamil, Imron harus tes kesuburan, jika terbukti dia mandul. Aku berhak meminta cerai!” ucapnya menengahi perdebatan yang terus menerus memojokkannya.“Aku setuju itu, yang aku dengar Ira itu subur. Dulu nikah belum ada 2 bulan dia sudah bunting, baru lahiran seminggu sudah cerai, itu kemungkinan besar dia tidak memaki kontrosepsi.” Imah membeberkan apa yang dia tahu. Si tukang gosip selalu menemukan berita akurat.Ibu dan anak tersebut melempar pandang kemudian mengangguk setuju, dia yakin kalau Ira sebentar lagi hamil anak Imron.“Ok aku setuju, tetapi dalam jangka tersebut Ira hamil, kamu harus menuruti keinginan Imron untuk memberikan sebagian gajimu kepada Ira sebagai nafkahnya!”“Aih .. siapa yang nikah, siapa yang memberi nafkah, kalau begitu aku tak mau nikah lah! Takut ketemu sama suami yang sifatnya kayak suami Mbak Naya!” celetuknya.Semua orang memandang kea rah wanita yang tadi berbicara. Diana, pembantu Ibu Stela ini
Ibu serta adik dan kakak Imron termenung, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Imron lah bermasalah, Imron di vonis mandul. Sedangkan saat itu juga Naya meminta cerai. Imron menimang-nimang surat gugatan cerai yang di kirim Naya melalui pengacaranya langsung, dia frustasi di sisi lain dia tidak ingin bercerai dengan Naya, tetapi di sisi lain Naya mengajukan hal yang sulit. Jika masih ingin bersama Naya, Imron harus bercerai dengan Ira dan memastikan keluarganya tak ikut campur dengan rumah tangganya,Naya juga membatasi Imron jika ingin pergi kerumah orang tuanya, dan Naya juga tak ingin keluarga Imron seenaknya obrak-abrik rumahnya.Cukup dulu ia yang menjadi babu, Widi dan Weni kalau kerumahnya hanya ingin memberantakan rumanya, plastic bekas makan di buang ke lantai seenaknya, sudah makan tak langsung di cuci. Alhasil, Naya yang mencuci piring bekas makan mereka, mereka bertingkah seolah pemilik rumah, dan Naya adalah babu.“Pokoknya kamu jangan mau di cerai Imro, enak saja, setelah d
Dasim tertawa kegirangan, bukankah pertunjukan kali ini benar-benar menyenangkan bagi Jin yang memeilik tugas mencerai beraikan sebuah pasangan? Imron dan Naya bercerai, begitu juga Widi yang mendapatkan surat cerai dari suaminya. Vian memilih menceraikan Widi, begitu juga Ira yang meminta cerai kepada Imron, untungnya Ira dan Imron menikah secara siri.***Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang di hasut Dasim hanya mereka yang lemah Imannya? Tidak! Mari ku ingatkan lagi, dia akan menggoda anak cucu Adam, itu berati keseluruhan, entah kuat atau lemah iman orang tersebut, sumpah iblis adalah mengajak anak cucu Adam untuk menjadi temannya di neraka yang kekal. Maka dari itu para iblis dan jin kafir tak pernah lelah untuk menggoda kita, salah satu godaannya adalah membuat sebuah pasangan bercerai berai, karena penceraian adalah sesuatu yang paling di benci Tuhan.“Abi baru pulang?”“Iya Umi,”Sang istri hanya tersenyum singkat lalu kembali masuk ke kamarnya.Hari-hari mereka begitu m
Pernikahan Maya dan Ilham adalah hasil perjodohan, awalnya Maya menentang keras perjodohan ini karena dia sudah memiliki dambaan hati, tetapi Maya sekuat apapun Maya menolak dia tidak bisa mencegah pernikahan tersebut. Maya di besarkan oleh kedua orang tuanya yang sangat tegas, apalagi Maya adalah anak bungsu dan perempuan satu-satunya. Bahakan, terkadang dia selalu merasa terkekang di dalam keluarganya. Saat hari pernikahan yang hanya di hadiri kedua pihak keluarga dan kerabatnya saja, Maya tak ingin teman-temannya tahu kalau dia sudah menikah, tetapi kabar pernikahan tersebut sampai juga ke telinga sang kekasih, entah sakit hati karena ditinggal nikah atau depresi karena banyak tugas, kekasih Maya memilih mengakhiri hidupnya. Tepat di hari pernikahan Maya. Nasib buruk tak juga sampai di situ, 5 hari setelah pernikahan Maya, sang Abah meninggal dunia. Dari situ muncul rasa tak suka dari Maya kepada sang suami. Dia menganggap pernikahannya adalah pernikahan yang membawa takdir buruk
“Anu .. aku.”“Ada apa Umi? Hem?” Tanya ustadz Ilham menggoda sang istri.“Ada nyamuk tadi di kenaingnya, ya ada nyamuk ..” ucapnya.Maya langsung beranjak dari sisi ranjang tempat tidur sang suami, dia kembali merebahkan badannya dan coba untuk memejamkan mata. Ustadz Ilham yang melihat tingkah sang istri hanya tersenyum senang, sebenarnya dia sudah bangun sebelum Maya terbangun, tetapi karena posisi tidur Maya yang kepalanya menindih lengan Ustadz Ilham, terpaksa sang Ustadz membiarkannya, ketika Ustadz Ilham tengah sibuk memperhatikan sang Istri, Maya terbangun.Ustadz Ilham sholat disamping Maya yang kembali tertidur pulas. Setelah salam,Ustadz Ilham memperhatikan sang istri yang tertidur dengan tenang, ingin sekali Ustadz Ilham mengajak Maya untuk sholat berjamaah, tetapi apalah daya, Maya lebih suka sholat sendiri.Ustadz Ilham berdzikir hingga hampir memasuki waktu shubuh, gegas ia ke masjid untuk melanjutkan dzikir di sana.Matahari sudah menampakkan sinarnya saat sang ustadz
Ilham dan Maya memutuskan untuk kerumah sang Abang akhir pekan, karena hari jum’at Maya tidak bisa. Ustadz Ilham terus membujuk sang istri hingga mau tak mau Maya menyetujuinya.Setibanya di sana mereka di sambut dengan baik, merka berbicang-bincabg hangat seakan tak pernah terjadi masalah di keluarga ustadz Ilham.“Assalamu’alaikum ustadz Aldi.”“Wa’laikum salam, ada apa, Pak Suryo?”“Anu .. gini, ah, saya jadi sungkan bilangnya, soalnya lagi ada tamu.”“Gak pap, Pak.” Jawab Ilham.“Saya di suruh menjemput Ustadz Aldi, soalnya Mbak Mita, istrinya Den Gery kesurupan.”“Innalillahi .. ayok Pak, kita kesana sekarang.”“Ham, Maya. Abang tinggal dulu ya, kalian istirahat saja di kamar tamu, pasti capek datang dari jauh”“Iya, Bang.”Aldi yang memiliki kemampuan kebatinan dan bisa meruqyah selalu di mintai tolong oleh orang-orang di sekitarnya, lain halnya dengan Ilham dan adiknya Ridho yang menjalani hidup normal sejak kecil. Aldi memiliki kemampuan tersebut karena turunan dari sang kakek
“Ada apa?”“Aku dan Ibu mencarimu, Umi kemana?” tanyanya sambil mengurai pelukannya.“Makam Abah,” jawabnya dan kembali beranjak meninggalkan sang Ustadz sendirian.Ustadz Ilham hanya mengulas senyum kecut, dai sudah tak punya topic pembahasan untuk dibahas kembali bersama Maya, lagi pula Maya selebih banyak diam, hanya sesekali mwnimpali.“Kau kenapa, Nak?’“Siapa? Aku?”Ibunya mengangguk, sekrang mereka hanya berdua di dapur.“Kamu belum ikhlas?”“Ikhlas adalah satu hal tersulit, Bu.”“Tetapi Ibu sudah ikhlas,” sanggahnya.“Ibu hanya terbiasa, terbiasa tanpa hadirnya saat ini. Sedangkan Maya, bukan hanya ditinggal Abah, tetapi juga Lian, bukannya Ibu tahu? Kalau Lian adalah kekasih juga cinta pertama bagi Maya, Ibu ttahu itu, tetapi kenapa Ibu tak membela Maya waktu itu? Ibu diam saja saat Abah menjodohkan aku, padahal Maya bukan wanita yang mudah jatuh cinta, Bu.” Maya menangis terisak.“May ..” Ibunya menghampiri dan mengusap lembut bahu sang putri.“Ustadz Ilham tak bersalah Bu,