“Ada apa?”“Aku dan Ibu mencarimu, Umi kemana?” tanyanya sambil mengurai pelukannya.“Makam Abah,” jawabnya dan kembali beranjak meninggalkan sang Ustadz sendirian.Ustadz Ilham hanya mengulas senyum kecut, dai sudah tak punya topic pembahasan untuk dibahas kembali bersama Maya, lagi pula Maya selebih banyak diam, hanya sesekali mwnimpali.“Kau kenapa, Nak?’“Siapa? Aku?”Ibunya mengangguk, sekrang mereka hanya berdua di dapur.“Kamu belum ikhlas?”“Ikhlas adalah satu hal tersulit, Bu.”“Tetapi Ibu sudah ikhlas,” sanggahnya.“Ibu hanya terbiasa, terbiasa tanpa hadirnya saat ini. Sedangkan Maya, bukan hanya ditinggal Abah, tetapi juga Lian, bukannya Ibu tahu? Kalau Lian adalah kekasih juga cinta pertama bagi Maya, Ibu ttahu itu, tetapi kenapa Ibu tak membela Maya waktu itu? Ibu diam saja saat Abah menjodohkan aku, padahal Maya bukan wanita yang mudah jatuh cinta, Bu.” Maya menangis terisak.“May ..” Ibunya menghampiri dan mengusap lembut bahu sang putri.“Ustadz Ilham tak bersalah Bu,
Setelah sarapan berdua ustadz Ilham berinisiatif untuk meminta maaf terlibih dulu.“Jangan ingatkan aku tentang sesuatu yang seharusnya untuk di lupakan Ustadz.”Ustadz Ilham kembali bungkam.“Biar aku mengantarmu,”“Tidak perlu, Lili akan datang menjemputku.”Kini tak ada lagi panggilan Abi Umi seperti yang sudah-sudah.“Aku benar-benar menyesal” ucapnya sebelum Maya berlalu dari hadapnnya.“Daa .. ustadz ganteng, kami duluan, kalau butuh istri baru aku siap”Lili gadis cerewet yang blak-blakan, teman masa kecil Maya sampai sekarang.Ustadz Ilham tersenyum dan melambaikan tangannya, nanti sepulang kuliah dia bertekad akan menjemput istrinya di kampusnya, kalau dijemput, Maya tak pernah menolak.Tetapi yang lebih dulu ia lakukan adalah mentransfer uang ke rekening Maya dengan nominal yang lumayan. “Kau pucet sekali May?” Tanya Lili, mereka masih di atas motor.“Tak makan kau kah? Atau anemianya kumat? Mau ku antar kerumah sakit dulu?”“Tak perlu”“Buset .. singkat padat sekali jawaba
“Mas, siapa lagi wanita yang kau bawa itu?”“Bukan urusanmu! Lebih baik kau diam saja!”Laksmi menggeleng melihat tingkah suaminya yang semakin hari semakin parah.Laksmi adalah istri pemilik perusahaan besar, tetapi sang suami memiliki kebiasaan buruk dengan selalu bergonta-ganti wanita untuk menjadi teman satu malamnya, wanita kelas atas yang selalu terjaga dari penyakit. Tetapi tentu saja, sebagai seorang istri, Laksmi merasakan sakit hati saat melihat sang suami yang selalu pulang dengan membawa wanita.Suara-suara menjijikan yang terdengar dari dalam kamar suaminya menjadi pelengkap kala hatinya nelangsa.Prang “Jangan banyak berulah, Laksmi! Lihat dirimu, jalan saja kau ‘tak mampu apalagi mau melayaniku. Lebih baik kau diam saja! Selagi uang masih masuk kerekeningmu dan aku masih membiyai pengobatanmu, lebih baik kau tutup telinga dan mata!” bentak Baskoro kala itu.Akibat kecelakaan 6 bulan yang lalu, yang membuatnya harus duduk di kursi roda. Suaminya semakin liar saja, bahka
Jin pelindung yang tak terima tuannya di sakiti meneror Baskoro dalam mimpi, bahkan semua urusan nya di persulit olehnya.“Apa kau membuat kesalahan? Hingga ‘sesuatu’ yang melindungi istrimu murka?” lelaki paruh baya yang duduk di depan Baskoro menatapnya dengan tanda Tanya.Ya, setelah semua kejadian belakangan ini yang menimpanya membuat dia memutuskan pergi ke orang pintar sesuai arahan temannya, siapa sangka lelaki perlente di depannya ini adalah orang pintar. Baskoro yang tak pernah datang ke orang pintar awalnya bingung dan tak percaya melihat penampilannya, yang dia tahu penampilan orang pintar atau dukun di dentik dengan pakaian yang serba hitam dan menyeramkan dengan pembakaran menyan yang menyeruak seisi rumah, seperti yang ia lihat di film-film dan buku novel yang sering istrinya baca.Baskoro yang melihat tatapan menyelidik dari sang empunya rumah gelagapan. Dia menggeleng kuat, menandakan jika dia tidak tahu mengapa semua bisa terjadi.“Cari tahu kesalahanmu dan memintala
“Apa yang kau lakukan, Mas?”“Seharusnya aku yang menanyakan hal itu kepadamu!”“Apa yang kau lakukan? Apa kamu tidak terima karena aku membawa wanita setiap malam di rumah ini, ha! Atau ada hal yang lain?”“Apa maksudmu?”PrangBaskoro melempar vas bunga di depan Laksmi sebagai bentuk amarahnya.“Jangan pura-pura bodoh, Laksmi! Kau menyuruh jin mu untuk menggangguku karena sakit hatimu yang ‘tak jelas itu!”“Jin? Jin apa maksudmu?”Laksmi yang tak pernah tahu perihal jin pelindungnya terlihat bingung, dia tidak mengerti apa maksud suaminya tersebut. Baskoro mencengkram dagu Laksmi dengan keras, hingga alaksmi mendongak ke arahnya, dia meringis karena kuku tangan Baskoro yang sedikit panjang melukai kulit wajahnya.“Bilang kepada jin pelindung atau khadam mu itu, jangan pernah ganggu aku lagi atau kau sendiri yang aku bunuh!”Laksmi bergetar ketakutan, Baskoro kini Nampak semakin berbeda dari Baskoro suaminya yang dulu, atau itu wajah aslinya yang sekarang? Dan kebaikan yang dulu hany
“Perusahaan Ayah gimana Mbok?”“Itu—“Ucapan Mbok Jum terjeda, dia melihat Laksmi sudah di depan pintu, yang lebih mengejutkan lagi Laksmi tengan berdiri menatap mereka berdua, Mbok Jum dan Dania bergegas menghampiri Laksmi. Dania memeluk erat sang Bunda, dia menangis terharu melihat Bundanya bisa berdiri cukup lama.“Bunda belajar jalan dari tadi, kalian kemana saja?”“Dania makan di warteg sam Mbok Jum Bun,” Dania menyerahkan nasi bungkus kepada Bundanya.“Nasi padang, kesukaan Bunda.”Laksmi tersenyum, dia berjalan kembali ke ranjang, meski jalannya masih sangat pelan dia sangat merasa bersyukur.“Ayah pasti senang melihat Bunda bisa kembali berjalan, ‘kan?”Dania dan Mbok Jum saling pandang, raut wajah keduanya tampak tak senang mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Laksmi, Laksmi yang memperhatikan raut wajah keduanya mengernyitkan dahi heran.“Kenapa?”“Gak usah ingat-ingat Ayah lagi, Bunda. Apa Bunda selama ini gak sakit hati melihat Ayah dengan semua wanitanya,
“Kenapa Ayah kalian tega ingin mencelakai Bunda?”“Sudah ku bilang, Bunda. Ayah melakukan semua demi harta, dia ingin mengusai harta Bunda sepenuhnya.”“Karena semua aset masih milik Bunda, jika Bunda tiada maka Ayah yang paling berhak atas semua itu,” kini Dania yang sejak tadi diam mulai bersuara.“Apa Mbok tahu hal lainnya?”Mbok Jum hanya menggeleng pelan, sejauh itu hanya itu yang dia tahu, ternyata masih banyak lagi kejahatan yang di lakukan oleh Baskoro kepada keluarganya sendiri.“Oh iya, Bunda. Perusahan Papanya Ayah gimana?”“Yang Bunda tahu, setelah menikah setahun kemudian, Papa sama Mama mertua pindah kebandung. Sejak saat itu Bunda tidak tahu lagi kabar mereka, Ayah kalian diajakpun tidak pernah mau, alasannya selalu sibuk.”Mereka kembali hening.“Bunda, Ed mohon. Jangan kasih tahu Ayah dulu soal kabar kalau Bunda sudah bisa berjalan lagi, ini juga demi keselamatan Bunda, juga aku dan Dania, Ayah tak benar-benar sayang pada kami,”Laksmi langsung menoleh kearah Dania, d
“Itu—““Itu apa Mbok?” Laksmi yang tak sabaran memotong ucapan Mbok Jum yang terkesan bertele-tele.Mbok Jum tampak ragu menagtakannya kepada ibu dan anak-anaknya tersebut.“Mbok—“ Dania menguncang tangan Mbok Jum manja.Dengan menarik nafas berat Mbok Jum harus memberitahukan sesuatu yang seharusnya terkubur sejak lama.“Maaf Non, Den Ayu, tetapi Mbok juga tahu sedikit tentang jin pelindung yang katanya sudah mengikuti keluarga kalian secara turun temurun.”Sedikit ‘tak masalah Mbok, yang terpenting kita bisa tahu.” Ednan antusias, dia yang ‘tak terlalu percaya dengan hal ghaib sekarang malah penasaran dengan asal usul keluarga Bundanya sendiri.“Yang Mbok tahu, sosok itu sudah hilang setelah kakek Non Laksmi meninggal sebelum menurunkannya ke anak cucunya, tetapi dulu memang Kakek Non Laksmi memiliki pegangan yang mereka sebut Khadam, entah itu benar atau tidak karena cerita ini Mbok juga tahu dari almarhum Ibunya Mbok.”“Mbah uyut dukun?”PletakSecara reflek Dania menjitak kepala