“Itu—““Itu apa Mbok?” Laksmi yang tak sabaran memotong ucapan Mbok Jum yang terkesan bertele-tele.Mbok Jum tampak ragu menagtakannya kepada ibu dan anak-anaknya tersebut.“Mbok—“ Dania menguncang tangan Mbok Jum manja.Dengan menarik nafas berat Mbok Jum harus memberitahukan sesuatu yang seharusnya terkubur sejak lama.“Maaf Non, Den Ayu, tetapi Mbok juga tahu sedikit tentang jin pelindung yang katanya sudah mengikuti keluarga kalian secara turun temurun.”Sedikit ‘tak masalah Mbok, yang terpenting kita bisa tahu.” Ednan antusias, dia yang ‘tak terlalu percaya dengan hal ghaib sekarang malah penasaran dengan asal usul keluarga Bundanya sendiri.“Yang Mbok tahu, sosok itu sudah hilang setelah kakek Non Laksmi meninggal sebelum menurunkannya ke anak cucunya, tetapi dulu memang Kakek Non Laksmi memiliki pegangan yang mereka sebut Khadam, entah itu benar atau tidak karena cerita ini Mbok juga tahu dari almarhum Ibunya Mbok.”“Mbah uyut dukun?”PletakSecara reflek Dania menjitak kepala
Malam itu juga Ednan memutuskan untuk pergi ke Bandung seorang diri, setidaknya dia sudah merasa sedikit tenang karena sang Bunda setuju dengan rencana yang disusun rapi oleh dirinya dan sang Adik tercinta Dania. Sebenarnya dia sangat marah dan benci atas perlakuan Ayahnya kepada Adik dan Bundanya, sekarang Baskoro bukan hanya menyakiti mental sang Bunda tetapi juga menyakiti fisiknya.Dan untuk Dania, dia sudah membayar dua bodyguard untuk mengawasi Dania dari jauh, dia mewanti-wanti bodyguardnya jangan sampai kecolongan, karena baginya, tanggal sial seseorang tidak ada dalam kalender.Setelah melakukan perjalan yang lumayan jauh, dia berhenti di resort sekedar untuk memesan kopi, dia kembali mengecek foto yang informannya kirimkan, seorang pasutri lansia yang ia yakini adalah Kakek dan Neneknya.“Katanya mereka bangkrut dan tak memiliki apapun lagi setelah Dania lahir, berarti itu sudah 19 tahun yang lalu, tapi kenapa di foto ini mereka bergembira dengan semua kemewahannya? Ah .. Ja
Dasim menyiram bensin pada api amarah yang tengah berkobar, siapapun yang berada di dekatnya akan hangus terbakar. Begitulah Ednan, ambisi untuk menghancurkan keluarga Ayahnya sangat kuat. Tak peduli mereka masih keluarganya, bahkan hubungan mereka adalah kakek dan cucu sendiri.Tetapi bukankah uang, tahta dan harta bisa merubah karakter dan hati seseorang? Seperti Rian dan Sumi yang serakah ketika memiliki menantu Laksmi yang berasal dari orang kaya dan terpandang. Bukannya berterima kasih karena orang tua Laksmi—Pak Jayden dan Buk Mila membantu menutupi kerugian perusahaan mereka. Bagai serigala berbulu domba, mereka malah berleha-leha dan selalu mengandalkan besannya yang kaya raya. ‘tak tahan dengan kelakuan besannya, Pak Jayden memutuskan kucuran dana ke peusahan Pak Rian. Al hasil perusahaan tersebut bangkrut dan mereka jatuh miskin.Baskoro yang mengetahui hal tersebut tidak terima dan langsung menyusun rencana untuk membunuh mertuanya sendiri bersama Ibu Bapaknya. Pindah ke Ba
“Buk, Bapak dapat tawaran proyek besar” ucapnya memberi tahu sang istri dengan antusias.Sumi yang duduk sambil menyesap the hangat menoleh sekilas, dan kembali focus menatap taman bunga yang baru di pangkasnya.“Sudah lah, Pak. Kita ini sudah tua. Jalan saja sudah rada susah, harus pake tongkat kemana-mana, masih saja ngurusin bisnis dan proyek, lebih baik kita duduk santai saja! Toh semuanya juga ada yang ngatur, uang bulanan juga tak pernah absen dari anak kita Baskoro. Lebih baik Bapak pension saja!”“Tetapi ini sebuah proyek yang menggiurkan Sumi, kau akan kecipratan juga kalau proyek ini berjalan dengan baik nantinya.”“Terserah Bapak saja! Lagipula tampa proyek tersebut hidup kita sudah makmur, kalau kurang uang buat besarin usaha lagi, ya Cuma tinggal minta sama si Baskoro. Dia ‘kan yang sudah memegang semua kendali atas semua kekayaan Laksmi yang di turunkan besan kita yang sudah lama meninggal” jelas Sumi.Rian membenarkan, tetapi nominal yang didapat setiap bulannya sunggu
“Tuan, Pak Baskoro datang kesini, ke rumah Pak Rian dan Buk Sumi.” Seseorang informan Ednan yang menyamar menjadi salah satu pembantu di rumah pasangan lansia tersebut memberi tahukan kepada Tuannya.“Bagus, aku ingin mendegar apa yang mereka bahas! Apa kamu sudah menempelkan penyadap suara di berbagai sisi rumah besar itu sesuai perintahku?” Tanya Ednan di seberang ponselnya.Gadis tersebut refleks mengangguk, “Sudah Tuan, seperti perintah anda!”Ednan tersenyum dan langsung mematikan ponsel pintarnya, kini dia dan beberapa orang kepercayaannya tengah berkumpul di rumah Jack. Sekarang, kediaman Jack sudah beralih fungsi menjadi markas dadakan mereka.Mereka menyimak semua obrolan orang tua dan anak tersebut, Ednan tersenyum miring.“Mau menggadai rumah warisan Kakekku? Jangan harap! Kali ini, akan ku pastikan kalian benar-benar hancur!” gumamnya.Ednan mengepalkan tangannya dengan kuat, salah satu kebiasaannya ketika sedang marah.“Rio, hack akun Bank milik Rian, cari tahu berapa nom
Leon dan Jack pergi untuk menjalankan perintah yang di berikan oleh Ednan, merka kini berada di sebuah perusahan desainer yang cukup besar di bandung. Mereka memperhatiakan bahkan merekam tansaksi Hana dengan pemilik perusahaan tersebut.Kenapa mereka bisa masuk dengan mudah? Apa kalian lupa, bahwa jack adalah informan yang berbakat? Tentu saja, soal penyamaran dialah ahlinya. Jangankan menyamar menjadi salah satu pekerja di perusahaan tersebut, dia bahkan pernah menyamar jadi pemulung dan orang gila untuk mendapatkan informasi se akurat mungkin untuk Tuan mudanya.Kini pandangan Jack berubah sepenuhnya kepada Ednan, dia yang awalnya menilai Ednan sebagai Tuan muda yang arogan dan kejam, sekarang memaklumi semua sikap Ednan, apalagi saat mendengar cerita Rio yang mengatakan Bundanya hampir mati di tangan Ayahnya sendiri Cuma gara-gara harta yang bukan miliknya. Bahkan Kakek Nenek Ednan harus meregang nyawa ditangan menantunya sendiri.“Bukankah ini tidak setimpal? Seharusnya Tuan memb
Baskoro kembali ke Bandung saat mendengar kabar bahwa butik orang tuanya telah hangus terbakar, bahkan uang yang di kirim sudah dibelikan gaun-gaun terbaru dan mahal, sayangnya gaun tersebut juga di lalap api sebelum digantung dimanaekin dan di pamerkan kepada orang-orang.“Bas bagaimana? Ibu sama Bapak sudah tak punya apa-apa lagi? Hanya rumah ini! Ibu mau minta separuh uang hasil pegadaian rumah kamu itu!” rayu Sumi.Sedangkan Rian kini harus di rawat di rumah sakit karena struk, dia kepikiran hebat dengan banyaknya masalah akhir-akhir ini hingga membuat darahnya naik sangat drastis dan berakhir struk.“Buk, aku juga gak pegang uang!”“Hallah! Sama orang tua sendiri kok pelit? Kamu gak kasian sama Bapak? Dari mana Ibu mau punya uang untuk bayar administrasi rumah sakit ini?”“Buk, Bas sudah cari sertifikat rumah tersebut, tetapi gak ada! Bas sampek memukul Laksmi karena tak kunjung memberikan sertikat tersebut. Bas sudah kehilangan perusahaan besar tersebut, sesuai kesepakatan yang
Rian dan Sumi masih bergeming meski sudah menerima uang tersebut, rasanya enggan pergi dari rumah besar yang selama ini menjadi tempat bernaung mereka berdua.“Rumah ini sudah saya berikan kepada Jeny, dia lebih pantas mendapatkannya dari pada kalian!”Jeny melongo tak percaya dengan ucapan Ednan.Sumi memandang mantan pembatunya tak suka.“Kenapa kamu kasih rumah besar ini kepadanya? Perempuan itu tidak berhak atas rumah saya! Oh .. atau jangan-jangan kalian memiliki hubungan khusus?” tuduh Sumi.“Turunkan nada suara anda Nyonya, anda tidak berhak tau tentang saya dan semua orang-orang terdekat saya,”“Tetapi jika anda sangat penasaran, saya akan memberikan sebuah kebenaran! Jeny memiliki seorang gadis kecil yang sangat manis, usianya baru menginjak 5 tahun,”Ednan beranjak dari duduknya dan menghampiri pasangan tersebut.“Dan hal konyolnya, gadis kecil itu adalah Adik kandung saya!”Sumi dan Rian terkejut.“Ya, anda bisa menyimpulkan bukan? Jeny adalah korban Baskoro! Bukan hanya Je