Share

Kebohongan Nara

Malam harinya di rumah Nara. Nenek Ratih yang sedang menjahit pakaian yang sobek menanyakan pada cucunya itu soal lamaran pekerjaan yang dibilang Nara tadi pagi, apakah diterima atau tidak. Gadis dengan rambut dicepol asal ke atas itu mencebik bibirnya. Dalam hati dia berkata, ‘boro-boro diterima, datang melamar aja nggak.’

“Kenapa ekspresinya jelek begitu? Nggak diterima ya?” tebak nenek Ratih.

Menggeleng kepala. “Bukan nggak diterima, tapi belom pergi ke tempatnya.”

“Kenapa begitu? Memangnya habis kuliah nggak langsung ke sana?”

Karena pertanyaan nenek, Nara jadi teringat soal tadi sore di kampus. Helaan nafas keluar dari mulutnya disertai gerakan memanyunkan bibir. Gadis itu pun bangun dari duduknya, bergerak meninggalkan nenek Ratih yang kemudian memandangnya keheranan.

‘Cantika, maaf ya. Tadi itu, lo pasti kelamaan nungguin gue, kan? Kita nggak jadi ke tempat paman lo deh buat ngelamar kerjaan. Gue janji deh, besok pasti.’

Nara mengirim pesan di aplikasi hijau ke teman baikny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status