Share

Part 43 B

Dimana ada gula, maka disanalah semut akan berkerumun. Perumpamaan seperti itu pantas bagi kondisi Dinis saat ini. Ia yang sudah menjelma bak seorang putri di kalangan anak kampungnya, mendadak jadi idola. Idola anak seusianya.

Satu per satu teman datang untuk mengajaknya bermain. Mengaku sebagai teman, mengingatkan pada kenangan-kenangan yang telah dilalui bersama, tetapi mereka lupa pernah memperlakukan Dinis dengan tidak baik.

“Kamu dulu ingat gak, suka ambil mangga yang jatuh di pinggir jalan.”

“Ramai ya, waktu itu? Seru. Kamu mau ambil mangga kesana lagi gak? Sekarang lagi musim mau matang lho ....”

“Iya, Dinis, kita kesana lagi yuk ....”

Dinis sampai bingung harus mendengarkan siapa, karena semua seakan berebut untuk berbicara.

“Mau Dinis?”

Dinis menggeleng. “Aku sudah bosan makan mangga. Eyang sering membelikan,” jawabnya.

“Terus kamu pengen main apa?”

“Main bola kasti?”

Dinis menggeleng.

“Main masak-masakan?”

Dinis menggeleng lagi.

“Kamu pengen main apa, Dinis? Bilang saja. Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marlyn E. R Moning
yaa saya bersedia bu...bantu jawab wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status