Tiga tahun kemudian. Liza, yang dulu gadis cilik telah tumbuh menjadi remaja, sekarang telah duduk di Nanyang Girls High School tahun terakhir .Ia ingin meneruskan sekolahnya ke London, mengambil jurusan design grafis. Reno tidak setuju melepaskan Liza tinggal di London karena Irene ditahan dengan kasus pembunuhan, takut akan mempengaruhi mental Liza. Selama ini Reno berhasil menutupi keberadaan Irene sebagai ibu biologis Liza dan Ami. Liza dan Ami paham mengapa daddy mengatakan mamanya meninggal,untuk menutupi kelainan mental Irene. Sejak tahu latar belakang Irene, Liza dan Ami semakin dekat dengan Flora. Tapi Flora tidak pernah menyarankan mereka melupakan mama biologisnya. “ Irene who had given both of you birth, still love and honor your mother.” Selalu diingatkan Flora kepada mereka. “I’am your mother continued. I will continue the responsibility of a mother, cause I’am love both of you like I love your daddy.” Flora tidak pernah mengungkit kejahatan yang pernah dilakuk
Hari pernikahan Flora dan Reno ketiga jatuh pada hari Minggu. Sabtu Reno tidak ke kantor, mereka bertiga bermain di condo. Reno dan Dean asyik bermain game, terdengar teriakan Dean jika dikalahkan daddynya. Flora menyediakan camilan dan minuman kesukaan mereka, kadang-kadang ikut nimbrung.Nimbrungnya Flora bukan membuat game menjadi semarak tapi kekacauan yang dibuatnya membuat Reno dan Dean mengejarnya dan mengangkat tubuh Flora ke tempat tidur lalu menguncinya di kamar tidur, Sedang berbaring mengingat ulahnya, Flora tertawa telah membuat dua orang yang dicintainya mengalihkan perhatian mereka dari game ke dirinya. Ponselnya berdering, dari Mirna, “Sedang ngapain?” tanyanya. “Temanin Reno dan Dean main game.” Kata Flora. “Besok kalian punya anniversary, kalian rayakan?” tanya Mirna. “Hum.. mau bergabung merayakannya,” tanya Flora menggoda. “Busyet! Sejak kenal Reno kamu tambah horor.” “Horor itu asyik lho!” sembur Flora, disambut tawa Mirna. “Nanti malam kami akan menjemput
Dua bulan setelah 3th. Wedding Anniversary. Mirna menelpon dari Denpasar. Sehabis menikah di Semarang, mereka belum berbulan madu. Reno memberikan hadiah bulan madu satu paket. Ia menanyakan keadaan Flora dan anak - anak. Kemudian ia menanyakan keadaan Reno, apakah ia ada di Singapore atau keluar negeri. Flora mengatakan bahwa ia sedang tugas ke Jakarta. “Flor, bagaimana sikapnya setelah perayaan ke tiga hari pernikahan kalian?" “Masih tetap hot.Mengapa kamu tanyakan hal itu ? “ tanya Flora . "Kamu ingin tahu bagaimana pose yang hot?” “Sst. Horor terus pikiranmu. Kamu kan kenal Selvie, ia bilang di f******k temannya ada foto Reno dengan temannya .“ “Siapa temannya Selvie . Mungkin Reno dan aku kenal “ kata Flora. “Kamu pastilah tidak kenal Flor, namanya Intan. Aku juga sih tidak kenal dia .” “Menurut Selvie, Intan adalah teman sekolah di SMA Bulungan, waktu reuni mereka ketemuan dan sejak itu mereka sering kontak. Salah satunya adalah melalui f******k,” kata Mirna lagi “
Flora yang dibesarkan dalam kehangatan keluarga, ingin menerapkan kehangatan dalam keluarganya.Cinta ,kasih , ungkapan sayang dan menyiadakan waktu berkualitas dengan anak-anak. Liza yang kuliah jauhpun sering dipantau Flora. Mereka setiap akhir pekan melakukan video call. Flora berharap mereka tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik dan mental. Pengalaman masa kecil Reno yang kemudian mempengaruhi pertumbuhan mentalnya, merupakan pelajaran bagi Flora. Ketika anak dicintai dan dihargai oleh orangtuanya, ia akan percaya diri dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Flora meminimalkan adanya pertengkaran dengan Reno. Pertengkaran adalah hal yang wajar dalam hubungan suami isteri, tapi hal itu akan menjadi ganjalan di dalam hati seorang anak.Pertengkaran orangtua membuat suasana rumah tidak nyaman, anak-anak merasa cemas dan tertekan karenanya mereka berusaha tidak bertengkar di depan anak-anak. Meskipun marah dengan Reno, Flora berusaha tetap terlihat ceria dan tersenyum
Ketika sedang meyiapkan makan malam untuk mereka bertiga karena Reno sedang perjalanan bisnis ke Bangkok, terdengar bunyi bel pintu . Flora melihat dari reserve door (lubang intip), seorang perempuan cantik sedang menunggu pintu dibuka. Flora memanggil Asdara, “You know that woman?” tanyanya. “I don’t know.” Jawabnya . Asdara menunggu perintah Flora apakah pintu dibuka atau tidak, “Please open the door.” Kata Flora. Begitu pintu terbuka tanpa permisi wanita masuk , mengedarkan matanya keliling ruangan dengan tatapan penuh kekaguman, “Condo yang indah, senang punya suami tajir.” Sejenak Flora menatap wanita itu, merasa pernah melihat wajah perempuan itu. “Kamu, Flora isterinya Reno?” tanya dalam bahasa Indonesia. “Oh, kamu dari Indonesia?” tanya Flora. “Heenng.. saya datang kemari ingin meminta pertanggungja jawaban Reno.” Katanya. Flora memandang wanita itu, “Pertangungjawaban apa?” “Reno telah menghamiliku.” Jawabnya lalu menunjukkan perutnya yang terlihat sedikit membun
Flora bangun pagi-pagi , Reno akan berangkat ke Jakarta, ia menyiapkan sarapan pagi buat Reno, sandwich berisi omelet, keju , daging asap , tomat dan saus mayoneise. Kopi hitam tanpa gula.Melihat Reno keluar kamar, Flora melempar senyum, Reno menghampirinya, memeluknya kemudian mengecup kening Flora,” Terima kasih selamat, kamu s*ksi banget, simpan itu sampai aku kembali.” “Kita lakukan lagi?”tanya Flora memasang wajah menggoda. “Hum, I like it.” Kata Reno. “Kamu menyukai yang semalam kubuat?” tanya Flora. “No, sadwichnya aku suka sekali,” jawab Reno menggoda Flora. “Oh, “ kata Flora dengan wajah cememberut. “Dua-duanya aku suka, semalam dan sandwich ini,” kata Reno. “Good morning dad !” terdengar suara Ami dan Dean. “Good morning my sweat heart.” Balas Reno. Ami dan Dean langsung duduk ,makan sarapanmereka, menu yang sama . Kalau Reno ditemani kopi hitam pahit, Ami dan Dean, susu dan juice apel. Setelah sarapan mereka memeluk dan mencium Reno, “We went to school.” Kata Ami
Flora bangun dengan perasaan gelisah, semalam dia menunggu telepon dari Reno tapi tidak ada satupun dering khusus yang keluar dari ponselnya, akhirnya dia terlambat bangun setelah subuh matanya baru dapat terpejam. Dengan langkah gontai dia keluar kamar, menuju meja makan untuk sarapan, Dean dan Ami sudah ke sekolah, batinnya. Asdara menghampirinya,”I got this in Mr. Reno’s trouser pocket,” katanya mengangsur kepadaku struk pembayaran. “Thankyou,” kataku melihat struk yang sudah lecek, nama restoran di Bangkok tercantum di dalamnya. Nominalnya terbilang besar .Kulihat tanggal dan jamnya, mengecek nomor kartu debitnya adalah nomor kartu debit Reno. “Hum, mungkin Reno menjamu rekan bisnis di Bangkok,” batinku dan menyelipkannya di bawah vas bunga. Biasanya kalau mengadakan fine dining dengan klien, Reno menyimpan billnya dan meminta ganti ke kantornya. Kenapa struknya saja yang ada, mana bill nya biasanya Krishna yang menanganinya, bukankah dia pergi ke Bangkok bersama Krishna, bat
Malam, Flora, Dean dan Ami menunggu telepon dari Reno. Jam menunjukkan jam Sembilan malam, waktunya Dean dan Ami tidur. Dengan kecewa, Dean dan Ami meninggalkan kamar tidur orangtuanya masuk ke kamarnya masing-masing.Ponsel Flora berdeting, tanda ada pesan yang masuk.My husband : Honey, maaf saya tidak bisa nelpon. Mungkin saya tidak jadi pulang lusa. Besok saya harus terbang ke Bangkok, cabang di Bangkok ada masalah. Saya harus tiba di sana secepatnya. I’am sorry and love you.Flora menatap ponselnya, ingin menelpon Krishna , waktunya tidak tepat, waktu Krishna dan Mirna sudah di tempat tidur. Teringat wanita yang bernama Marion, penyanyi s*ksi dari negara gajah. Flora menghembuskan napasnya, membalas pesannya.Flora : Does not matter. Sebagai isteri saya mengerti dan akan setia menunggumu.I love you and I miss you so much.My Husband : Sure honey. Saya akan mengabarimu jika pulang agar kamu siap-siap menyambutku. Kita buat long play. I love you more, more and more. I miss you so mu