"Jangan katakan padaku, sup itu berisi..." ucap Jack dengan kalimat mengantungnya.
Raven tidak bersuara, ia berdiri dari kursi empuk dan berjalan pergi dari dalam sel tahanan. berapa bawahan yang bertampang sangar juga ikutan keluar.
Dokter dan juru masak yang di dalam ruangan hanya saling menatapi satu sama lain.
"Tuan bilang jangan biarkan dia mati," ucap si koki yang akhirnya memilih keluar, karena ia sudah mau muntah.
Dokter yang di tinggalkan juga ikutan keluar, setelah menyuntikan berapa obat penenang kepada Liam Halminton yang kini dalam kondisi menyedihkan.
Jack tidak berani bersuara, ia menatapi kondisi Liam Halminton yang parah. dengan bagian itu masih mengeluarkan darah dan di pastikan sudah tidak tersisa sedikitpun daging dari rudal yang menjadi kebanggaan para pria.
"Benar-benar gila," batin Jack yang ngeri.
Liam Halminton yang dendam kesumat, menatapi kepergian Jack. ia bersumpah akan membuat perhitunga
"Trangsaksi apa," tanya Vio yang curiga. karena pria di depannya bukan orang sembarangan."Seperti yang pernah kau lakukan, mudahkan?" balas Raven yang duduk dengan mengoyangkan wine merah di gelasnya.Vio melirik gelas berisi wine merah tersebut. ia tahu Raven memintanya menjadi penghianat."Apakah ada jaminan aku tidak terbunuh?" tanya Vio yang tidak ingin mati konyol karena ide gila Raven."Ada, kau bisa memilih orang yang ikut atau kerjasama denganmu. atau aku akan mengirimkan tim handal untukmu," balas Raven yang menatapi Vio dengan lekat. lalu gelas kaca di tangan langsung di jatuhkan Raven ke arah lantai. seolah memperingati Vio untuk tidak menolak. atau akan bernasib sial seperti kaca yang barusan ia jatuhkan.Vio terdiam. ia tahu tidak bisa mundur atau maju untuk menentang kekuasan Van Diora. karena pada akhirnya nasibnya akan seperti pecahan gelas di lantai."Aku setuju, lalu bagaimana dengan Liam?" tanya Vio yang penasaran yang in
Berapa menit kemudian, Devan Holland kembali ke dalam ruangan. ia menyerahkan berapa obat tablet hisap dan menyuntikan obat demam khusus untuk Romeo. karena Romeo masih tahap menjalani pengobatan ginjal yang di transfer oleh Lius Versalius. maka tidak bisa menerima sembarangan obat untuk sementara."Van, tolong rahasiakan dari Raven. soal aku mengeluh demam, aku tidak ingin dia cemas. kamu tahukan betapa lebaynya dia," pinta Romeo memohon pada Devan Holland.Devan Holland berpikir sejenak. karena apa yang di katakan oleh Romeo memang ada benarnya. mengingat sikap Raven yang posesif pada Romeo dan cemas berlebih-lebihan."Aku tidak bisa meminta bantuan pada Jack. kamu tahukan Jack itu mulut ember," ucap Romeo tertawa pelan."Ok. aku akan merahasiakannya dan sekarang kamu kembali ke dalam ruangan kamar pasien. jika lama-lama di sini malah akan di curigai," nasehat Devan Holland yang tidak curiga sama sekali dengan apa yang di lakukan oleh Romeo barusan.
Selesai mandi, Raven merasa ngantuk dan ia meliihat Ruster dan Raven sudah saling berpelukan. dengan langkah cepat. Raven memakai baju dan menaiki atas ranjang untuk memeluk tubuh Ruster dari belakang.Berapa menit kemudian, Romeo yang sudah memastikan Raven sudah tertidur lelap dengan obat tidur yang sudah ia masukan ke dalam cream sup yang di santap oleh Raven. perlahan-lahan turun dari atas ranjang dan menganti semua pakaianya."Waktunya bermain game," gumam Romeo pelan.Jack yang sudah berdiri di depan pintu kamar, segera memberikan hormat kepada Romeo. begitu juga dengan Jimmy."Kita mau kemana?" tanya Jimmy yang memang lebih berpihak pada Romeo.Mata Romeo menatapi Jimmy yang sedikit kurus."Bagaimana keandaanmu?" tanya Romeo yang cemas dengan Jimmy."Sudah sembuh dan saya sibuk memantau proses pembangunan rumah. jadi saya sedikit kerja keras," ucap Jimmy jujur."Jangan memaksakan diri bekerja keras, aku tidak ingin kamu
Para penjahat banyak yang setuju dengan tawaran Liam Halminton yang mengajak kerjasama lagi dan sekaligus menawarkan harga tinggi untuk kepala dua kembar. bagi siapa yang berhasil mendapatkannya.***Romeo berjalan masuk ke dalam kamar, sebelum ia tidur memeluk tubuh istri tercinta. Romeo memilih untuk mandi terlebih dahulu. karena Romeo tidak ingin mengotori tubuh Ruster dengan aroma bangkai."Semua akan indah pada waktunya," gumam Romeo dengan senyuman jahat.Hati Romeo perlahan-lahan menghitam, ia seolah menjelma menjadi sosok Raven."Aku tidak sabar melihat kau membusuk dalam keandaan hidup-hidup," lanjut Romeo yang menyentuh cermin yang memantulkan banyangan dirinya.Kegelapan hati Romeo menarik jiwa Pandora Heart bereaksi. Lucifer tidak keluar dari pandora Heart. tetapi ia menyusup ke celah hitam di hati Romeo."Akhirnya kau jatuh ke dalam neraka," suara Lucifer di dalam hati Romeo.Romeo masih menatap c
"Cepat tidur, jangan cari kesempatan dalam kesempitan. kau akan tahu akibatnya," tegur Raven yang merasakan kecemburuan dan iri hati kepada Romeo yang mendapatkan ciuman Ruster.Ruster yang tahu kecemburuan dalam setiap nada bicara Raven. ia membalikan tubuhnya. lalu menatapi mata Raven yang berkabut.Jemari lembut Ruster mulai menyentuh rahang kokoh Raven yang sudah berjambang lebat."Kapan dirimu akan merapikan jambang ini?" tanya Ruster yang mengulum senyuman.Raven masih bungkam.Ruster mulai genit, ia menahan tengkuk Raven. lalu memberikan sebuah ciuman untuk Raven."Besok harus rapi," ucap Ruster yang mengusap wajah Raven. lalu melirik ke arah Romeo yang juga sama berantahkannya dengan penampilan Raven."Kau juga sama, kalian harus rapi besok. aku tidak mau melihat tampang kalian seperti ini!" perintah Ruster dengan ancamanya yang membuat kedua pria terdiam."Besok kita rapika kok," ucap keduanya bersamaan dengan me
"Tunggu Raven sudah sembuh dan dirimu juga sudah benar-benar pulih. kita akan pulang bersama-sama untuk menjaga anak-anak kita," ucap Romeo yang menyentuh wajah Ruster dengan sentuhan lembut.Ruster menampakan senyuman di bibirnya."Iya, kita akan mengasuh anak-anak sampai kita tua bersama-sama.""Nah begitu dong, istriku kan wanita kuat dan tidak akan membuat kita berdua seperti tampang pengamen seperti ini."Ruster terkekeh renyah. ia mencubit pinggang Romeo ke sekian kalinya."Besok pagi harus rapi," ucap Ruster dengan ancamannya."Siap Ratu," balas Romeo yang menampakan wajah kesakitan akibat di cubit oleh Ruster di tempat yang sama lagi.***Di perusahan, Jack kalang kabut. ia mendapatkan informasi dari para bawahan. bahwa Liam Halminton kembali bertingkah dan kali ini akan lebih menyusahkan lagi daripada sebelumnya."Mati," batin Jack yang tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada Raven. jika sampai Raven ta
"Aku tidak menjebakmu, seperti pikiranmu. karena aku sangat sayang padamu dan ingin menyelamatkan hidupmu. kau adalah satu-satunya anak lelaki paman Holland," jelas Raven dengan wajah seriusnya.Tetapi Devan Holland tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Raven padanya. ia dan Raven tidak cocok. karena raven lebih sayang sama Lius Versalius ketimbang dirinya yang setia di markas dan di rumah sakit."Ikut aku, aku akan menunjukan sesuatu padamu. tetapi kau harus merahasiakan dari Romeo dan kau bisa mengemudikan?" tanya Raven serius yang siap pergi dengan kondisi tubuh yang tidak baik.Devan Holland merasa tersindir dengan perkataan Raven."Tentu saja bisa, kau meremehkan aku karena aku cantik?" tanya Devan Holland yang tidak suka orang meremehkan penampilannya."Bukan, tapi tempat yang kita tujuh sangat beresiko tinggi. aku butuh orang mengemudi gila-gilaan seperti Romeo," balas Raven yang meraih jubah kedokteran milik Devan Holland yang terle
"Kita keluar!" perintah Raven yang langsung di ikuti oleh dua pengawal di balakang. begitu juga dengan Devan Holland yang langsung keluar untuk menjaga Raven Van Diora. ia takut di amuk sang ayah, jika pemimpin Van Diora sampai kenapa-napa."Yoi... kak Devan?" sahut Silver Jong yang menyapa Devan Holland dengan pakaian militer."Kau kenapa di sini?" tanya Devan Holland kaget."Tugas dari ayah," dusta Silver Jong.Devan Holland antara percaya dan tidak percaya. ia tahu anak nakal ini sering berbohong, sejak berteman baik dengan si keparat bernama Sehan Lin."Aku akan jaga-jaga di luar, kalian masuk aja duluan?" ucap Silver Jong yang menarik sesutu di antara tumpukan pasir dan sebuah pintu terbuka. lalu ada tangga terhubung ke bawah tanah.Raven segera memakai masker khusus yang di serahkan oleh Silver Jong dan Devan Holland masker biasa. karena ia sudah biasa dengan urusan seperti udara ruang bawah tanah. berbeda dengan Raven yang memiliki tu