Share

Testpack Dalam Tas Karina

Karina yang sudah sampai di sekolah tampak menunggu kedatangan Robi di pintu gerbang sekolah dengan perasaan yang sangat gelisah, dirinya merasa begitu yakin bahwa Robi marah kepadanya karena ia tidak bisa menepati janjinya untuk melihat balapan motor yang dilakukan Robi semalam.

“Robi pasti marah karena aku tidak datang untuk melihat balapan motornya semalam…” gumam Karina mondar-mandir saat menunggu kedatangan Robi di depan gerbang sekolah.

“Ck, ini semua gara-gara kakak karena menghalangiku pergi semalam… dia juga mengurungku di dalam kamar, untung saja tadi pagi aku dengar si mbak lagi beberes diruangan dekat dengan kamarku, jadi aku bisa keluar lebih pagi untuk pergi ke sekolah sekalian menghindar menggunakan testpack yang kakak berikan semalam!” Karina terus bergumam sendirian disana.

Ketika bel masuk sekolah sudah berbunyi Karina tak kunjung melihat kedatangan Robi disana, kegelisahannya pun semakin mencuat.

“Apa mungkin dia bolos sekolah lagi?” tanya Karina dalam hatinya sembari melihat kearah jalan.

Brrroomm….

Brrrooomm…

Suara motor membuat Karina menoleh dan dengan kedua matanya, ia melihat sosok Robi berboncengan dengan seorang gadis cantik yang juga menjadi pelajar di sekolah itu.

“Thanks ya, Robi!” ucap gadis cantik itu setelah turun dari motor Robi bahkan mengabaikan Karina yang sedang menatap kesal padanya.

Karina mendekati Robi yang baru saja memarkirkan motornya.

“Kamu ngapain sih boncengan sama dia? Kamu kan tau kalau aku tuh benci banget sama dia… dia itu musuhku!” Karina merasa kesal dan tak senang melihat Robi berboncengan dengan gadis yang menjadi musuh bebuyutannya di sekolah.

“Tadi Ketemu dijalan, jadi sekalian!” sahut Robi singkat dan berlalu begitu saja.

“Ya, tapi aku tetap saja tidak suka lihatnya!” Karina terus menunjukkan rasa kesalnya pada Robi.

“Robi, tunggu!” seru Karina mengejar Robi yang terus saja melangkah menuju ruang kelas.

Karina menarik tangan Robi hingga membuat Robi menghentikan langkah kakinya.

“Aku tau kamu marah sama aku…” ucap Karina berupaya membujuk Robi.

“Aku benci sama orang yang suka ingkar janji!” ujar Robi sembari menarik kembali tangannya dari genggaman Karina kemudian melangkah lagi.

“Aku minta maaf! Aku punya alasan!” ucap Karina mengejar Robi lagi, namun Robi sama sekali tidak menghiraukannya.

“Robi!” Karina kembali memekik memanggil kekasihnya itu, namun usahanya sia-sia saja malah justru membuat perhatian semua orang yang ada disana tertuju kepadanya.

Merasa malu dilihat semua orang karena tidak dihiraukan oleh Robi, Karina pun memutuskan untuk pergi ke toilet sekolah sebelum masuk ke dalam kelasnya. Disana ia merasa sangat kesal saat mengingat Robi berboncengan dengan gadis yang menjadi saingannya di sekolah.

“Aku benci dia! Lihat saja aku akan membuat perhitungan dengannya nanti karena berani berboncengan dengan Robi!” ucap Karina kesal setengah mati pada musuh bebuyutannya sembari menendang tong sampah yang tak jauh dari dirinya.

Brraakk!!!

Isi dari tong sampah itu keluar dan berserakan di lantai toilet. Karina melihat sampah-sampah itu dengan kesal karena ia harus memasukkan kembali ke dalam tong sampah, namun ketika hendak melakukannya tiba-tiba saja ia melihat sesuatu yang membuatnya tercengang.

“Hah? Testpack?!” gumam Karina dalam hatinya kemudian meraih alat tersebut dengan menggunakan tissue.

Dua garis merah melintang pada testpack itu membuat Karina terperanjat.

“Punya siapa ini? Wah, siswi disini pasti ada yang hamil, nih!” serunya dalam hati sembari melotot menatap testpack itu.

Awalnya Karina ingin membuang kembali testpack yang sudah digunakan oleh seseorang di sekolah itu, namun pikirannya tiba-tiba saja teringat dengan apa yang diberikan Livia semalam kepadanya. Senyuman kecil pun terukir disudut bibirnya kemudian diam-diam ia menyimpan testpack yang ia temukan dari tong sampah itu, lalu pergi menuju ruang kelasnya.

Selama jam pelajaran berlangsung Karina tidak bisa fokus belajar karena pikirannya selalu tertuju pada Robi yang sedang marah terhadapnya. Karina berniat akan menemui Robi lagi saat jam istirahat untuk meminta maaf dan berdamai dengannya.

Jam istirahat pun tiba Karina segera pergi ke halaman belakang sekolah untuk mencari keberadaan Robi. Dari kejauhan Karina melihat Robi yang sedang asyik menikmati rokok bersama teman-temannya.

“Robi!” seru Karina sembari melambaikan tangannya.

“Wah, si cantik tuh!” seru salah seorang teman Robi menggodanya.

Tak ingin teman-temannya menggoda Karina, Robi pun menghampiri kekasihnya tersebut. Karina meminta maaf dan memberikan alasan mengapa dirinya tidak bisa datang ke lokasi balapan motor semalam.

“Maafin aku, ya… sebenarnya aku ingin sekali datang, tapi-”

“Gara-gara kamu aku kalah semalam!” celetuk Robi tampak kesal membuat Karina terdiam dan tertunduk dihadapannya.

Robi melirik Karina yang hampir menangis karena dirinya.

“Ck!” Robi berdecak kesal kemudian memeluk Karina agar tidak menangis lagi.

“Kamu masih marah sama aku?” tanya Karina pada Robi.

“Tidak!” jawab Robi singkat dan Karina menjadi senang karena akhirnya ia bisa berbaikan lagi dengan kekasihnya itu.

Sepulang dari sekolah ternyata Karina sudah di tunggu oleh Ratih di teras rumah. Karina memarkirkan sepeda motornya kemudian hendak masuk ke dalam rumahnya, namun langkahnya terhenti ketika Ratih menghadangnya.

“Karin, dimana testpack yang Livia kasih ke kamu semalam?” tanya Ratih pada Karina.

“Sudah aku buang!” jawab Karina sembari menaiki anak tangga.

“Karin!” seru Ratih mengejar Karina.

Ratih ingin menghentikan langkah kaki Karina, namun tanpa sengaja ia menarik tasnya sehingga terbuka dan menjatuhkan semua isi yang ada di dalam tas tersebut termasuk testpack yang Karina temukan dari tong sampah di toilet sekolah tadi pagi.

Dengan tangan gemetar Ratih mengambil testpack yang tampak memiliki dua garis merah di tengahnya.

“Ka-Karin…” Ratih seolah tak mampu berkata-kata saat melihatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status