Tobias sedang menemui Jeremy Loghan di ruang kerjanya. Geby tidak ingin ikut campur karena mereka sepertinya juga sedang terlibat obrolan serius mengenai pekerjaan. Bahkan Ovelia tidak diperbolehkan ikut serta.Geby melihat Ovelia sedang mondar-mandir di depan pintu ruang kerja James yang sekarang juga menjadi milik Jeremy. Terlihat sekali jika wanita itu kurang suka dengan kedatangan Tobias.Ovelia langsung berhenti begitu melihat Geby yang baru turun dari anak tangga. Dadah Ovelia masih bergemuruh panas setelah mendengar Jeremy akan memberikan kepercayaan pada Tobias Harlot dan Jeremy juga tidak mengijinkannya berpendapat sama sekai mengenai keputusan tersebut. Jadi setelah membawa seorang Harlot ke atas ranjangnya sekarang Jeremy juga akan memberikan kepercayaan yang sangat besar kepada salah satu putra Harlot yang lebih muda.Ovelia yakin Jeremy Loghan adalah pria yang cerdas dan mustahil dia membuat keputusan ceroboh macam itu jika bukan karena pengaruh wanitanya. Ovelia masih men
Geby memang sudah terlalu berani, wanita yang selau berhasil membuat Jeremy terpancing untuk bertindak terburu-buru dan ingin marah."Aku tahu kau bukan pengecut, Nona Harlot!" tegur Jeremy ketika Geby coba beringsut dari tekanan otot pinggulnya yang sudah mengeras untuk dihadapi.Geby tahu jika seorang Jeremy Loghan akan tetap memaksanya suka ataupun tidak suka. Dia akan tetap mendapatkan yang dia mau dengan suka rela ataupun memaksa. Jika Geby lebih pintar seharusnya dia juga bisa lebih cerdas untuk memanfaatkannya."Kau sudah berjanji untuk memberikan apapun untukku!" Geby mengingatkan."Katakan saja?""Suruh wanita itu pergi dari rumah ini!""Itu menyangkut kapasitas orang lain aku tidak bisa karena Ovelia masih bekerja untukku. Kau bisa meminta jabatan untuk saudaramu atau kemewahan apapun.""Aku akan melakukanya untuk sepupuku."Jeremy langsung menyeringaikan senyum licik sambil menarik Geby untuk duduk di atas kedua pangkal pahanya."Katakan lagi...." Jeremy memang nampak sepert
Siang itu Geby benar-benar pergi ke makam James bersama Lily dan Tobias. Walaupun tidak berkomentar apa-apa bukan berarti Jeremy tidak memperhatikan kedekatan mereka bertiga. Dari situ Jeremy bisa melihat jika Geby sepertinya memang tetap hanya akan lebih loyal terhadap keluarganya dan juga James. Bahkan wanita itu rela melayaninya seperti tadi malam hanya untuk mereka.Sebenarnya Jeremy juga sadar kemana arah permainannya, tapi kadang keinginannya juga jadi tidak bisa diduga. Karena sekarang sepertinya Jeremy tidak hanya sekedar ingin memiliki tubuh wanita itu di atas ranjang tapi juga loyalitasnya.*****Tobias dan Geby pulang dari makam setelah lewat tengah hari dan Tobias Harlot juga harus langsung kembali ke New York sore ini. Setelah Tobias berpamitan pulang Geby merasa rumah mereka seketika kembali sepi.Lily memang jadi banyak tertawa dan berceloteh lagi selama keberadaan Tobias di rumah mereka, mungkin Geby juga sudah sangat rindu untuk kembali melihat kebahagiaan di rumah k
"Kau harus tahu jika kuda tidak hanya ditunggangi tapi juga diikat!"Jeremy benar-benar mulai mengikat tangan dan kaki Geby di tiang ranjang, bahkan dengan sedikit merentangkannya sehingga Geby tidak bisa beringsut untuk merapatkan kaki."Ini penindasan, Jeremy!""Kau akan berteriak minta pertolongan jika benar ini penindasan!" tantang Jeremy yang tahu wanita seperti Geby tidak akan membuang harga dirinya untuk berbuat seperti itu.Geby memang tidak akan membiarkan siapapun tahu jika dirinya telah diperlakukan seperti ini oleh pria yang sudah menikahinya."Ini hanya sex dan tidak akan menyentuh keyakinanku sedikitpun!" desis Geby ketika Jeremy mulai membuka satu-persatu pakaiannya."Simpan saja mulut manismu, Nona Harlot!"Jeremy tetap melucuti pakaian Geby bahkan mengambil gunting yang waktu itu juga Geby gunakan untuk merobek gaun pengantinnya sendiri."Oh, brengsek!" maki Geby melihat Jeremy mulai menggunting celananya.Karena posisi pergelangan kaki Geby yang sudah terikat, jadi mu
Kamar mereka masih gelap dan Geby benar-benar dalam kondisi tidak siap ketika tiba-tiba Jeremy sudah menungganginya dengan memaksa dan terburu-buru.Jeremy memang sedang menyerang intinya tapi kenapa nyawa Geby yang rasanya sedang terancam oleh perbuatan laki-laki itu.Geby takut, takut bagaiman jika ternyata dia juga menyukainya, 'menyukai perbuatan pria yang menyentuhnya seperti monster!' Karena sepertinya Geby juga ikut mengaitkan kaki ke pinggang Jeremy Loghan sampai menjelang pagi.Geby meraba kembali bibirnya yang masih terasa membengkak dan badannya lengket oleh sisa persetubuhan mereka yang panas seperti tungku pembakaran. Samar-samar Geby juga masih ingat seperti apa rasanya ketika tubuh mereka saling bergelut, bergesekan dan tindih-menindih untuk saling mendesak tanpa ada yang mau mengalah. Kulit Jeremy terasa panas menguapkan aroma sex yang kuat dari sekujur tubuhnya yang meregang maskulin. Menikamkan siksaan yang sedang mencengkram kejantanannya untuk terus diterima dan
Rumah keluarga Loghan kembali terlihat damai, kepergian Jeremy dan Ovelia perlahan ikut membawa atmosfer kembali ke peradabannya. Burung-burung kecil pun sudah tidak enggan lagi untuk berkicau. Pagi-pagi para pengurus rumah serempak membuka semua tirai dan jendela.Setelah musim dingin yang panjang di tutup dengan tingginya curah hujan kali ini sepertinya musim semi akan benar-benar tiba. Semua daun jendela direntangkan membiarkan cahaya melimpah dari matahari pagi ikut menghangatkan lantai marmer yang sempat ikut membeku di sepanjang musim dingin. Beberapa minggu ini rumah keluarga Loghan juga sudah tidak memerlukan penghangat lagi. Musin semi akan ikut membawa serta serbuk bungan membumbung memenuhi udara. Bunga-bungan di perbukitan akan segera bersemi menjadi musim terindah yang selalu membuat Geby tidak bisa berhenti mencintai tempat ini.Geby kembali memejamkan mata sejenak menghirup udara untuk memenuhi paru-parunya hingga dadanya ikut mengembang. Geby bisa kembali merasakan kele
Di salah satu gedung pencakar langit yang paling menjulang di pusat kota New York, Jeremy Loghan telah mengalihkan semua kantor pusat kerajaan bisnisnya dan mengakuisisi seluruh kepemilikan Loghan Group di bawah naungan perusahan miliknya sendiri. Jeremy Loghan tidak hanya kaya raya tapi dia juga memiliki kekuasaan yang dapat membeli apapun, termasuk rahasia militer atau pun senjata nuklir sekalipun.Dengan wajah karismatiknya yang juga mencekam, Jeremy Loghan jelas bukan orang yang bakal memiliki kemurahan hati pada kebodohan siapapun yang telah berani mengusiknya. Pria itu sedang duduk di atas singgasananya mencengkram ujung sandaran tangan kursinya ketika menyimak hasil temuan baru yang dilaporkan oleh orang suruhannya.Jeremy sudah bisa membaca kemana arah permainan ini selanjutnya.Sejak awal Jeremy sudah yakin jika kecelakaan yang menimpa James juga ulah dari mereka, mereka yang sepertinya juga terlibat dalam kecelakaan kedua orang tuanya.Sekarang Jeremy sudah memegang semua buk
Geby langsung terkesiap tegang dan waspada ketika Jeremy Loghan membuka pintu dan langsung berjalan menghampirinya.Geby masih duduk di ujung ranjang mengepalkan tangan ke dadanya seperti sedang berdoa karena yakin pria itu tidak hanya sekedar marah dan Geby bersumpah tidak akan pernah mau dipaksa lagi dengan cara apapun.Ternyata Jeremy justru tidak bicara apa-apa dia hanya langsung meraih tangan Geby yang mengepal, meregangkannya pelan-pelan dan memasukkan kembali cincin tersebut di jari manisnya. Tidak tahu kenapa sepertinya Geby jauh lebih takut dari saat pria itu datang dan langsung menjerat pinggangnya."Maaf." Geby merasa tetap layak untuk meminta maaf karena bagaimanapun hari ini dia sudah membuat semua orang ikut susah."Sudah kukatakan padamu jangan pernah melepasnya lagi!"Suara Jeremy terdengar dingin, dia juga segera berjalan pergi sambil seperti mengibaskan jari tangannya yang kaku.Geby pikir Jeremy memang akan benar-benar pergi sampai tiba-tiba dia kembali kembali berp