Ketika Geby menyusul ke dalam rumah ternyata Jeremy malah sedang berada di ruang gym untuk memukuli samsak. Nampaknya bukan waktu yang tepat untuk mengajaknya bicara. Geby segera pergi ke kamarnya untuk mandi dan berendam sambil memikirkan lagi masalahnya baik-baik. Seharusnya dirinya dan Jeremy memang harus bicara, tidak bisa seperti ini. Mereka berada di Amerika di mana kebebasan menjadi hak semua orang, mustahil Geby membiarkan dirinya berada dalam genggaman seorang pria tanpa diberi kesempatan untuk ikut berpendapat. Geby mendengar suara langkah kaki Jeremy di lorong dan tak lama kemudian pintu kamar mereka terbuka. Geby masih duduk di ujung ranjang hanya dengan mengenakan jubah mandi karena sambil mengeringkan rambut panjangnya yang masih setengah basah mengunakan handuk kecil. Geby langsung meletakkan handuk kecil te
"Apa harus kupanggilkan dokter? " tanya Geby tapi Jeremy langsung menggeleng kaku. Mereka berdua masih berada di dalam bathtub dengan Geby yang sedang menggosok punggung Jeremy mengunakan spon membersihkan kembali lukanya yang sudah tidak berdarah tapi bekasnya masih terlihat menyakitkan. Ada beberapa luka di buku-buku jari Jeremy yang tersayat pecahan kaca, luka di telapak kakinya yang paling mengerikan dan luka bekas gigitan Geby di punggungnya yang nampaknya akan meninggalkan bekas permanen. "Maafkan aku, " ucap Geby sambil mengecup punggung tangan Jeremy walaupun pria itu lebih banyak diam setelah mereka selesai bercinta di lantai kamar mandi. Bagaimanapun Geby tidak buta untuk sekedar melihat jika Jeremy adalah pria yang sangat sakit hati. Dia memang marah, sangat marah h
Untuk yang menginginkan kehidupan privat dan komunitas ekslusif, The Hamptons adalah tempatnya. Lingkungan sosial kelas atas yang tersohor dengan berbagai gaya hidup mewah, pesta-pesta sosialita, acara amal, golf, pertandingan polo, dan semua basa-basi kaum elite yang hidup serba makmur ada di lingkungan mereka. Agar bisa diterima di tengah lingkungan sosial macam itu tentu tidak hanya cukup dengan kaya raya, tapi juga harus bisa mengikuti level obrolan mereka, dan yang pasti berpakaian lah seperti gaya mereka yang serba ekslusif dan mahal. Geby sedang berenang ketika melihat Jeremy baru keluar dari dalam rumah dengan rambutnya yang masih setengah basah dan hanya mengunakan jubah mandi yang dia ikat longgar di pinggang. Sepertinya dia memang baru selesai mandi karena saat Geby bangun tadi pagi Jeremy masih berada di ruang gym sedang memukuli samsak dengan tubuh bercucur keringat. Kali ini pria itu sudah terlihat lebih segar, netra birunya juga lebih cemerlang menandakan sua
Semua terlihat sempurna, jemari Geby yang tidak pernah terlepas dari genggaman seorang Jeremy Loghan. Tidak sedikit pasang mata yang iri ketika tertuju pada mereka berdua, seorang Harlot yang sangat beruntung. Jeremy Loghan tentu sebuah tangkapan yang sangat luar biasa. Jeremy Loghan tidak hanya kaya, muda dan tampan, dia juga memiliki nama keluarga bangsawan terhormat. Geby dan Jeremy terlihat duduk berdampingan dengan Sky Adington yang hari itu juga datang bersama seorang gadis muda yang dia perkenalkan sebagai Alizia Moris. Nampaknya Geby juga langsung terlihat akrap dengan gadis muda tersebut mereka terlihat beberapa kali memberi semangat untuk Tobias Harlot yang sedang memimpin pertandingan. Meskipun masih dengan sikapnya yang agak kaku tapi Jeremy tetap berusaha untuk ikut menikmati pertandingan tersebut dengan ikut bertepuk tangan pada saat Tobias mencetak angka dua kali berturut-turut untuk tim South Hamptons. Seusai pertandingan
"Tobias, jemput aku!"Geby segera menelpon sepupunya Tobias."Aku akan datang lima menit lagi. "Kebetulan Tobias juga sedang berada di jalan dan tidak jauh dari tempat tinggal Geby dan Jeremy. Setelah Geby mendadak membatalkan janji makan siang mereka setengah jam yang lalu Tobias memang sudah berencana untuk datang ke tempat tinggal sepupunya.Dengan perasaannya yang masih bercampur aduk Geby berlari kembali menyebrangi halaman dan langsung masuk kedalam mobil Tobias yang baru berhenti."Kau mau ke mana?""Aku mau makan sea food. ""Oke, kita akan ke Montauk! "Tobias langsung tahu mereka harus pergi ke mana, dan sepertinya dia juga tidak curiga sama sekali jika Geby sedang ingin mencari pelarian untuk masalah yang sedang tidak ingin dia pikirkan. Mereka pergi ke salah satu restoran favorit Geby di kawasan Montauk yang menyajikan berbagai hidangan sea food, dengan salad lobster segar yang di tangkap langsung oleh nelayan loka
Andai Geby tidak ingat mungkin nyawanya sedang lebih terancam pasti dia malu mendapati dirinya berjalan ke luar dengan pakaian tipis compang-camping seperti itu. Gaun yang dia pakai hanya sepangkal paha dan sangat tipis, siapapun yang telah memberikan pakaian itu jelas manusia yang sangat tidak bermoral. Bahkan Geby masih merasakan bagaimana dadanya terasa nyeri ketika dia sentuh sendiri. Geby benar-benar sangat takut hingga jari-jarinya bergetar ketika berpegangan pada dinding untuk menuruni tangga. Kamarnya ada di lantai tiga dan rumah besar itu terlihat sepi. Geby segera berlari ke luar begitu mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci. Dia coba untuk menemukan seseorang yang bisa menolongnya tapi ternyata rumah besar itu benar-benar sunyi dan dikelilingi perairan. "Oh, sial!" pekik Geby sambil meremas kepalanya sendi
"Tolong jangan, Jeremy...!" Geby berusaha menepis tangan Jeremy yang hendak menurunkan bahu gaunnya. Geby benar-benar masih jijik dan tidak mau disentuh.Jeremy berhenti sebentar untuk memperhatikan wanitanya. Geby masih bersandar di pintu lemari dengan dada panas bergemuruh karena tahu dirinya tidak akan mungkin bisa mencegah pria itu jika dia memang ingin menyentuhnya."Pakaianmu basah," ucap Jeremy masih dengan nada suaranya yang dingin dan tanpa hati.Tentu Geby tidak mau disentuh oleh pria seperti itu."Aku tidak perduli!" Geby kembali menarik punggung bajunya dan baru saat itu Jeremy sadar jika wanitanya masih ingin marah.Jeremy kembali memperhatikan Geby dari ujung kepa
Jeremy masih mandi ketika Geby melihat seorang pria pengantar bahan makanan terlihat kerepotan membuka pintu gerbang.Tanpa berpikir Geby segera mengendap-endap keluar dari pintu belakang dan memutar lewat samping agar tidak ketahuan jika dirinya keluar. Ketik pria itu masuk dari pintu depan Geby segera berlari menyebrangi halaman.Geby berlari secepat mungkin untuk sampai di pintu gerbang dan berharap pria itu belum menguncinya karena tadi Geby melihatnya kerepotan membawa banyak barang.Ternyata rantai pintu gerbang tersebut cuma dililitkan tapi belum kembali digembok. Dengan luapan andrenalin yang memacu kerja jantungnya Geby buru-buru menarik rantai tersebut dengan tangan bergetar dan gugup. Geby juga terus berdoa semoga Jeremy belum keluar dari kamar.Jeremy baru turun dari tangga dan heran melihat pengurus rumah yang sedang memasukkan sendiri bahan makanan ke dalam lemari pendingin.Jeremy langsung mencari Geby ke sekeliling dan sigap berlari ke pint