Menjelang akhir musim panas suhu udara malam tetap terasa hangat dan sedikit berangin membuat beberapa daun jendela yang lupa tidak ditutup oleh para pelayan ikut berderik dan terbanting tiba-tiba. Lampu di ruang kerja Jeremy yang terletak di lantai dua masih terlihat menyala karena pria itu memang belum tidur meskipun sudah lewat tengah malam.
Jeremy kembali menekuni berkas yang kemarin dikirim oleh Mr. Rich. Dia memang menyuruh notaris keluarganya itu untuk menyewa detektif agar menyelidiki keberadaan anak-anak haram dari keluarga Loghan dan sampai sejauh ini sudah ada tiga anak termasuk Jared. Dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan, meski masih memerlukan beberapa pembuktian tapi untuk Jared, Jeremy memang sudah sangat yakin jika pemuda itu adalah saudaranya. Jeremy memang sudah bersumpah akan memberikan hak-hak mereka dari harta keluarga Loghan. Selama ini Jeremy sangat membe
Jeremy langsung panik ketika tidak menemukan Geby di kamarnya dan dia juga tidak menemukanya di kamar Lily. Malam sudah sangat larut tapi Jeremy tetap membangunkan semua orang dengan hebohnya untuk ikut mencari Geby ke setiap sudut rumah besar keluarga Loghan. "Kami sudah pastikan memeriksa ke semua ruangan dan pekarangan sekitar Tuanku, " kata Mr. Papkins ketika menghampiri Jeremy yang masih panik dan ingin marah pada semu orang yang dia anggap tidak becus. "Periksa semua pelayan dan pekerja! " teriak Jeremy. "Tidak ada yang keluar rumah sama sekali semua pekerja serta pelayan lengkap. Mobil di garasi tidak ada yang keluar dan kuda di istal juga tidak ada yang hilang." Rahang Jeremy semakin berkerat kaku dengan otot lengannya yan
Geby coba mengabaikan perasaan tidak nyamannya meskipun dia merasa sangat aneh ketika harus berbaring seorang diri di kamar asing seperti itu. Geby jadi tidak bisa memejamkan mata karena yakin pasti kali ini Jeremy sudah manyadari kepergiannya. Bohong sekali jika Geby tidak tegang memikirkannya karena yang dia lakukan kali ini pasti sudah sangat membuat Jeremy murka dan Geby tahu pria itu bisa berbuat apa saja. Jared benar dirinya harus bersembunyi dulu karena Jeremy sangat bisa jika mau memblokir bandara dan semua akses untuknya. Masalahnya sekarang bagaimana dengan Jared jika sampai Jeremy tahu Jared yang telah membantunya. Geby memang tidak menyangka jika bibi Beatris bakal menyuruh pemuda itu untuk menjemputnya dan nampaknya Geby juga baru sempat memikirkannya sekarang. Geby hanya tidak ingin membawa masalah untuk siapapun apalagi merusak hubungan Jared dan Jeremy. Geby tidak menutu
Jared tahu jika perbuatanya sangat kotor dan jahat tapi dia juga sedang tidak bisa berhenti meskipun Geby terus merintih memohon ampun. Wanita itu sudah sangat terbuka dan cantik ketika terpampang seperti itu. Jared sedang membutuhkannya, menginginkannya untuk tenggelam dan melepaskan rasa nyeri yang sedang mencengkram kejantanannya. Setiap kali jeritan Geby langsung membuat Jared terkesiap dan tersentak bangun dari mimpi buruk yang sudah seperti terus berulang-ulang menerjangnya tanpa henti. Nafas Jared masih seperti terbakar dan kasar, ototnya bergetar tapi tubuhnya berkeringat dingin dengan jantung berdentam-dentam. Setiap kali Jared akan terduduk di tengah malam sambil memperhatikan telapak tangannya sendiri, mungkin sebenarnya ia menyesal karena waktu itu tidak berbuat apa-apa padahal dia bisa menghentikan Jeremy, tapi dia malah membiarkan Geby diperlakukan seperti itu.
Jika itu Tobias pasti Jeremy sudah menembak kepalanya. Tapi karena itu Jared, Jeremy hanya bisa memukulnya.Diantara semua penghianat di muka bumi ini kenapa harus Jared yang mengkhianatinya. Karena walaupun Jared yang dia pukuli tapi sebenarnya dada Jeremy sendiri yang terasa nyeri.Jeremy kembali memasukkan pistol yang semula terselip di pinggangnya ke dalam laci dashboard. Sudah sejak kemarin dia berkeliaran dan hampir sinting karena ingin menembak kepala Tobias Harlot. Jeremy sudah merasa sangat di khianati oleh pemuda itu dengan cara yang sangat tidak dia suka. Padahal diantara para Harlot, Jeremy masih memiliki keyakinan jika Tobias Harlot satu-satunya yang bisa ia percaya.Jeremy sama sekali tidak mengajak Geby bicara di sepanjang perjalanan itu, rahangnya masih terkatup rapat d
"Apa kau tidak bisa mencari orang lain untuk mengkhianatiku!"triak Jeremy ketika Olivia mengaku sedang mengandung anak James.Setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya, Jeremy hanya tinggal memiliki James, mereka sangat dekat sebagai saudara dan Olivia sudah membuat kakak laki-lakinya tega ikut menjadi pengkhianat.Jeremy sangat murka saat itu juga dan pergi, tapi tetap tidak sesakit hati kebenciannya ketika mendengar James menikahi Olivia yang ternyata tidak sedang hamil.James menikahi Olivia hanya selang dua bulan setelah dirinya pergi dari rumah. Jeremy baru sadar jika Olivia sengaja berbohong mengenai kehamilannya untuk mengusir dirinya agar pergi menjauh, karena ternyata Olivia lebih memilih James sebagai anak pertama yang pastinya bakal mewarisi kerajaan bis
Karena tidak mau kembali gagal seperti kemarin-kemarin. Tobias memutuskan untuk menemui ayahnya, dia langsung terus terang bercerita jika Geby sedang hamil dan ingin pergi dari Jeremy Loghan. Tobias hanya tidak menyangka jika akan dengan begitu mudah untuk membuat sang ayah setuju membantunya. Padahal Tobias sadar jika idenya kali ini sangat gila yaitu 'menculik Geby dari suaminya!' Artinya ini sama sekali bukan masalah sepele mereka akan terlibat dengan seorang Jeremy Loghan yang bukan hanya memiliki kekuasaan tapi juga bisa menuntut mereka secara hukum. Walaupun bukan masalah bagi Tobias karena dia tetap akan melakukan apapun demi Geby tapi seharusnya sang ayah jauh lebih bijak untuk tidak asal begitu saja menyetujui ide gilanya. "Geby." Bibi Beatris menghampiri Geby yang sedang menemani Lily membaca di kamarnya. "Mr. Papkins
Jeremy Loghan kembali menghentakkan kaki ke tubuh kuda hitamnya dan membuat beberapa suara semacam derikan mengunakan lidahnya yang berdesis dengan getaran layaknya seorang penunggang kuda profesional ketika sedang berkomunikasi dengan kudanya. Dia coba mengarahkan Prince ke jalan setapak yang lebih rata menuju ke savana. Karena tadi Jeremy sudah menunggangi kuda Arab jantan itu dari arah perbukitan di sebelah Barat, kali ini dia ingin kembali pulang. Matahari sudah semakin tinggi dan terik membuat keringatnya mengalir deras dan merembas basah ke sekujur tubuh. Bagian punggung dan dada kemeja putihnya terlihat merekat mencetak gumpalan otot punggung dan dadanya yang meregang. Nafas Jeremy ikut memburu panas oleh hentakan tiap kaki kudanya yang sedang berlari seperti peluru. Pagi yang sempurna untuk berkuda, tanah kering juga lebih stabil untuk kaki-kaki kuda berderap. Jeremy bisa
Sepertinya bukan hanya dedaunan musim gugur saja yang bisa runtuh berguguran serempak, karena hati Geby juga seperti sedang demikian. Geby sudah pernah kabur dari Jeremy berulang- ulang kali tapi dia tidak pernah merasa sesedih hari ini. Mungkin karena kali ini dirinya tahu tidak akan pernah bisa menemui Jeremy Lagi dan mungkin juga karena pengaruh kehamilan yang semakin membuatnya sensitif. Tapi dia tidak boleh kembali, tidak boleh berbalik arah, dia harus tega, harus kuat, dan harus siap menghadapi semuanya. Semua, yang akan ada di depannya nanti. Geby meraba perutnya dan harus siap menatap masa depan. Tobias tersenyum dan merentangkan tangannya untuk menyambut Geby yang baru keluar dari dalam mobil. "Aku takut tidak bisa memelukmu lagi seperti ini," bisik Tobias sambil mempererat pelukannya.