"Untuk apa kau membawanya kemari!"
"Ovelia akan tinggal utuk dua hari sampai penerbangannya besok lusa."
"Kau tidak harus membawanya pulang ke rumahku!" tegas Geby yang sedang tidak mau basa basi untuk menghadapi wanita manja macam Ovelia.
Sebenarnya Ovelia juga terkejut dengan keberanian Geby menentang Jeremy di depan semua orang.
"Mr. Papkins. Antar Nona Ovelia ke kamar tamu." Jeremy masih terdengar cukup tenang ketika bicara pada pelayannya.
Geby sudah benar-benar ingin mencakar wanita di sebelah suaminya itu apa lagi ketika ia melihat kesombongan Ovelia yang sedang merasa lebih dibela.
Setelah Ovelia pergi mengikuti Mr. Papkins
Jeremy tidur sampai hampir sore dan sama sekali tidak bergerak seandainya saja bukan karena Geby yang mengganggunya. "Bangunlah bayi besar..." bisik Geby di dekat telinganya. Kau sudah mendengkur seperti raksasa dan membuat mereka semua takut. "Aku tidak mendengkur saat tidur," ternyata Jeremy mendengarnya. "Dari mana kau tahu?" Geby memang berbohong masalah dengkurannya tapi seharusnya memang Jeremy tidak tahu. Jeremy mengangkat sedikit kepalanya, membuka sebelah matanya sambil mengeryitkan dahi karena masih malas. Dengan tubuh besarnya yang masih tertelungkup Jeremy mengulurkan tangannya untuk meraih perut Geby.
Jeremy hanya langsung pergi ke kamarnya untuk menyusul Geby yang Jeremy yakin hanya sedang pura-pura tertidur seperti biasanya. "Apa yang dia katakan padamu?" Tiba-tiba lengan Jeremy sudah melingkar di pinggang Geby yang sedang meringkuk. "Apa pedulimu!" Nampaknya Geby masih ingin merajuk. "Sudah puluhan kali kukatakan kau tidak perlu cemburu padanya. Tapi aku tidak akan tinggal diam jika ada yang bicara macam-macam tentang dirimu atau keluargamu." Geby langsung berpaling untuk menatap pria di belakangnya, menilai keseriusan Jeremy yang tiba-tiba menyebut keluarganya. Karena yang Geby tahu selama ini Jeremy juga kurang menyukai keluarga Harlot.
Ketika Jeremy mengajak Geby turun untuk sarapan ternyata Ovelia sudah pergi, bukan Jeremy yang mengatakannya tapi Mr. Papkins yang berbisik kepada Geby ketika mereka berpapasan di lorong. "Sekretaris tuan muda sudah pergi tadi pagi-pagi." Mr. Papkins mengatakannya sambil menyiratkan senyum dukungan untuk Geby kemudian mengangguk pelan. Geby hanya tidak pernah tahu sebanyak apa orang-orang di rumah ini yang akan tetap lebih loyal padanya. Geby membalas senyum Mr. Papkins untuk berterimakasih. Ketika menyusul Jeremy untuk duduk di meja makan Geby juga sengaja tidak menanyakan apapun pada Jeremy mengenai Ovelia. Menurut Geby tidak semua harus dibahas di antara keluarga, cukup dengan melihat tindakannya saja. Geby juga sudah bertekad untuk menganggap sekertaris Jeremy yang manja itu seperti angin lalu dalam kehidupan Jeremy yang tidak layak memberikan kesan ataupun mempengaruhi kebahagiaan mereka. Pagi ini mereka masih sangat bahagia hingga jadi seperti p
Jangankan Geby bahkan Ovelia sendiri awalnya juga tidak pernah tahu kenapa Jeremy memilihnya. Jeremy Loghan sedang meneliti urutan nama di dalam berkas yang baru diletakkan ke atas mejanya. Saat itu Ovelia sedang duduk gelisah menunggu gilirannya untuk wawancara. Dia duduk bersama beberapa kandidat lain yang juga sedang menunggu di luar ruangan berpintu geser lebar. Walaupun sudah melewati beberapa wawancara sebelumnya tapi kali ini Jeremy Loghan ingin menyeleksi sendiri asisten pribadinya. Ovelia mendapatkan urutan ke enam tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba namanya yang justru dipanggil lebih dulu hingga membuat yang lain ikut bingung memandangnya. Ovelia segera berdiri setelah menunjuk dirinya sendiri sambil memastikan namanya sekali lagi pada pria bersetelan rapi yang barusan meman
Hanya Geby yang berambut gelap, bermata kelabu dan tidak berkulit pucat. Geby kembali memperhatikan pantulan dirinya sendiri di depan cermin dan masih belum menemukan jawaban sama sekali kenapa Jeremy menginginkannya. Andai saja manik matanya biru pasti dia akan lebih mirip seorang Loghan. Geby juga jadi ingat tentang para Loghan yang sebagian besar berambut gelap dan bermata biru, kecuali James tentunya. James memang lebih mirip ibunya yang berambut terang. Mungkin itu juga alasan Jeremy menyukai wanita seperti itu. Karena Jeremy ditinggalkan seorang ibu saat usianya masih sangat kecil dan anak-anak biasanya memang akan cenderung mencari sosok dari ibunya. Tiba-tiba Geby juga jadi penasaran dengan ibu Jeremy dan mungkin nanti ia bisa coba mencari tahu. Ibu adalah sosok yang sangat berati bagi Jeremy dan Geby benar-benar ingin ikut me
"Apa yang kau baca?" Nampaknya Geby baru menyadari kehadiran suaminya. Jeremy sudah berdiri di ambang pintu ruang baca melihat istrinya yang sedang duduk menekuni buku tebal di pangkuannya. Geby segera meletakkan buku tersebut dan berdiri untuk berjalan menghampiri suaminya. Geby langsung mencium dan memeluknya seperti dua orang yang baru kembali bertemu setelah sekian lama. Tubuh Geby terasa hangat dan juga lembut ketika menempel erat pada Jeremy. Tidak tahu kenapa untuk berpisah sepanjang siang saja rasanya sudah seperti ini. Sebenarnya Jeremy sama sekali tidak keberatan mendapatkan sambutan manis macam itu dari istrinya, tapi dia tetap merasa heran. "Ada apa? " Jeremy menangkup pipi Geby yang hangat dengan kedua telapak tangann
Ketika pertama kali melihat Geby menunggangi seekor thoroughbred, sebenarnya Jeremy juga belum sepenuhnya sadar jika wanita itu telah menarik perhatiannya. Bahkan sampai matanya terus mengikuti Geby yang berjalan meninggalkan lorong. Saat itu Jeremy juga belum sadar jika dirinya sudah tidak bisa berpaling lagi darinya. Wanita yang di luar kesadarannya telah mengingatkan Jeremy pada sosok seorang Lady berambut merah pada buku yang dulu sering dia baca di perpustakaan kakeknya. Sampai keesokan harinya ketika Jeremy kembali melihat Geby dengan pakaian berkuda. Saat itu mereka tidak sengaja bertemu di istal dan dengan bodohnya Jeremy justru mencium wanita itu kemudian mengajaknya bertengkar. Padahal Jeremy tahu jika dirinya bukan orang yang akan bertengkar dengan seorang wanita tapi dari semua kata-kata kasarnya hari itu sebenarnya cuma karena dia sangat cemburu ke pada James. Meskipun James hanya bisa duduk di kursi roda dan Jeremy yang jelas lebih segala-galanya tapi i
Dengan penuh cinta di tengah semua keluarga yang sedang berkumpul dan dalam genggaman erat tangan Jeremy, Geby melahirkan kelima anak perempuannya di awal musim semi. Musim terindah di mana perbukitan rendah yang biasanya hanya terlihat hijau sedang dipenuhi bunga-bunga beraneka warna. Geby dan Jeremy memberi nama kelima anak perempuan mereka dengan nama berbagai jenis bungan, sama seperti kuncup-kuncup bungan yang baru bermekaran setelah musim dingin yang panjang. Aroma sephora bunga membumbung di mana-mana bersama udara ringan yang terasa sejuk untuk dihirup. Kicau burung-burung kecil juga kembali riang dengan kaki-kaki lincahnya yang bergembira, melompat di antara ranting-ranting pohon musim semi yang dipenuhi kuncup bunga dan calon biji-bijian. Geby benar-benar merasa sedang dilimpahi banyak cinta dan kebahagiaan. Ia melihat Jeremy sedang mengangkat tubuh ringan Lily utuk mene