Share

17. Kacau

Tak ada lagi pesan balasan darinya. Aku bisa bernapas sedikit lega sekarang. Rasa lelah dan kantuk kembali menyerang karena aku tak tidur semalam. Belum lagi rasa kalut, membuatku tak bisa berpikir jernih. Akhirnya aku putuskan untuk meringkuk lagi di bawah selimut. Namun baru saja mata hendak terpejam, suara ketukan di pintu kamar membuatku harus membuka mata lagi.

“Ndra! Andra!” Suara Mama memanggil. Suara ketukan masih terus terdengar tak sabaran.

“Ya!” sahutku, lantas mengerang tanpa beranjak dari kasur.

“Andra! Buka pintu!” Teriakan Mama makin kencang.

Berdecak kesal, aku bangkit lalu turun dari ranjang. Ada apa sih, pagi-pagi gini? Padahal aku berencana tidur lagi sampai siang nanti, mumpung masih cuti kerja.

“Ada apa, Ma?” tanyaku sebal usai membuka pintu.

Wajah Mama terlihat ditekuk sedemikian rupa. Matanya menatap tajam. Entah apa yang membuatnya tak senang pagi-pagi begini.

“Kamu ngapain? Mama laper, Ndra!” ketusnya sembari memegang perut.

“Lho, kan Mama bisa masak, Ma?” Ali
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status