Share

23. Tak Bisa Memilih

“Ma-maaf, Bah!” Hanya itu yang bisa Mas Andra ucapkan.

“Saya menikahkan Naira bukan untuk disakiti, tapi untuk dibahagiakan! Kalau kamu sudah tidak bisa lagi membahagiakannya, kembalikan dia ke orang tuanya baik-baik!”

“Sekali lagi maaf, Bah! Maafin saya!”

Bahu Mas Andra berguncang, jemari menyeka mata berulang kali. Apa dia menangis? Ah, mustahil.

“Sekarang, keputusan saya serahkan pada Naira. Terserah dia mau bagaimana. Nai, Abah tunggu kamu di mobil. Selesaikan secepatnya!” titah Abah sembari berdiri. Sesaat kemudian ia berlalu menuju ke mobil yang terparkir di depan.

“Bah, sekali lagi saya minta maaf, Bah!” teriak Mas Andra. Abah tak menggubris sama sekali. Lelaki yang aku sayangi sepenuh jiwa dan raga itu terus berjalan menjauh.

Sekarang hanya aku dan Mas Andra. Dia menatapku dengan mata yang basah.

“Kamu nangis, Mas? Apa yang kamu tangisi?” sindirku.

“Mas benar-benar minta maaf, Nai! Mas benar-benar sudah khilaf. Mas gak cinta sama sekali dengan perempuan-perempuan itu, Nai! Dal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status