Share

49. Suasana yang Ganjil

“Ya enak dong, Ma. Kan emang itu gunanya ada asisten di rumah,” balasku di sela-sela kunyahan. Sekali-kali aku menyuapi Fadil.

Mama berdecak kesal. “Meskipun ada Della, kamu jangan cuma berpangku tangan, ya! Tetap harus bantu-bantu kerjaan di rumah!” omel Mama.

“Kalau Mama bantu-bantu, aku juga ikutan. Kalau Mama gak bantu, aku juga berhak gak bantuin. Kan kita sama-sama penghuni di sini,” jawabku berani.

Pandangan mataku dan mama beradu. Mama bungkam dengan wajah sedikit memerah, mungkin karena kesal mendengar jawabanku. Mulai saat ini, aku tak akan lagi menjadi budak di rumah ini. Aku hanya akan fokus pada pemulihan dan kesembuhan Fadil.

“Ehem! Bu Neti gak mau makan dulu, Bu?” tanya Mbak Della penuh perhatian, memecah ketegangan antara aku dan Mama.

“Gak, Dell. Ibu jadi gak nafsu makan! Lagian tadi Ibu sudah makan enak di tempat arisan! Huh, mending Ibu tidur aja!” ujar Mama sambil menghentakkan kaki.

Wanita itu pun lantas berlalu menuju ke kamarnya. Aku tak ambil pusing, yang penti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status