Share

54. Sakit

Telinganya berdengung, tubuhnya pun masih lemas tak bertenaga sampai- sampai digendong bridal masuk kedalam kamar. Untuk membuka mata saja rasanya berat akibat pening yang mendera hampir seluruh bagian kepalanya itu. Dia hanya pasrah saat Sandi menggendongnya ringan ketika keluar dari mobil sampai kini diturunkan pelan- pelan di ranjang.

"Makanya kalau kerja atau belajar tuh jangan sampai lupa makan minum! Kalau capek jangan lupa istirahat! Maksa terus sih! Emang kamu gak sayang badan sendiri?"

Samar- samar Dinara mendengar gerutuan Sandi yang sepertinya masih terus dirapalkan sejak mereka keluar dari klinik lima belas menit yang lalu. Meskipun tak secara jelas mendengar untaian kalimat panjang yang juga diucapkan Sandi saat di mobil selama perjalanan pulang, Dinara cukup yakin bahwa maknanya masih sama.

"Udah sih, bang! Lagi sakit malah dimarahin terus," bela Keenan yang sepertinya juga ikut panas telinganya. Meskipun yang dimarah itu Dinara, tapi Keenan yang berperan sebagai supir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status