Hando dan Rodi saling menatap satu sama lain saling bertanya dan saling memberi informasi. Kemarin malam kakek tua Rodi, tidak hadir dan gigi juga tidak mengetahui informasi, maklumlah, orang tua itu lebih banyak menikmati waktu luang, dan masa tuanya dengan memanjakan diri. Jadi dia tidak tahu apa yang terjadi dengan cucunya di pesta itu. Sementara anak bungsu nya, Hando, mengisyaratkan melalui tatakan matanya kepada ayahnya. Sorot matanya itu sekolah berkata bahwa, semua baik-baik saja dan yang terjadi pada Tama, saat ini adalah, bagian dari rencana mereka untuk memisahkan laki-laki itu dengan istrinya. Namun rodi segera mengerti dan iya menanggapi ungkapan tama itu dengan watak dinginnya.“Memangnya, apa yang kamu lakukan itu sudah menjadi risiko yang harus kamu tanggung karena kamu tidak menuruti perintahku!” kata Rodi, setelah ia mendengar sendiri semua keluhan utama pada istrinya.Laki-laki tua itu juga heran kenapa Nelin istrinya bisa terlihat dekat dengan Tama. Wanit
Bukankah naluri seorang ibu selalu ingin melindungi anaknya? Dari kejadian ini antara Sony dan Hando bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya Riti juga sangat mencintai Tama—suaminya. Buktinya perempuan itu pergi dengan tekad ingin melindungi anaknya dan juga suaminya. Riti tidak menginginkan keluarga dari suaminya itu, terpecah belah hanya karena dirinya, serta ia juga berharap dengan kepergiannya maka suami dan keluarganya baik-baik saja.“Awas saja kalau terjadi apa-apa pada istriku dan dia sedang mengandung anakku, maka aku tidak akan pernah membiarkan kalian semua hidup dengan nyaman! Aku tidak akan tinggal diam! Camkan itu!” Tama berkata sambil berdiri lalu mengarahkan telunjuknya kepada paman dan kakeknya. Laki-laki itu bisa merasakan mungkin seperti inilah perasaan ibunya saat mengetahui ayahnya pergi, dengan ancaman dari keluarganya. Sama seperti yang dilakukan pada istrinya saat ini. Tentu saja ayahnya dulu juga pergi meninggalkan ibunya, dengan harapan wanita itu tidak ak
Sementara itu di belahan bumi yang berbeda, Riti sedang duduk termenung di sisi danau Yosiana yang sepi. Ia mendengarkan suara kicauan burung yang bernyanyi diiringi musik angin dan gesekan dedaunan di sekitarnya.Sesekali ia melemparkan batu kerikil ke tengah danau hingga menimbulkan gelombang kecil berbentuk bulat mirip spiral secara beriringan.“Maafkan aku, Sayang! Kamu mungkin tidak akan pernah melihat ayahmu, kita akan tinggal di sini untuk selamanya!” gumam Riti sambil mengusap perutnya. Ia sudah hamil dua bulan saat pergi dari pesta malam itu. Kesalahannya adalah, tidak mengabarkan soal kehamilan itu pada Tama.“Jangan protes padaku kalau kamu sudah lahir nanti, karena semua yang aku lakukan padamu, sudah aku pikirkan baik-baik dan inilah yang terbaik untuk kita!”Riti mengungkapkan perasaannya setiap kali dia sendiri dan berbicara pada anak yang ada dalam rahimnya sebagai teman. Tentu saja bayinya itu masih kecil dan belum punya nyawa. Akan tetapi sang ibu tetap merasakan
“Kamu tidak perlu takut padaku kalau memang kamu jujur dan baik seperti yang selalu kamu katakan, Sony!” kata Riti dengan suara rendah.Sony dan Riti berpandangan untuk sesaat lamanya. Dua insan berbeda jenis itu harus tetap bersama untuk saat ini. Bagaimana tidak, mereka dalam keadaan yang saling membutuhkan. Bisa dikatakan Sony tidak akan bisa hidup dan mendapatkan uang kalau tidak bersama Riti, sedangkan gadis itu merasa tidak akan bisa bertahan tanpa dibantu Sony.Sony sebenarnya pria yang kurus dan lemah di hadapan Riti. Tanpa ada orang yang tahu bahwa, pria itu memiliki masa lalu yang buruk dan kelam sehingga dia bertahan, dengan keadaan yang tidak menetap seperti sekarang. Bisa dibilang kekerasan dari masa kecilnya, telah membuat dirinya menjadi orang yang mirip preman. Dia berbohong pada Riti kalau dirinya seorang penyanyi jalanan, padahal dia adalah seorang pembunuh bayaran. Orang yang mengerjakan perintah manusia jahat dan melakukan perbuatan yang jahat pula.Namun, Riti seb
“Kalau begitu, aku harus melakukan sesuatu!” kata Sony sambil berlalu.Laki-laki itu pergi mengendarai mobilnya yang terparkir sangat jauh dari lokasi danau dan saat ia menaikinya, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Tak lama setelah ia menjalankan kendaraan sedikit jauh dari lokasi, ia dikepung oleh beberapa mobil hingga membuatnya berhenti secara terpaksa.Sony dibawa pergi ke sebuah tempat dan ia terpaksa meninggalkan mobil itu begitu saja di jalanan. Tangannya diikat dan matanya pun ditutup hingga ia tidak bisa melihat, dengan bebas.Sony di bawa ke sebuah gedung yang belum selesai dibangun. Di sana ia digelandang ke sebuah ruangan yang tertutup dan sedikit gelap.Pria itu bisa menebak ke mana dia akan dibawa dan untuk apa orang-orang melakukan semua itu kepadanya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena jumlah mereka terlalu banyak. Sony bukan pria yang jago berkelahi dia hanya jago taktik dan strategi.“Buka matanya!” data seorang pria ketika Sony sudah duduk di k
Laki-laki itu sudah memastikan kalau istrinya, dalam keadaan aman dan baik-baik saja. Walaupun, ia cemburu karena ada teman laki-laki Riti yang selalu menemaninya, tapi Tama tetap percaya. Dua orang itu bersahabat, jadi tidak akan berbuat yang tidak pantas atau berselingkuh di belakangnya. “Kurung dia!” kata Tama setelah ia selesai melampiaskan kemarahan pada Sony. Beberapa anak buah Tama, langsung membawa Sony ke dalam sebuah tahanan yang sudah mereka siapkan di sana. Pria itu sudah mengalami luka lebam dan memar di sekujur tubuhnya dan ia harus bertahan dalam ruang tahanan itu entah sampai kapan. Tama memperhatikan hal itu sambil mengusap hidung dengan punggung tangannya. “Tahan dia di sana sampai urusanku selesai!” katanya. “Sebenarnya apa yang akan kamu selesaikan dengan keluargamu itu, bukankah kamu sudah sepakat untuk menyerahkan semua hartamu agar istrimu bisa kembali padamu?” Sony berteriak dari balik jeruji besi. Tama heran dengan Sony yang masih bisa bicara, pada
Tama berjalan kaki menyusuri danau tempat Riti sering duduk sendiri. Ia mendekat dan duduk di sampingnya di atas batu yang ada di sana, dengan perlahan. Riti seketika menoleh dengan terkejut karena ia melihat orang yang bukan Jojo atau Sony duduk di sebelahnya.“Tama?” katanya setengah memekik tak percaya. Ia langsung berdiri dan menatap langsung suaminya itu dengan tatapan yang penuh pertanyaan.“Apa kamu tidak merindukan aku?” Tama berkata sambil beridiri dan mendekat lalu memegang dagu istrinya dengan lembut.Mereka saling bertatapan, ada air mata membayang di pelupuk mata istrinya. Riti sangat merindukan Tama seperti Tama pun merindukannya.“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Tama saat Riti menatapnya.“Tidak ada!” jawab Riti seraya memalingkan pandangannya.“Ayo! Ikut aku, Tama! Gimana kamu bisa tahu aku ada di sini?”“Aku tahu dari kemarin, tapi aku melihat situasi aman, baru aku ke sini! Apa kamu baik-baik saja?”“Ya! Kamu jangan marah padaku, ya? Aku punya alasan, semua de
“Apa? Jangan bilang kalau kamu memberikan rumah seni itu juga!” kata Riti setelah Tama selesai bicara.“Ya, aku menyerahkan sertifikat rumah itu, dan lima perusahaanku! Sekarang, jangan tinggalkan aku lagi, Riti ...! Aku hanya punya kamu seorang!”Mendengar ucapan Tama itu, Riti memeluknya erat dan menciumnya.“Terima kasih, semua yang kamu lakukan itu demi aku? Sebenarnya aku ini orang yang tidak pantas mendapatkan kebaikan seperti itu!”“Kamu pantas, apalagi sekarang kamu hamil anakku! Dia adalah harta terbaikku! Nanti, setelah dia lahir, kita buat anak yang lebih banyak!”“Satu aja belum lahir dan kamu sudah memikirkan bayi lain? Ada-ada saja!” Riti berkata sambil melepaskan pelukannya.Sementara Tama tertawa, dan kbali memeluk istrinya yang sangat ia cintai itu.Tama sengaja menyerahkan semua yang diinginkan Hando demi ketenangan dirinya dan istrinya. Namun, bukan berarti kekayaannya benar-benar habis. Ia masih memiliki simpanan lainnya dan tidak diketahui oleh siapa pun be