Share

Bukan Mimpi Buruk

Sudah satu minggu, Devinta berada di salah satu di rumah itu. Ia menatap pantulan diri di depan cermin, terlihat wajahnya layu, ada juga bekas memar pada tangan dan leher karena perbuatan Raka. Devinta rindu dengan Deva, ia ingin menghubungi putranya yang entah ada di mana, sampai detik itu, Raka tidak memberitahu kepadanya.

Suara pintu terbuka membuat ia beranjak, berjalan keluar kamar lalu mendapati Raka berjalan ke arahnya sambil melemparkan jas ke arah Devinta. Devinta memungut jas, juga sepatu dan tas kerja. Raka membuka kulkas lalu meneguk air mineral hingga tandas, kemudian membuang botol di tempat sampah.

“Kamu mau makan sekarang?” tanya Devinta berusaha bersikap baik, siapa tau saat Raka lengah, ia bisa kabur.

“Belum. Nanti. Kamu. duduk sini.” panggil Raka bernada dingin. Devinta mendekat, duduk di kursi meja makan bersisian dengan Raka yang membuka laptop.

“Rapikan penampilan kamu, aku nggak mau Deva curiga. Semua ini harus dirahasiakan dari anak Rama dan kamu.” lirik si
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
dela ristanti
Klapertart e pie kuwi mau?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status