Aylin dan Jason berpakaian sangat sederhana, masing-masing dari mereka memakai kacamata hitam.Di bawah perlindungan Jason, Aylin langsung bersembunyi di belakang pria itu.Namun, sayangnya tidak peduli seberapa takut pun sekelompok wartawan itu pada Jason, mereka memang menunggu di sini demi memperoleh bahan untuk menyiarkan berita hangat. Begitu melihat mereka berdua turun dari mobil, satu per satu dari sekelompok wartawan itu tidak bisa menahan diri lagi dan mulai melangkah maju untuk mengerumuni mereka."Pak Jason! Pak Jason! Apa Bapak datang untuk menemani Aylin menjenguk calon mertua Bapak?""Pak Jason, walau ada kamera yang menyorot kalian, kalian berdua langsung turun dari mobil begitu saja, apa itu artinya kalian sudah mengakui hubungan kalian?"Dari awal hingga akhir, Jason hanya memasang ekspresi dingin, sedangkan sopir yang berjalan di depannya sibuk menghalangi mikrofon-mikrofon yang ditujukan ke arah Jason.Bulir-bulir keringat tampak bercucuran membasahi pakaian sopir it
Setelah melangkahkan kakinya dengan susah payah hingga mencapai pintu utama rumah sakit, dia baru menoleh dan melontarkan beberapa patah kata. "Semuanya, aku harap kalian nggak ikut masuk ke dalam. Tempat ini adalah rumah sakit, orang-orang di dalamnya adalah pasien. Kalau kalian ikut masuk, hanya akan mengganggu istirahat mereka."Walaupun sedang menghadap para wartawan itu secara langsung, Jason tetap menggandeng tangan Aylin dengan erat. Mereka berdua sama sekali tidak melepaskan tangan satu sama lain satu detik pun.Para wartawan itu juga bukan benar-benar tidak berhati nurani. Karena Aylin sudah berbicara demikian, tentu saja mereka tidak akan ikut masuk ke dalam.Hanya saja, ada seseorang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan satu pertanyaan. "Apakah sekarang kalian berdua sudah mengakui bahwa kalian menjalin hubungan asmara?"Pada saat bersamaan, para wartawan terus menyorot tangan mereka berdua yang bertautan satu sama lain untuk menuliskan artikel yang lebih mengge
Saat mereka sudah hampir mendekati pintu bangsal Melinda, tanpa Aylin sadari, langkah kakinya mulai melambat. Jason juga memperlambat langkah kakinya untuk mengimbangi langkah kaki Aylin."Bagaimana ini? Aku sedikit takut melihat kondisinya saat ini."Aylin menundukkan kepalanya. Hanya saja, satu tangannya menggenggam tangan Jason dengan erat, seolah-olah ingin menyerap sedikit energi dari pria itu."Jangan takut, aku akan senantiasa menemanimu."Aylin menarik napas dalam-dalam. Dia sendiri sudah memutuskan untuk datang menjenguk wanita itu.Lagi pula, sekarang dia sudah berada di depan pintu bangsal wanita itu, bagaimana mungkin dia berubah pikiran sekarang? Dia harus melakukan apa yang sudah diputuskannya.Tidak peduli apakah wanita itu menjalani hidup dengan baik atau buruk, dia tetap harus menemuinya sekali.Kala itu, wanita itulah yang telah memberinya kehidupan. Kini, di saat wanita itu membutuhkan seseorang untuk menjaga dan merawatnya, bagaimana mungkin dia bisa mengabaikan wan
Dia benar-benar menyesal dan membenci dirinya sendiri. Mengapa?Mengapa saat itu mata dan hatinya seolah-olah tertutup, sehingga dia mengerahkan jiwa dan raganya untuk sebuah keluarga seperti itu?Kalau ... kalau saja kala itu dia mencurahkan sedikit saja cinta dan kasih sayang kepada Aylin, dia juga tidak akan berakhir seorang diri tanpa ada yang menemani seperti sekarang ini.Sementara itu, Peter dan Levina menghindarinya seakan-akan dia adalah wabah penyakit, seolah-olah ketakutan tertular penyakitnya."Aku?" Aylin menghela napas lega. Dengan adanya sosok Jason yang menunggunya di luar, membuat perasaannya diselimuti oleh kebahagiaan yang tiada taranya. "Sekarang aku menjalani kehidupan yang sangat baik. Walau aku tahu mungkin kamu nggak bersedia mendengar ucapanku ini, sejak aku meninggalkan kediaman Keluarga Respati, hari-hari yang kulewati jauh lebih baik dibandingkan hari-hari yang kulalui bersama kalian."Melinda juga bisa melihat sendiri bagaimana kondisi Aylin sekarang.Kalau
Aylin yang hendak berjalan pergi meninggalkan bangsal itu menghentikan langkah kakinya. Kemudian, dia menoleh dan menatap wanita itu, "Apa? Apa yang ingin kamu katakan?""Ma ... maaf ...."Sebelum Melinda menyelesaikan ucapannya, Aylin juga sudah bisa menebak apa yang ingin diucapkan oleh wanita itu.Dia hanya tersenyum tipis. Tepat pada saat ini, tiba-tiba saja dia merasakan dirinya sudah melepas segalanya. Dia sudah tidak peduli lagi apakah Melinda benar-benar merasa bersalah padanya atau tidak.Karena wanita itu telah menyakitinya selama bertahun-tahun dan membuatnya menderita selama bertahun-tahun, semua itu tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja hanya dengan satu kata maaf."Aku nggak peduli lagi. Lagi pula, kejadian-kejadian itu sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Tapi, tentu saja kamu jangan merasa satu kata maafmu itu bisa membuatku tersentuh. Aku hanya ingin memberitahumu, sekarang aku menjalani kehidupan yang sangat baik. Aku bisa menjalani kehidupan sebaik sekarang ini k
Sambil mengerutkan keningnya, Jason menarik Aylin ke belakangnya, seolah-olah menjadikan diri sendiri sebagai perisai."Apa pelajaran yang telah kuberikan padamu sebelumnya masih belum cukup, sampai-sampai kamu berani muncul dan mengucapkan kata-kata nggak tahu malu seperti ini lagi di hadapan kami?"Menghadapi pria yang bertubuh tinggi dan tegap, secara naluriah tubuh Levina sedikit gemetar.Namun, setelah memikirkan pria yang begitu unggul malah bersedia menjadi "anjing penjilat" Aylin, perasaan jijik menyelimuti hatinya."Apa kamu nggak merasa jijik menjalin hubungan dengan wanita ini? Dia bahkan nggak peduli pada ibu kandungnya. Setahuku, juga masih ada tetua dalam keluargamu, 'kan? Apa kamu nggak takut dia mencelakai kakek dan nenekmu?"Aylin juga tidak mengerti dari mana Levina mengambil kesimpulan bahwa dia adalah tipe orang yang tidak akan memedulikan semua tetua.Namun, dari ucapan wanita itu, terdengar sangat jelas seberapa dalam kebencian wanita itu padanya.Biarpun ada Jaso
Makin lama, nada bicara Aylin diliputi kekesalan yang makin dalam. Dia mewakili Melinda merasakan tidak adil.Bertahun-tahun sudah berlalu. Awalnya dia mengira setelah dia meninggalkan kediaman Keluarga Respati, mereka sekeluarga akan menjalani kehidupan dengan baik dan harmonis. Namun, realita tidak sesuai dengan harapan. Kehidupan yang Melinda jalani tidaklah baik.Levina merasa sedikit panik. Menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Aylin, dia menggenggam ponsel yang tersimpan dalam tasnya dengan erat. Situasi saat ini berbeda dengan yang dibayangkannya sebelumnya."Siapa ... siapa bilang aku nggak pernah datang menjenguknya? Selama berhari-hari ini, aku selalu berada di sisinya dan menjaganya.""Kamu baru pertama kali datang menjenguknya, tentu saja nggak tahu jelas bagaimana kondisinya sekarang ini. Kami sudah menanyakan secara khusus bertanya pada dokter lain. Kata dokter pasien pengidap infark serebral harus banyak istirahat dengan tenang. Tempat ini adalah tempat
Saat mereka keluar dari rumah sakit, mereka kembali dikerumuni oleh para wartawan yang menunggu di luar.Ada wartawan yang mulai mendesak Aylin dengan menanyakan siapa yang dirawat di rumah sakit dan alasan Aylin datang menjenguknya."Aylin, Aylin, kalau yang dirawat di rumah sakit ini adalah keluargamu, kenapa kamu nggak memindahkannya ke rumah sakit yang lebih baik?""Apa kamu nggak rela mengeluarkan uang banyak yang kamu hasilkan untuk keluargamu sendiri?""Sebelumnya ada rumor yang beredar di internet, mengatakan hubunganmu dengan keluargamu telah retak karena kamu telah melakukan terlalu banyak kesalahan. Apa benar begitu?""Aylin! Lihatlah ke kamera! Sekarang kamu sudah menjalin hubungan dengan seorang pria yang mapan seperti Pak Jason, apa kamu tetap nggak rela mengeluarkan uang untuk keluargamu?""Maaf sebelumnya, mengapa hubunganmu dengan keluargamu bisa retak?"Mendengar pertanyaan-pertanyaan menusuk yang mereka lontarkan padanya, untuk sesaat Aylin merasakan dadanya seolah s