Share

Bapak

Kutatap wajah Sally lamat-lamat sebelum berucap tenang. "Tak bisa. Mamakku mesti cepat diobati. Makin cepat siap masalah ini makin bagus, biar tahu berapa banyak lagi uang yang mesti kucari untuk berobat mamak."

Shania yang tadinya sempat marah, sekarang jadi salah tingkah. "Ma... maaf Kak, aku tak tahu itu maksudmu." Ucapnya gugup.

Kubiarkan saja. Dari dulu adikku ini memang agak gegabah.

"Kalau gitu aku pergi dulu biar kalian bebas bicara." Shania berucap lagi sambil mengemasi bawaanya yang berupa plastik kresek berisi nasi bungkus dan air mineral. Sepertinya untuk bapak kami.

"Baik." Sahutku singkat lalu menoleh pada Sally. "Jadi gimana?" Kataku mendesak.

"Nggak bisa kita di tempat lain bicara? Udah mau gila aku karena tak bisa merokok."

"Sally, kalau tak kau bilang sekarang, bayar sendiri nanti kerugiannya, ya." Ucapku kesal

Demi mendengar namanya disebut tanpa embel-embel Kak -- yang mana belum pernah kulakukan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status