Share

Tersiram air garam

"Amel, Zia ... Kamulah kehidupanku sekarang!" ujar Fardan dalam mobil.

Saat sudah tiba di halaman, Fardan masih terdiam. Dia ragu untuk masuk, suasana depan rumah Amel yang sudah temaram menunjukan jika si empu rumah sudah tertidur.

Di pandangi rumah yang pernah ia tempati dua tahun lebih. Masa-masa sulit namun saling mengsupport. Fardan teriris hatinya. Ia salah, telah menempatkan Ibunya di rumah dia. Pikir Fardan, Amel akan layaknya seperti pada Ibunya sendiri, begitu juga dengan Ibunya Fardan. Dia berfikir Iryani akan menyayangi Amel seperti ia menyayangi Farah. Nyatanya salah!

Dengan langkah sedikit ragu, Fardan membuka gerbang yang memang tak terlalu tinggi. Rumah Sanusi itu memang sederhana walau dia merupakan anggota dewan perwakilan rakyat daerah. Namun, sikap jujur dan sederhana, membuat ia tak ingin memiliki rumah yang bak istana. Bahkan tetangga pun sampai enggan untuk masuk.

"Buat apa bikin rumah mewah, pagar keliling menjulang tinggi jika tali silaturahmi antar tetangga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status