“Katakan sekali lagi, Laura!” sentak Christian, seraya meraih lengan sang istri. Dia mencengkram erat, sampai Laura meringis menahan sakit.
“Aku ingin bercerai!” tegas Laura. Wanita itu pernah memberikan perlawanan terhadap Christian di awal pernikahan mereka. Walaupun sakit dan terhina, tetapi Laura tak menyerah apalagi sampai bersedia tunduk. “Ceraikan aku! Setelah itu, kau bebas hidup dengan wanita yang dirimu cintai!”
“Kau tidak mengerti, Laura!” sergah Christian penuh penekanan. “Bukan itu yang kumaksud.” Tatapan tajamnya terasa begitu menakutkan.
“Aku tidak peduli dengan apa pun lagi. Aku hanya ingin bercerai darimu. Secepatnya!” Laura berusaha melepaskan cekalan tangan Christian.
M
Christian kembali ke rumah. Dia langsung menuju kamar untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian. Setelah beberapa saat berlalu, pria tampan tersebut sudah tampil lebih segar dari sebelumnya.Namun, Christian tak keluar kamar untuk makan malam. Dia justru termenung seorang diri di balkon, sambil mengisap rokok. Sudah lama, dirinya tidak melakukan itu.Udara malam cukup menusuk, meskipun gerimis sudah sepenuhnya reda. Akan tetapi, tidak dengan keresahan hati yang tengah mendera pria tiga puluh lima tahun tersebut. Pikiran sang pemilik Lynch Company itu justru kian tak menentu. Semua terasa makin kacau.Asap tipis mengepul, menemani kesendirian Christian dalam renungan atas segala hal yang terjadi. Bayangan pria tampan berambut gelap tersebut kembali pada beberapa belas tahun silam, ketika usiany
Hari yang menegangkan bagi Chelsea, ketika dia terbaring di ranjang persalinan. Sebagai seorang wanita, ini merupakan perjuangan tertinggi yang harus dilakukan. Saat itu, Chelsea lupa dengan segala hal termasuk cara meluluhkan kembali hati Christian, yang telah tertutup untuknya. Satu hal yang ada dibenak wanita itu hanyalah melahirkan sang bayi dengan selamat. Namun, sayang sekali karena Christian tak dapat mendampinginya.Christian harus menghadiri acara penting perusahaan, yang tidak bisa diwakilkan. Dia tak tahu bahwa Chelsea akan melahirkan hari itu karena tak sesuai dengan perhitungan dokter.Suara tangisan bayi terdengar nyaring, membuat rasa haru menyeruak hebat di hati Chelsea. Dia yang selama ini selalu menjaga pola makan agar bentuk tubuh tetap terjaga, tak peduli lagi dengan semua itu. Momen terindah bagi model cantik tersebut, ket
“Itu merupakan tindakan paling bodoh yang pernah kulakukan. Seharusnya, aku tidak pernah menerima tawaran untuk menikahi Maria, jika tahu akan berakhir seperti ini,” sesal Henry, dengan ekspresi tak karuan. Dia juga sangat lelah karena harus menalani hidup sebagai tahanan.“Kenapa kau justru memilih diam? Seharusnya, katakan saja segala hal yang kau ketahui tentang kematian Maria,” desak Emma, yang tak terima atas nasib buruk mantan kekasihnya itu. “Aku tahu bukan kau yang membuat Maria mengakhiri hidup —” “Tutup mulutmu, Emma!” sergah Henry pelan. “Jangan bahas itu sekarang. Aku tidak ingin ada seorang pun yang mendengar ucapanmu tadi.” “Kenapa? Itulah kenyataannya. Kau tak perlu mengorbankan diri demi —” “Ini sudah merupakan perjanjian kami,” bantah Henry tegas, tetapi masih dengan suara pelan. Pria itu mulai terlihat gelisah. “Kau tahu sendiri aku memiliki banyak utang pada Jamie. Dia … orang itu bersedia melunasi semuanya, asalkan diriku bersedia menikahi Maria —” “Kau telah di
Kepala Sipir Hemsley memicingkan mata. Sepertinya, dia tertarik dengan apa yang akan Henry katakan. Pria berkumis cukup tebal itu menyunggingkan senyum tipis, lalu menautkan jari dan meletakkannya dekat dagu. “Aku akan memberikan akses pada Tuan Christian Lynch. Namun, Anda harus mengemukakan semua di hadapan petugas penyidik.” Kepala Sipir Hemsley mengajukan syarat. “Tidak masalah. Aku bersedia,” balas Henry yakin. “Baik. Sekarang kembalilah ke sel. Aku akan menyuruh sipir untuk memanggil Anda, jika Tuan Lynch bersedia datang kemari.” Henry mengangguk. “Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan padaku.”“Anda selalu bersikap baik selama menjalani hukuman. Itu menjadi nilai plus, Tuan Thompson.” Kepala Sipir Hemsley mengarahkan tangan ke pintu, sebagai isyarat agar Henry segera meninggalkan ruangannya. Henry kembali mengangguk, seraya beranjak dari kursi. Dia berpamitan pada pria yang paruh baya itu. Henry keluar dari ruangan tadi dengan perasaan lega bercampur w
“Apa yang kau lakukan, Maria!” seru Henry berusaha mencegah. Dia mendekat pada sang istri. Namun, Maria yang tadi membelitkan tali ke leher, justru naik ke jendela.“Tidak, Maria! Jangan!” cegah Henry nyaring, sambil berusaha meraih tubuh istrinya, langsung melompat ke luar jendela. Sayang, Henry terlambat. Dia hanya bisa memegangi tali dan menahannya. Henry lupa bahwa ujung tali satu lagi masih membelit leher Maria. Alhasil, tubuh wanita itu menggantung di tengah-tengah.Sesaat kemudian, Henry tersadar. “Astaga!” Refleks, dia melepaskan tali yang dipegang tadi. Tubuh Maria jatuh ke tanah berkerikil.Untuk memastikan, Henry yang tadi sempat terjatuh saat menahan tali, segera berdiri. Pria tampan itu seketika membeku, melihat tubuh Maria terkapar di tanah berkerikil denga
Bagaikan disambar petir, ketika Christian mendengar nama yang disebutkan Henry tadi. Dia yang awalnya duduk penuh wibawa, mengubah posisi jadi setengah membungkuk. Christian meraup kasar wajah serta rambutnya. Tak ingin berlama-lama di sana, pria itu langsung berdiri. “Kurasa sudah cukup. Silakan lanjutkan. Aku harus pergi.” Christian menyalami petugas penyidik, yang ikut berdiri.“Anda yakin tidak ingin terus menyimak, Tuan Lynch?”Christian mengangguk, lalu mengalihkan perhatian pada Henry. “Aku akan menyiapkan pengacara untukmu,” ucapnya, sebelum berlalu dari sana.Dengan langkah gagah penuh percaya diri, Christian mengikuti petugas sipir penjara yang menunjukkannya arah jalan keluar. Setelah berada di tempat parkir, pria itu mengembuskan napas dalam-dalam. Ch
“Si-siapa kalian?” tanya Chelsea pelan, seraya berusaha bangkit. Dia mengarahkan perhatian pada satu per satu wajah asing, hingga akhirnya terkunci di satu wajah yang telah membuatnya menjadi seperti orang gila. “Christian, kau ….” Chelsea seakan paham, dengan konsekuensi yang harus dihadapi saat ini. “Maaf, Chelsea. Keadilan harus tetap ditegakkan,” ucap Christian dingin, lalu mengalihkan perhatian pada dua pria yang duduk bersamanya. “Jadi, bagaimana?” tanya pria itu. “Kami akan melakukan penyelidikan lagi, Tuan. Hubungi kami jika kondisi Nona Wright sudah membaik. Bagaimanapun juga, kami harus memberikan toleransi karena Nona Wright baru melahirkan beberapa hari yang lalu,” jelas salah seorang pria. “Lalu, kenapa kalian masuk ke kamarku?” protes Chelsea tak suka. “Hanya untuk memastikan, Nona. Setelah melihat keadaan Anda dan mendengar penjelasan dokter secara langsung, kami bisa membuat keputusan atas tindak lanjut dari laporan yang dilayangkan Tuan Christian Lynch. Seperti ya
“Apa maksudmu? Siapa mereka yang kau maksud?” tanya Christian memastikan. Dia tak ingin berspekulasi.Namun, Chelsea hanya diam dengan tatapan kosong menerawang pada Christian, yang menunggu jawaban. “Mairi adalah putriku. Dia bukan anakmu. Itulah mengapa aku tidak yakin kau bersedia merawatnya karena dia bukan anakmu," ucap Chelsea sesaat kemudian.“Maaf, Nona Wright. Waktu Anda habis. Mari ikut kami,” sela salah seorang dari dua petugas polisi.Chelsea langsung berdiri. Tanpa mengatakan apa pun, dia berlalu dari hadapan Christian yang diam terpaku menatap kepergiannya. Ada perasaan tak karuan yang mulai mengusik relung hati pengusaha tampan itu. Sikap aneh serta pengakuan mengejutkan, dari wanita yang sudah dinyatakan sebagai te