Andrian terus menghujam Sagara yang sudah terkapar lemas di lantai karena tak siap dengan tinjuan Andrian. Lola yang berada di kursi roda hanya bisa berteriak memerintahkan Andrian untuk berhenti. Telinga Andrian sudah tertutup rapat oleh emosinya.Kemarahan laki-laki itu sudah diujung tanduk. Vita yang tak mengerti alasan apa hingga bisa membuat Andrian semarah dan se beringas itu kepada Sagara hanya mampu terdiam dan menjauh untuk mengamankan Aeera dan Arjuna.Radit langsung memeluk Andrian dari belakang ia menahan laki-laki itu agar Aliika bisa segera membantu Sagara berdiri dan pergi dari sana. Aliika membawa masuk Sagara ke dalam mobil, ia yang akan menyetir langsung untuk membawa suaminya yang sudah babak belur itu ke Rumah Sakit.Bahkan untuk memasukkan kunci mobil saja seperti sangat sulit sekali, tangan wanita itu gemetar ia panik. Setelah berhasil Aliika langsung melajukan mobil, gerbang juga sudah dibuka oleh satpam disana.Tepat setelah gerbang tertutup Andrian ternyata be
Hari pernikahan Lola dan Andrian pun telah tiba. Jarak waktunya satu bulan setelah ulang tahun Aeera dan Arjuna. Acara pernikahan diadakan di sebuah gedung dan sebelumnya mereka telah melaksanakan pemberkatan di gereja. Setelah kejadian kemarin Andrian memilih berbaikan dengan Sagara. Toh juga mereka sudah sama-sama dewasa dan membiarkan yang lampau berlalu begitu saja. Kali ini acara pernikahan diadakan mewah sesuai dengan request Andrian, Andrian memang sangat menyukai glamour. Tapi dia tidak pernah berpenampilan se nyentrik itu jadi karena pernikahan satu seumur hidup. Andrian ingin mengenang dengan merayakannya semeriah mungkin. Bahkan yang biasanya tamu diundang hanya kerabat dekat, kali ini tamu umum karyawan perusahaan semua diundang untuk meramaikan acara ini. Danu dan Soraya sudah berada disana, mereka nampak mesra. Aliika senang karena Danu mau menerima Soraya kembali. Aliika sudah datang sedari awal bahkan lebih dulu dari para tamu yang datang, ia tidak ingin melewatkan
Suara dentingan dari sendok dan garpu terdengar di ruang makan itu. Aliika dan Sagara sedang sarapan bersama. Mereka terlihat sudah siap dengan pakaian kantornya. Karena mulai hari ini Aliika akan kembali bekerja. Berat rasanya meninggalkan Aeera dan Arjuna dirumah, namun hari ini ada klien penting yang harus ia temui. Mau tak mau Aliika harus menemuinya. “Nanti mau dijemput?” tanya Sagara. Aliika menggeleng, “Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri aja.” Ucap Aliika membuat Sagara menatap tajam istrinya itu. “Biar bisa langsung pulang kalau meeting nya udah selesai. Kasian Aeera sama Arjuna ditinggal terlalu lama.” Jelas Aliika. Paham akan situasi mencekam akibat tatapan Sagara. Ia tidak mau suaminya salah paham dan marah. “Hati-hati, kamu udah lama ga bawa mobil sendiri kan?” “Iya, Mas.” “Jangan ngebut.” Ucap Sagara lagi. Cara bicaranya sudah seperti bapak-bapak yang menasehati anaknya. Aliika tersenyum manis dengan tingkah Sagara, “Iya suamiku Sayang.” Balas Aliika berbeda dari
Sagara dan Aliika sampai di tempat pemakaman dalam waktu yang sama. Mereka keluar dari mobil masing-masing, kemudian Sagara mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Aliika. Mereka berjalan bersama menuju kerumunan orang yang sedang menyaksikan pemakaman seseorang. Semilir angin disana terasa tidak enak di tubuh mereka. Saat sampai disana, terlihat Danu sedang menaburkan bunga diatas makam yang tanahnya masih terlihat basah itu. Kemudian Danu bersalaman dengan beberapa orang disana yang mengucapkan belasungkawa padanya. Satu per satu orang mulai pergi, hingga akhirnya Danu menangkap sosok Sagara dan Aliika yang berada di sana dengan bergandengan tangan. Aliika dengan mata berkaca-kaca dan Sagara dengan wajah dinginnya. Aliika melepaskan genggaman Sagara, kemudian ia berjongkok di sebelah makam itu dan mengelus batu nisannya. “Selamat jalan Soraya, aku udah maafin semua kesalahan kamu. Dan semoga kamu juga udah maafin kesalahanku. Semoga kamu tenang disana ya.” Lirih Aliika k
Sudah pukul dua belas malam, Aliika nampak panik. Ia menggigit jari khawatir. Berjam-jam wanita itu menunggu Sagara pulang. Namun tak terlihat batang hidung laki-laki itu di rumah. Bahkan saat ini Radit sudah ke lokasi dimana ban Sagara pecah untuk mencari keberadaan suaminya itu.Aliika mondar mandir di depan pintu keluar rumahnya, ia tak sabaran menunggu kabar tentang Sagara. Wanita itu terperanjat kaget saat pintu terbuka ia langsung menghampiri Radit, “Bagaimana Radit? Mas Sagara ada disana?” tanya Aliika panik.Radit menggeleng, “Kami tidak menemukan Tuan Sagara disana Nyonya. Sudah kami cari sekeliling juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tuan.”“Bahkan cctv juga tidak ada disana Nyonya. Jadi kami sedikit kesulitan untuk mengetahui pelaku dari penculikan Tuan Sagara.” Lanjut Radit menjelaskan apa yang terjadi.Aliika menangkup wajahnya frustasi. Wanita itu mulai menangis kencang, ia tak siap jika harus kehilangan Sagara. Radit hanya bisa terdiam di sana, ia tidak mungkin
“Jika boleh saya tahu, urusan apa hingga membuat kalian nampak panik dan terburu-buru?” tanya Lintang mengedarkan mata keseluruh orang yang ada disana dan berhenti tepat menatap Aliika.“Kami sedang menuju tempat dimana Tuan Sagara diculik..-”“Radit.”Ucapan Radit terjeda saat Aliika langsung menyergahnya. Membuat laki-laki itu menunduk. Aliika berdehem, “Maaf Tuan. Kami benar-benar sedang ingin bergegas. Jadi kami permisi dan tidak bisa menerima tamu untuk sementara waktu.” Ujar Aliika ramah. Lintang mengangguk tersenyum. Kemudian ia berencana untuk membantu Aliika mencari Sagara. Awalnya Aliika menolak, namun akhirnya menyetujuinya karena ia berpikir Lintang adalah rekan kerja jadi tak apa.Mereka semua bersama-sama menuju TKP. Disepanjang perjalanan Aliika hanya melamun. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di TKP. Disana sudah ramai dengan polisi dan bodyguard lain. Juga terlihat mobil Sagara yang masih terparkir di sana.Aliika mendekati mobil itu. Saat membuka mobil itu
Sepertinya hujan sudah reda, Aliika mulai tersadar dari tidurnya saat mendengar suara ketukan dari luar. Ia membuka mata perlahan, betapa terkejutnya Aliika saat menyadari jika ia tertidur di bahu Lintang. Aliika langsung menegakkan tubuh dan menjauh dari Lintang.Lintang yang merasakan pergerakan Aliika lalu tersenyum sinis, ia mengucek mata untuk memfokuskan pandangan. Laki-laki itu menoleh pada Aliika yang masih terkejut itu. Ia kembali tersenyum sinis, “Ada apa Al? Apakah kau berpikir aku melakukan sesuatu padamu. Hm?”Wajah Aliika tampak panik, “T-tidak. Sudahlah sepertinya Radit sudah datang a-aku akan segera pulang. Terimakasih karena s-sudah menemani.” Ujar Aliika sedikit terbata-bata. Aliika langsung keluar dan masuk ke dalam mobil Radit, meninggalkan Lintang sendiri disana.Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aliika menatap Aeera dan Arjuna yang sudah tertidur bersama di ranjang kamar utama.Mengusap lembut puncak kepala kedua anaknya itu. Mata Aliika berkaca-kaca
Sudah seminggu Aliika sendiri tanpa kehadiran sang suami. Belum ada tanda-tanda mengenai nasib Sagara. Hidup harus terus berjalan karena sekarang Aliika punya Aeera dan Arjuna. Ia harus berusaha untuk tetap tegar dalam mengurus kedua anaknya tanpa suami. Wanita itu tengah bermain di ruang keluarga bersama Aeera dan Arjuna. Tadi ia juga sempat menelepon Vita untuk datang. Namun gadis itu tidak bisa karena sedang bekerja. Alhasil Aliika tidak bisa memaksanya. Tadi juga Lola mengatakan akan datang berkunjung namun entahlah jadi atau tidaknya Aliika juga tidak bisa berharap lebih. Tok tok tok Ketukan pintu membuat fokusnya teralihkan. Aliika menebak jika itu pasti Lola, namun kenapa wanita itu tidak langsung masuk saja. Aliika pun memilih untuk berjalan membuka kan pintu. Betapa terkejutnya Aliika saat mengetahui siapa yang datang. Aliika menatap jengah laki-laki di hadapannya ini, “Aku sudah lelah dengan perlakuanmu Lintang. Jadi kumohon enyahlah, jika kau ingin membantuku untuk menc