Share

Tiga Belas - Balada Janda Muda

Tiga bulan kemudian

Bunyi bising itu berasal dari suara mesin-mesin jahit yang sedang bekerja ekstra menyambung pola demi pola pakaian olahraga. Kiara duduk di barisan belakang, mengerjakan jahitan dengan tekun.

Sesekali dia menyeka keringat yang membasahi pelipisnya. Maklum saja, ruangan ini hanya dilengkapi satu kipas angin gantung untuk mengalirkan udara bagi sepuluh orang pekerjanya.

“Istirahat! Istirahat!” Ani, salah satu penjahit senior di tempat itu, menepuk-nepukkan tangannya. “Jangan kerja terus nanti cepet mati.”

Selorohan Ani itu dibalas tawa oleh beberapa rekannya. Saat mereka semua sudah keluar untuk beristirahat, Kiara masih sibuk mengejar ketertinggalan. Dia masih belum terbiasa menjahit dengan cepat seperti yang lain. Lagi pula, dia belum terlalu lapar.

Seketika ada tepukan lembut di bahunya. Kiara menoleh dan mendapati Wardi, kepala penjahit di sini, berdiri di belakangnya.

“Mak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
cerita tolol , memuakkan !! si kiara selalu dibikin tolol dan bodoh ama author !!!
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
hehehehe hidung zebra ketemu boss dech
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status