Lalu saat itu juga semua pria bertubuh tegap dan berwajah sangar itu langsung serempak menyerang Caesar.
Melihat begitu banyak orang yang menyerangnya, Caesar sedikit panik. Meski bagaimanapun dia sendirian, sekuat apa pun tenaganya dia tidak mungkin bisa menang dari mereka semua.
“Hahaha … aku yakin saat ini kau pasti sedang menyesali semua perkataanmu tadi.” Teriak salah seorang pria yang sudah berdiri di depan Caesar.
Pria itu melayangkan tinjunya ke arah Caesar, dengan cepat Caesar menghindar. Beruntung saja Caesar bisa membaca gerakan tinju pria itu dengan cepat dia bisa menghindar.
Melihat lawannya menghindar dengan gerakan cepat, pria itu menggeram sambil berteriak, “Sialan! Bagaimana bisa dia menghindar dari serangan tinjuku yang begitu c
Di dalam mobil Karina dan Amerika berteriak histeris saat melihat mereka bertarung dengan sengit.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Karina dengan kedua matanya yang melebar, sangat terkejut dan juga ketakutan.“Bukankah itu Bibi Bella dan yang melarikan diri itu Hudson. Kenapa mereka berdua bisa ada di sini. Dan apa yang sedang mereka lakukan?”Karina terus berkomentar sementara Amerika di belakang menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terlihat shock dan tidak mendengar apa yang diucapkan Karina.Melihat banyak tubuh tergeletak tak bergerak membuatnya semakin ketakutan. Dahi Amerika berkerut, ada keringat yang mengalir di antara kedua alisnya.Karina merasa diacuhkan dia menoleh ke belakang
Apa reaksinya tadi saat menghajar kelompok itu membuat Amerika menjadi takut kepadanya? Saat melihat raut wajah Amerika yang pucat dan menunduk, Niko semakin yakin kalau Amerika menghindarinya. “Amerika … apa kau baik-baik saja?” tanya Niko lagi, kedua tangannya diulurkan. Amerika menggeleng untuk kesekian kalinya dan berkata dengan suara bergetar, “Jangan mendekatiku?” Kedua alis Niko terangkat mendengar apa yang dikatakan Amerika. Melihat sikap Amerika, Karina yang berdiri tidak jauh dari mereka merasa kesal dengan sikap Amerika. “Hei, kau gadis bodoh. Apa yang sudah kau lakukan. Nik sudah berbaik hati ingin membantumu.” Teriak Karina keras.
Mobil yang ditumpangi Niko dan Amerika melesat meninggalkan Hotel de Paris.Niko yang duduk di belakang kemudi sesekali melirik pada Amerika yang duduk di sampingnya.Amerika menarik napas panjang, saat itu juga dia bertanya pada Niko dengan nada pelan.“Apa aku boleh membuka jendela kacanya?”Niko yang mendengar langsung mengangguk sambil menjawab, “Hm …”Dari sudut bibir Niko, dia tersenyum kecil melihat Amerika sedikit santai.“Apa kau sekarang sudah merasa baikan?” tanya Niko dengan suara ragu-ragu.Amerika yang baru saja membuka kaca jendela mobil, mengangguk lalu menoleh, rambutnya tersa
“Mom, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Niko alih-alih senang dengan kedatangan ibunya yang secara tiba-tiba itu.Lisa mendengus mendengar apa yang dikatakan putranya lalu menggeleng, kini tatapannya tertuju pada Amerika yang tengah berdiri canggung dan bingung.‘Kalau Karina bilang Niko adalah pangeran, apa mungkin ibunya ini seorang ratu?’ kalimat itu yang ada dipikiran Amerika saat ini. Dia tidak berani menatap wanita berpakaian bak putri itu, begitu cantik.Dari rambut sampai ujung kaki sungguh menawan. Setelan blazer warna putih dan juga topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya itu, Amerika berpikir lagi, kenapa dia mengenakan pakaian seperti itu. Amerika teringat para ladies yang hidup di istana yang sering dia tonton di film-film favoritnya. Apa mungkin dia … kalau Niko ada
Raut wajah Amerika seketika berubah.“Amerika, perkenalkan dia, ibuku.” Sahut Niko memperkenalkan ibunya pada Amerika.Dia hampir saja melupakannya, lalu setelah itu Niko menatap Rose, “Rose, kau senang sekali bermain-main hari ini.”“Hai …” sapa Lisa pada Amerika, tersenyum canggung.“Amerika Taylor.” Jawab Amerika balik, dia merasa Niko sangat mirip dengan ibunya saat mereka sama-sama tersenyum.“Yang Mulia …” sapa Rose lagi, sontak Lisa dan Niko meringis saat Amerika dahinya berkerut lagi, merasa bingung kenapa Rose terus memanggilnya ‘Yang Mulia’“Sebentar …” Niko saat itu
Mendengar perkataan ibunya, Niko terdiam sesaat.‘Apa aku harus memberitahunya, kalau sebenarnya Bella sudah ia temukan.’Memikirkan itu Niko menatap lekat ibunya, lalu dia mengurungkan niatnya. Kalau sampai dia mengatakan yang sebenarnya pada ibunya saat ini. Akan tidak mungkin kalau pihak yang melawannya mengetahuinya juga, dan itu akan sulit baginya untuk bertindak lebih jauh.Amina dan pendukungnya pasti akan melakukan berbagai cara untuk mencoba membuat istanah kacau, agar Bella bisa dibebaskan.“Mom, apa aku harus kembali sekarang? Aku pikir belum waktunya.” Jawab Niko.“Nik, apa kamu mau mereka terus membuat kekacauan di Rosen, agar kamu tidak menjadi pangeran mahkota selanjutnya. Pikirkan
Tanpa banyak berkata dengan tatapan dingin dan menakutkan, Aspen menghajar semua pria itu dengan sekali pukulan, semuanya kini terkapar tidak berdaya di lantai.Setelah itu Aspen mendekati sip ria gendut yang tak lain adalah bos mereka.“Siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?” tanya Aspen.“Aku … aku hanya butuh uang saja, jangan bunuh aku.” Jawab si pria gendut, celananya basah saat dia berkata dengan suara gusar, melihat Aspen baru saja mengalahkan anak buahnya dengan hanya satu tarikan napas saja.Aspen menyeringai saat dia melihat celana pria gendut itu sudah basah.Celine yang juga melihatnya merasa jijik lalu berkata, “Bunuh saja dia, karena sudah membuatku menderita seperti ini.
“Dad …” sapa Alex.“Kenapa kamu masih belum bersiap?” tanya Adrian pada Alex, kedua matanya memicing.Amina yang berdiri di sisi Alex langsung berkata, “Sayang, sebaiknya kau periksa dulu putrimu itu apakah dia sudah bersiap-siap. Alex biar aku yang urus.”Amina mendorong Adrian menjauh dari Alex, saat dia menoleh ke Alex, Amina mengerling.Alex menarik napas panjang, ibunya sungguh luar biasa cepat tanggap.“Amina, baiklah. Aku akan ke kamar Amanda, kalau begitu.”Kata Adrian lalu dia bergegas berjalan menuju rumah.“Alex, apa yang kamu lakukan, cepatlah ganti pakaiamu.&rdqu