Setelah menelepon seseorang Lucia kembali lagi ke ruang keluarga.
Saat kedua bola matanya bertemu dengan bola mata Lisa, mereka berdua tersenyum kecil lalu setelahnya bersikap biasa.
Di lain tempat, Amerika terkejut saat beberapa orang masuk ke dalam kamar. Ada sekitar delapan orang wanita yang dengan cepat dan sigap saat melihat Amerika langsung mendekatinya.
“Apa yang ingin kalian lakukan padaku?” tanya Amerika dengan terkejut saat kemudian dua orang membawa beberapa gaun cantik masuk juga.
Salah seorang wanita setengah baya membungkuk lalu berkata, “Nona izinkan kami menyentuhmu. Kami hanya menjalankan tugas, aku harap kau bisa bekerja sama.”
“Apa yang ingin kalian lakukan padaku?”
Niko setelah sekilas menatap Amerika karena merasa semua orang memperhatikannya dengan cepat dia berbalik lalu berkata, “Aspen buruan, jangan sampai ibuku memarahimu karena terlambat datang.” Kata Niko sambil berlalu meninggalkan mereka.“Baiklah!” jawab Aspen lalu dia berjalan mendekati Amerika.“Apa kau sudah siap?” tanya Aspen.Niko berhenti sejenak lalu menoleh, ada senyum bahagia di sudut bibirnya saat dia melihat Amerika begitu cantik.“Ngomong-ngomong, Aspen, kita mau ke mana? Kenapa aku harus berpakaian seperti ini. Apa Niko punya acara di sini? Apa ada festival busana?”Semua yang mendengar Amerika langsung mendelik, apa mereka tidak salah mendengarnya. Bagaimana bisa g
“Aku tahu ini tiba-tiba. Tapi, melihat kondisi ibu dan nenekku saat ini seharusnya untuk malam ini kamu percaya saja padaku.” Kata Niko sambil berjalan bersisian dengan Amerika.Awalnya Niko menggandeng tangannya tapi kali ini dia mengaitkan tangan Amerika pada lengan tangannya. Wajahnya tersenyum mempesona dan penuh kehangatan membuat semua pelayan yang tadi membungkuk dan sudah kembali berdiri tegak di sepanjang jalan menyambut Niko bertanya-tanya. ‘Siapa gerangan gadis itu sampai membuat pangeran mereka begitu terlihat bahagia.’“Aku masih tidak mengerti dengan yang sekarang yang terjadi padaku, aku berharap semua ini hanya mimpi.” Kata Amerika berjalan dengan canggung diantara begitu banyak pelayan yang menyambutnya.“Apa mereka semua mengenalmu?” tanya Amerika.
“Yang Mulia Tiba …” teriak Dito saat dia berjalan di belakang ibu suri tak lain Marlyn Taylor.Semuanya langsung berdiri saat perempuan berusia delapan puluh tahun itu berjalan memasuki ruang keluarga.Marlyn masih terlihat kuat dan cantik di usianya yang sudah tidak terbilang sudah tidak muda lagi bahkan sudah sangat tua. Dia mengenakan gaun yang warnanya serupa dengan Amerika.Amerika yang kikuk melihat semua orang menundukkan badan ikut melakukannya. Dalam pikirannya ada banyak pertanyaan siapa sebenarnya mereka semua?“Yang Mulia Ibu Suri salam dari kami.” Sapa semua orang yang ada di dalam ruangan.“Terima kasih semuanya.” jawab Marlyn, dia melirik ke sosok yang ada di samping N
Amerika terdiam cukup lama, dia berpikir bagaimana menjelaskan pada mereka semua kalau sebenarnya dia tidak pernah lulus kuliah.Niko yang melihat Amerika merasa tertekan langsung menjawab, “Amanda, kamu ini suka sekali mengorek informasi orang lain. Memangnya kenapa dengan masalah kuliah. Kalau Nona Amerika bisa lulus seleksi interview dan menjadi stylish di tim aku itu namanya dia memang berpotensi. Kamu jangan meremehkan Aspen yang sudah berusaha mencari karyawan terbaik untukku. Bukan begitu.”“Aku hanya ingin tahu saja, apa bermasalah, tidak kan.” Jawab Amanda.“Iya, Amanda benar. Aku juga penasaran dengan latar belakang hidupnya.” Sahut Alex tersenyum sinis.Semua orang yang mendengar sangat paham benar ke mana arah permbicaraan
“Diam kalian semua.” Gertak Marlyn dengan keras, dia tidak bisa menahan dirinya lagi.“Tuan Toni, maafkan aku karena tidak bisa menjamu keluargamu dengan baik malam ini.”“Yang Mulia jangan berkata seperti itu. Aku dan putraku baik-baik saja dan senang berada di sini.”“Tapi, semuanya berantakan karena ulah seseorang yang tidak bisa menahan dirinya. Jadi aku putuskan dengan cepat hari pernikahan putramu dan Amanda akan dilaksanakan akhir bulan depan, bagaimana?”“Yang Mulia terima kasih atas kebaikan Yang Mulia.” Jawab Toni.“Dan kamu, Erik?”“Yang Mulia, aku akan menerima segala keputusannya.”
“Apa maksudmu?” tanya Adrian.“Apa kau tidak tahu kalau Niko dan Aspen sudah membawa Bella ke suatu tempat di sini.”“Jadi … bagaimana kau tahu tentang semua itu?” Adrian menatapa Toni penasaran.“Aku selama ini diam-diam selalu mengawasi Bella. Jangan kau pikir kami tidak tahu apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Bella sudah banyak membuat istana mengalami kerugian bukan?”Mendengar itu Adrian menahan napas, jadi selama ini semua dewan istana diam-diam sudah mengawasi gerak gerik Bella dan juga keluarganya.Setelah sekian tahun baru kali ini Toni sangat terang-terangan kepadanya apa karena mereka saat ini akan menjadi keluarga.
Aspen membawa Amerika kembali ke Castil, Amerika duduk di kuris belakang dengan wajah muram dan sembab. Amerika tidak menyangka kalau ternyata Niko tega memperlakukan dia seperti itu. ‘Aku harus kembali ke Paris. Aku tidak ingin di sini lebih lama lagi.’ Kata Amerika dalam hatinya. Lalu dia teringat perjanjian kontrak yang sudah ditanda tangani. Apakah kalau dia membatalkan kontrak itu, Niko akan menuntutnya. Bagaimana kalau Niko memasukkan dia ke penjara karena telah melanggar kontrak kerja yang sudah mereka sepakati bersama. Amerika semakin cemas. Tapi dia juga tidak ingin hidupnya seperti ini, sangat mengerikan berada di antara orang-orang seperti itu.
Hudson sangat ketakutan di sebuah klub malam di kota Paris. Salah satu pelayan sudah memanggil atasannya untuk memberitahu tentang seorang pelanggan yang tidak bisa membayar tagihannya setelah memesan banyak botol anggur dan juga makanan.Manager berbadan tegap itu berdiri di depan Hudson yang masih setengah tersadar.“Apa kau tidak ingin membayarnya?” tanya manager pada Hudson.“Bukan … bukan seperti itu. Aku tidak tahu kalau kartu semua ini sudah diblokir dan aku tidak membawa uang hari ini.”“Kalau begitu kau sudah menipu kami.”“Aku tidak menipu kalian, aku sungguh berkata benar. Aku ini seorang pengaran juga.”“Aku