“What’s? Niko jangan main-main.” Ucap Amerika dengan masih kedua bola matanya melotot.
“Aku serius.” Kata Niko kini tatapannya lekat sekali pada Amerika.
Amerika menghela napas keras. “Aku nggak ngerti sama kamu.”
Tanpa menunggu Amerika berkata lagi, Niko langsung menarik tangan Amerika lalu dia berkata, “Amerika, aku serius. Sungguh!”
Amerika mengerjapkan kedua matanya saat pria di depannya ini benar-benar terlihat serius sekarang. Bahkan tatapan Niko membuat jantungnya serasa mau copot, untuk pertama kalinya Amerika melihat raut wajah Niko yang begitu hangat dan juga ….
“Tidak … tidak … Niko, jangan sembarang. Kamu pikir pernikahan itu main-main.” Amerika langsung menepis tangan Niko.
“Jangan bercanda kamu, Nik.” Amerika melotot. Lalu dia berdiri merentangkan kedua tangannya sambil berkata, “Aku akan menjawabnya besok. Biasanya mengambil keputusan paling bagus itu saat bangun tidur, saat pikiranmu benar-benar jernih.” Amerika membelakangi Niko menatap jauh ke atas langit yang penuh bintang. “OK!” jawab Niko, dia menatap punggung Amerika sambil bergumam dalam hati, ‘Kenapa kamu nggak pernah serius menerima apa yang selalu aku katakan. Aku yang sudah jatuh hati duluan sama kamu.” Niko tersenyum tipis. “Kalau begitu aku mau tidur dulu, tapi ngomong-ngomong kalau kamu disuruh memilih terlahir kembali mau jadi apa?” tanya Amerika masih menatap langit tangannya kini yang kanan dia ulurkan ke atas, seperti orang ingin menangkap bintang di langit. “Aku ma
Raut wajah Aspen terlihat tidak menyenangkan, ‘Apa mereka semalam tidur sekamar?’ dalam hati Aspen, merasa kecewa dan juga dadanya terasa sesak.“Aspen …” seru Amerika, raut wajahnya terlihat bahagia saat dia melihat Aspen yang muncul dari balik pintu.Amerika tersenyum lebar, Aspen pada akhirnya juga membalas senyuman Amerika kepadanya.Elita bergeser sedikit ke arah kiri memberi ruang untuk Aspen dan Amerika.“Lihat, apa menurutmu, pakaian ini pantas untukku?” tanya Amerika pada Aspen dengan kedua tangannya memegang sisi kanan kiri gaun warna merah maroon itu.Alis kanan Aspen sedikit terangkat, dia kemudian memicingkan matanya sambil memegang dagunya.
Niko melihat kedua kaki jenjang dan putih Amerika yang tanpa sepatu lalu menatap Amerika dengan cepat Niko langsung menggendong Amerika.“Nik, apa-apaan ini.” Teriak Amerika.Sontak semua pengawal yang ada di sisi kanan kiri, depan belakang Niko terkejut dengan apa yang dilakukan Niko, pangerannya itu?Kebiasaan seperti ini jarang sekali dilakukan di area istana apa lagi di depan pengawal.Niko hanya tersenyum tidak menjawab, dia berjalan menggendong Amerika.Merasa malu Amerika memejamkan matanya, sesekali membuka matanya. Niko yang bisa melihat bulu mata lentik Amerika yang bergerak-gerak hanya tersenyum kecil.“Kamu harus terbiasa seperti ini, kan sebentar lag
“Hahaha … aku hanya bercanda, kenapa kalian begitu serius. Elita cepat bawa gadis ini ke ruang pakaian.” Lisa tertawa melihat ekspresi Amerika dan juga Elita, pelayannya itu memang gadis yang sangat baik dan bertanggung jawab, itulah mengapa Lisa memilih Elita untuk melayani Amerika di antara banyak pelayan wanita yang justru sudah berpengalaman di istana. Bukan tanpa alasan Lisa memilih Elita, selain mereka memiliki nama keluarga di belakangnya Hansen, Lisa sangat paham loyalitas Elita kepadanya selama ini. Elita tanpa menunggu lebih lama dia membungkukkan badannya dan berkata, “Baik Yang Mulia Ratu. Nona Amerika ikutlah denganku.” Setelah itu Elita membawa Amerika masuk ke dalam kediaman Lisa. Lisa yang melihat Amerika berjalan tanpa alas kaki tersenyum kecil
“Yang Mulia …” ucap Amerika, mulai sekarang dia harus mengikuti semua orang yang ada di istana untuk memanggil ibunya Niko dan juga Ratu Rosen ini dengan sapaan seperti itu.Lisa membawa pakaian itu mendekati Amerika, “Pakailah! Ini pakaianku dulu sewaktu aku masih seusia kamu. Aku rasa pakaian cocok untukmu.” Lisa menyodorkan pakaian itu pada Amerika.Amerika hanya bisa mengangguk dan menerima pakaian pemberian ibunya Niko.“Nona Amerika, mari saya bantu.” Elita dengan cepat mengambil pakaian itu dari Amerika lalu berjalan ke dalam ruangan, Amerika mengikuti Elita.Ada sebuah ruangan berukuran besar, yang di dalamnya ada banyak sekali riasan dan koleksi perhiasan milik Lisa.Mata Am
“Kamu bawa putri cantikmu ini, Mommy mau bantu Daddy kamu dulu, kita ketemu di sana.” Lisa mengerling pada Niko yang tidak berkedip menatap Amerika di depannya, terlihat sangat cantik.Bagaimana bisa pakaian ibunya bisa pas di tubuhnya Amerika dan gadis itu terlihat sangat menawan dengan pakaian dan juga sepatu milik ibunya.“OK!” jawab Niko tanpa menatap ibunya.Lisa hanya bisa tersenyum lalu dia berjalan kembali ke masuk.Elita menundukkan kepala saat Lisa melewatinya.“Ayo kita pergi.” Ajak Niko, dia sudah memberikan lengannya pada Amerika.Tapi dasar Amerika yang tidak peka apa yang dilakukan Niko kepadany, dia justru berjalan duluan.
Bukan Karina kalau dia bisa diabaikan begitu saja oleh Niko. Karina berlari kecil tangannya langsung mengapit tangan kanan Niko, dia tersenyum kecil dahi Niko berkerut sedikit terkejut atas tindakannya. “Nik, sudah lama sekali kita nggak menghadiri acara seperti ini.” Ucap Karina. “Kamu …” “Hehehe … aku tidak akan pernah melepaskanmu, Hai Nona Amerika.” Tangan kanan Karina melambai ke Amerika yang menatapnya. “Hai …” jawab Amerika, padahal mereka barusan juga saling bersapa. Berdiri di samping Alex, Amanda wajahnya cemberut melihat kedua gadis yang sedang berjalan berdampingan dengan Niko. Alex yang melihat ekspresi wajah adikny
Amerika sedang duduk menatap sajian makanan yang ada di meja panjang.Saat itu Amanda datang menghampirinya dan menyapa Amerika, “Amerika … Ah, aku boleh memanggilmu Amerika kan.”Amerika menoleh sedikit terkejut, tapi dia senang juga karena ada seseorang yang menyapanya di sini.“Apa aku boleh duduk di sampingmu?” tanya Amanda.“Silakan.” Jawab Amerika.“Karena sepertinya usiaku lebih tua darimu, maka aku panggil kamu Amerika, OK!”Amerika tersenyum malu lalu berkata, “Panggil saja aku, Meri.”“Meri, cukup lumayan bagus.” Ucap Amanda tersenyum.