Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (85)"Masih pusing, A'?" jawab Dina melihat suaminya yang langsung menghambur ke kasur saat mereka sampai di rumah."Lumayan," jawab Al singkat.Dina mendekati suaminya, meletakkan kepalanya di paha, kemudian memijatnya pelan. Merasa bersalah sebab telah memaksa suaminya bermain wahana."Maaf ya, A', gara-gara Dina Aa' jadi seperti ini," sesal Dina."Hem." Al menyahut singkat, sembari menikmati pijatan istrinya."Lagian Aa' sih, kurang ekspresif. Harusnya naik wahana tuh keluarkan ekspresinya. Teriak sekencang-kencangnya. Nggak usah gengsi, kan semua orang juga teriak? Itu untuk mengurangi rasa tegang kita. Kalau kita tegang, terus hanya diam aja, ya begini jadinya." Dina mengomel panjang kali lebar sambil terus memijat kepala suaminya."Jadi sebenarnya, kamu ini niat minta maaf atau ngomelin saya sih?"Dina terkekeh,"mungkin dua-duanya," sahutnya."Aneh!""Kok aneh?""Dua hal yang bertentangan dilakukan dalam waktu bersamaan oleh seorang yang
"Apa saya sudah pantas, Din?" tanya Al ragu."Apa yang membuat Aa' merasa tidak pantas? Semua orang pantas menjadi tamu Allah, A'.Al tertegun."Apalagi Aa' tergolong hamba yang mampu, sudah sepantasnya untuk mengunjungi rumah Allah sebagai upaya menyempurnakan ibadah," lanjut Dina lagi untuk lebih meyakinkan suaminya."Kalau begitu, bismillah, kita agendakan untuk Umrah dan Haji ya?" sahut Al mantap."Alhamdulillah ... Semoga segala sesuatunya dimudahkan ya, A'," balas Dina penuh haru."Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.Ngomong-ngomong ini kapan kamu bikinnya?" tanya Al seraya mencomot sambosa kedua untuk disantapnya."Kemarin, A'. Kan Dina pulang cepat. Jadi Dina bikin ini deh, terus disimpan di freezer. Kalau Aa' mau lagi masih banyak kok," jelas Dina.Al mengangguk-angguk paham."Kapan-kapan aja lagi. Sambosanya enak, tapi sekarang saya lagi pengen yang lebih enak dari sambosa," ucap Al dengan kerlingan mata nakalnya."Apa itu, A'?""Yang memasak sambosa.""Maksud Aa'?""Yang masak sambos
86Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (86)Tiga Minggu berlalu ....Hari demi hari dilalui oleh Al dan Dina dengan penuh cinta dan kasih. Merajut kisah untuk menggapai asa yang indah. Hari ini Al dan Dina menghadiri acara grand opening 'Jeju Experience Village' yang sudah Al bangun sejak sepulang dari bulan madu mereka di Korea."Kita mau ke mana sih, A'?" tanya Dina yang tidak tahu tujuan perjalanan mereka."Ke Malang.""Ngapain?""Menghadiri acara Grand Opening Villa yang saya bangun."Dina menganggukkan kepalanya."Berarti urusan kerjaan? Tumben Aa' ngajakin Dina?" tanya Dina heran."Memangnya kenapa? Kamu nggak suka saya libatkan dalam urusan kerja saya?" tanya Al balik."Bukan begitu, A', cuma nggak biasa aja," jawab Dina."Saya lagi pengen ngajak kamu aja, sekalian jalan-jalan, mumpung weekend kan?" sahut Al lagi.Dina tersenyum. "Sering-sering ya, A' ajak Dina jalan-jalan gini," sahut Dina seraya menyandarkan kepalanya di pahu suaminya manja."InsyaAllah. Asal kamu jang
"Iya, kamu ikut Mbak Lintang ini ya, untuk dirias. Acara baru akan mulai dua jam lagi. Saya tinggal mengecek persiapannya dulu," ucap Al pada Dina."Kenapa pakai dirias-rias segala sih, A'?" bisik Dina."Nggak apa-apa, ini hari yang spesial, saya juga ingin kamu tampil spesial. Dah, kamu ikut sama Mbak Lintang ya, pastikan ponsel selalu aktif. Saya tinggal mengecek persiapan."Tak ada pilihan lain, Dina hanya mengikuti perintah suaminya. Entah bagaimana acara yang akan digelar hari ini, sehingga ia sampai harus dirias seperti ini."Mungkin Aa' Al ingin aku tampil maksimal di depan rekan bisnisnya, aku harus melakukan yang terbaik untuk suamiku. Aku harus menjaga marwahnya. Aku nggak boleh membuat Aa' Al malu memiliki istri sepertiku, bahkan aku harus bisa membuatnya bangga terhadapku," batin Dina."Bagaimana, Bu? Bisa kita mulai sekarang?" tanya Mbak Lintang menyadarkan Dina dari lamunan."Bisa, ayo, Mbak!" Dina menjawab dengan penuh antusias.Lintang lalu membawa Dina ke sebuah kamar
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (87)"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang saya ucapkan kepada seluruh hadirin sekalian. Alhamdulillah, puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita semua kesehatan dan kesempatan untuk bisa berkumpul di tempat ini dalam rangka "Grand Opening Jeju Experience Village" yang diselenggarakan di siang hari ini. Di kesempatan kali ini saya tidak akan berbicara banyak, melainkan saya akan sedikit bercerita tentang latar belakang dibangunnya Jeju Experience Village ini. Hal yang menginspirasi saya untuk membangun Jeju experience Village ini adalah saat Saya dan istri melakukan kunjungan ke kota Jeju di Korea Selatan, Kemudian kami bermalam di sebuah hotel dengan tema klasik Korea.Bangunan dengan bahan dasar kayu itu memberikan kesan nyaman tersendiri, dari situlah saya mulai terinspirasi untuk membangun hal yang serupa di Indonesia. Akan tetapi itu bukan alasan utama. Alasan utama saya mem
Al melirik ke arah istrinya, tampak Dina di sisinya mulai kelelahan, "Kamu mau turun?" tawar Al."Nggak usah, A', dikit lagi kan, Dina nggak apa-apa kok.""Kamu yakin?""Dina yakin, A'."Keduanya kembali menyalami beberapa orang yang mengucapkan selamat, hingga di urutan terakhir Dina dibuat terkejut dengan pemandangan di hadapannya."Kakak?" gumam Dina seraya menutup mulutnya dengan telapak tangan, tak menyangka akan bertemu dengan kedua kakaknya di event ini.Ia lalu menoleh ke arah suaminya dengan pandangan menuntut jawaban."Kamu ingat, saya pernah cerita bahwa kedua kakak kamu saya tugaskan untuk memandori salah satu proyek saya di Malang? Proyek inilah yang saya maksud," ungkap Al membuat Dina semakin terkejut."Jadi, mereka berdua hadir di sini sebagai bagian dari tim yang sudah berkontribusi dalam proyek ini. Maaf, saya sengaja melakukan ini semua tanpa sepengetahuan kamu, karena menurut saya ini waktu yang tepat untuk kalian kembali bertemu," lanjut Al membuat Dina memandang
Part 88Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (88)Al berdiri cemas di depan IGD tempat Dina ditangani, bersama Reno, dan kedua kakak Dina. Karena terlalu khawatir melihat Dina pingsan, Al langsung membawa Dina ke rumah sakit terdekat."Al ... Lo tenang dulu, Al!" Reno mencoba menenangkan sahabatnya."Ren, please! Lo minta gue tenang sedangkan istri gue belum juga kelar diperiksa?" jawab Al setengah emosi. Bersamaan dengan itu, pintu ruang pemeriksaan dibuka."Dokter bagaimana kondisi istri saya?" tanya Al tergesa. Dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu memandang empat lelaki tampan di hadapannya dengan bingung."Istri Bapak baru sadarkan diri, cukup lama untuk menyadarkannya, sebab tekanan darahnya sangat rendah, 70/60. Sepertinya ibu terlalu kelelahan, dan ada sesuatu yang membuatnya syok juga memberatkan pikiran.Kondisi seperti ini jangan sampai terulang ya, Pak, sebab bisa membahayakan janin dalam kandungannya," terang dokter membuat empat lelaki yang sedang mendengar
Bab 89Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (89)"Boleh nggak, A' kalau Dina ingin ketemu mereka?""Boleh, tapi tetap dalam pengawasan saya. Dan kamu harus makan dulu," ucap Al tak terbantah."Siap, Komandan!" jawab Dina dengan senyuman andalannya dan tangan berada di kepala layaknya seorang prajurit yang memberikan hormat pada komandannya.Al balas tersenyum dan mengusap kepala Dina sayang."Makanan sudah saya pesan, sudah dapat kurir juga. Bentar lagi sampai mungkin, sebab tempat makannya tak jauh dari sini.""Oke, A'. Oh iya, kita mau kabarin Oma nggak soal kabar bahagia ini?" tanya Dina pada Al."Oma ya? Kayaknya jangan dulu deh. Khawatir malah ribet ntar. Oma pasti akan heboh kalau tau kamu hamil dan sekarang dirawat di rumah sakit. Takutnya nanti buru-buru pengen nyusul ke sini, kasihan." Al menjawab dengan memikirkan berbagai pertimbangan."Iya juga sih, A'," jawab Dina menyetujui ucapan suaminya."Udah pokoknya kamu tenang aja ya, jangan mikir apa-apa, just enjoy your lif