Malam semakin larut. Ariel terbangun menatap Shawn yang terlelap seraya memeluknya. Dokter cantik itu tak pernah takut apa pun yang ada di dunia ini. Yang sangat dia takutkan di dunia ini adalah dirinya tidak bisa lagi melihat Shawn.Sejenak, Ariel terdiam berusaha mengingat perkataan Jarrod. Dia bangun perlahan, menyingkirkan tangan Shawn yang memeluknya dengan erat. Ariel mengambil iPad-nya yang ada di atas meja—dan mencari di internet tentang semua informasi yang diberikan oleh Jarrod. Akan tetapi, sayangnya Ariel tidak mendapatkan apa pun dari internet.Ariel berdecak pelan. Ini pertama kalinya dia dihadapkan dengan kerumitan, dalam menyembuhkan sebuah penyakit. Tampak jelas kemarahan muncul dalam diri Ariel. Dia membenci dirinya sendiri yang bodoh dalam hal ini.Ariel meletakan iPad-nya ke tempat semula. Tatapannya menatap hangat Shawn yang terlelap di sampingnya. Dia membelai lembut pipi Shawn, dan memberikan kecupan di sana. “Aku akan melakukan apa pun, asalkan kau sembuh, Sha
Mata dan bibir Harmony melebar terkejut melihat Ariel berlari dengan mata sembab seperti habis menangis. Tunggu! Tatapan Harmony teralih pada sosok pria yang terbaring di brankar rumah sakit. Dalam hitungan detik, Harmony menganga terkejut melihat Shawn terbaring lemah dengan wajah pucat. Pun banyak darah di area pipi dan leher.“Ariel? Ada apa?” Harmony berlari menghampiri Ariel yang nampak menunjukkan kepanikan, dan rasa cemas.Mata Ariel memerah, menatap Harmony. “Maaf, Harmony. Aku tidak bisa cerita sekarang. Tapi aku butuh bantuanmu untuk menolong Shawn.”Harmony mengangguk tanpa sama sekali ragu. Detik selanjutnya, Ariel melangkah masuk ke dalam ruang pemeriksaan—bersama dengan Harmony. Mereka sama-sama memeriksa kondisi Shawn. Jan yang berada di luar bertugas menghubungi Dominic dan keluarga Geovan lain. Dalam kondisi seperti ini, tidak bisa lagi menutup-nutupi tentang kondisi yang menimpa Shawn.***Alat bantu pernapasan telah terpasang di tubuh Shawn. Ariel dibantu Harmony se
Sean, Stella, bersama William dan Marsha telah tiba di rumah sakit. Mereka mengajukan pertanyaan pada Dokter John, tapi sayangnya Dokter John tak mampu menjawab rentetan pertanyaan yang ada. Cercaan Sean dan William membuat Dokter senior itu tidak berkutik sama sekali.“Dokter John, kenapa kau hanya diam saja! Aku ingin kau memberikan solusi! Kau sudah bekerja lama di Orlando Hospital, tapi kenapa kau ini seperti orang bodoh yang hanya diam tidak berdaya?!” sentak William dengan nada keras.Dokter John semakin kelimpungan dan ketakutan. “T-Tuan Geovan. Begini … racun yang ada di tubuh Tuan Shawn—”“Persetan dengan penjelasanmu! Kau dari tadi menjelaskan ada racun berbahaya di tubuh Shawn. Aku ingin solusi!” bentak Sean tak sabar.Stella dan Marsha menangis di kala melihat Shawn dari kaca, sudah terpasang alat bantu pernapasan.“Tinggalkan mereka. Biarkan aku yang menjelaskan.” Dominic muncul, menginterupsi, dan meminta Dokter John untuk pergi.“Tuan Dominic,” sapa Dokter John penuh so
Ariel berlari masuk ke dalam lobby rumah sakit dengan wajah yang nampak menunjukkan rasa putus asa. Bibir sedikit pucat. Tapi dia tak akan membiarkannya lemah. Sampai kapan pun, dia tidak akan pernah menyerah. Ada sosok pria yang dia lantunan dalam doanya sepanjang perjalanan menuju kembali ke rumah sakit. Panjatan doa yang berharap pria yang dia cintai baik-baik saja.Ariel melangkah menuju ruang rawat Shawn. Dia melihat di depan ruang rawat hanya ada para penjaga. Dia bersyukur tidak ada keluarga Shawn di sana. Sekarang yang dia lakukan adalah mencari keberadaan Harmony. Satu-satunya yang bisa menolongnya hanyalah Harmony saja. Tidak ada yang lain.“Ariel? Kau dari mana saja? Aku mencari—”“Harmony, aku membutuhkan bantuanmu.” Ariel menarik tangan Harmony, menjauh dari banyak orang.Kening Harmony mengerut dalam. “Kau ini misterius sekali. Kau butuh bantuanku apa?” tanyanya bingung dan tak mengerti.Ariel terdiam sebentar seraya menatap Harmony. “Kau benar-benar menganggapku sebagai
“Ariel mengorbankan nyawanya demi Shawn. Sebelum Shawn masuk rumah sakit. Aku membawa Ariel dan Shawn bertemu dengan salah satu orang yang aku kenal yang masih bergelut di dunia pasar gelap. Dia memberi tahu satu-satunya cara menyelamatkan Shawn adalah metode pemindahan racun. Orang yang memiliki golongan darah sama, menjadi salah satu syarat utama agar metode pemindahan racun berhasil.”“Shawn menolak permintaan orang yang aku kenal. Tapi tidak dengan Ariel. Diam-diam Ariel menemuinya di belakang. Ariel mengambil keputusan sendiri menjalankan pemindahan racun tanpa izin dari siapa pun. Seperti yang kalian dengar dari Harmony, Ariel mengatakan tidak bisa hidup di dunia ini, jika tanpa Shawn.”Dominic menjelaskan dengan nada berat begitu menyesal. Manik matanya memancarkan tatapan rasa bersalah. Sean dan William terdiam tak bisa mengatakan apa pun. Mereka sekarang berada di depan ruang rawat karena Shawn dan Ariel tengah diperiksa oleh dokter senior di Orlando Hospital.Ceklek! Pintu
Tubuh Shawn membeku duduk kursi roda, menatap Ariel terbaring lemah di ranjang dengan penuh alat bantu pernapasan. Air mata Shawn sejak tadi berlinang membasahi pipinya. Untuk pertama kalinya, Shawn menangis. Hatinya merasakan hancur berkeping-keping melihat kondisi Ariel. Dia mengulurkan tangannya, menyentuh tangan Ariel yang pucat.“Kenapa kau melakukan ini, Ariel?” ucap Shawn begitu lirih dengan air mata yang tak bisa tertahankan.“Ariel diam-diam melakukan test darah. Setelah dia tahu darah dia bisa disumbangkan padamu, dia menemui Jarrod.” Dominic menepuk bahu Shawn, berusaha menenangkan keponakannya itu.Shawn menggeleng tegas. “Lebih baik aku yang mati daripada aku harus melihat Ariel seperti ini!” “Nyatanya, Ariel tidak bisa hidup tanpamu. Shawn, jangan larut dalam kesedihan. Kita pasti akan menemukan solusi.” Sean yang ada di samping Dominic, berusaha menenangkan putra sulungnya.Sean telah mengambil keputusan untuk tidak menutupi tentang Ariel. Sekalipun dia menutupi, past
Satu minggu sudah Ariel berada di ruang ICU. Tidak ada tanda-tanda keadaan Ariel membaik. Shawn telah mengerahkan seluruh dokter terbaik yang ada di dunia ini, tapi hasilnya tetap nihil. Tidak ada obat yang mampu menyembuhkan Ariel.Dominic turut membantu. Dia sudah mengerahkan anak buahnya kembali terjun di pasar gelap, dan hasilnya tetap nihil. Apa yang dikatakan Jarrod merupakan sesuatu fakta nyata. Tidak ada obat atau ramuan yang mampu menyembuhkan Ariel.Stella sangat terpukul melihat Ariel harus berkorban untuk Shawn. Tidak jarang dia menangis di depan Ariel yang terbaring lemah di ranjang. Bahkan Nicole pun turut menangisi Ariel.Shawn tak menyalahkan siapa pun. Saat ini yang Shawn fokuskan adalah penyembuhan kekasihnya. Dia tak akan menyerah. Sekalipun harus menunggu puluhan tahun, dia akan siap.“Kau belum makan.” Oliver menghampiri Shawn yang duduk di depan ruang ICU.“Aku tidak lapar,” jawab Shawn datar.Oliver duduk di samping Shawn sambil memberikan sebotol air putih untu
Enam bulan berlalu …Hidup Shawn bagaikan mayat hidup. Seolah kehidupannya hanya gelap gulita. Tidak ada matahari yang menyinari kehidupannya lagi. Semua telah hilang senyap, ditelan oleh badai ombak. Senyuman yang selalu ada di wajah Shawn telah sirna. Pria itu tak lagi merasakan kehidupannya.Melalui enam bulan tanpa Ariel, adalah hal terberat di hidup Shawn. Selama ini Shawn sudah terbiasa, Ariel selalu ada di sisinya. Ariel memberikan sambutan di kala dia pulang bekerja. Ariel memasak sesuatu untuknya. Bahkan di kala dia sakit, Ariel juga yang sangat sigap dan peduli. Seluruh keluarga memberikan dukungan yang besar pada Shawn. Mereka selalu memberikan semangat bahwa Ariel pasti akan kembali pulih seperti sedia kala. Tidak jarang Savannah datang untuk menemani Shawn. Pun Savannah menghibur kakak sulungnya itu. Tapi, sayangnya senyuman di wajah Shawn tetap tidak bisa sama. “Rambutmu sudah panjang. Nanti saat kau sudah siuman, aku akan menemanimu ke salon untuk potong rambutmu.” S