"Sayang, duduklah dulu! Arkha harus berobat ke Singapura karena disana lengkap alatnya untuk terapi dan semua. Dokter juga bilang, ada yang sengaja menaruh cairan ke dalam makanan atau minuman dan akhirnya membuatnya lumpuh.""Tidak mungkin, Pa," Julia menangis."Sayang, sabar ya. Doakan semua lancar, Arkha cepat kembali. Aku bingung ngomong sama Nina bagaimana?""Om, biar aku saja yang bilang," ujar Virgo.""Tak usah Vir, nanti dia malah curiga. Biar aku saja.""Baiklah.""Mario dan kamu Virgo, aku minta tolong selidiki terakhir Arkha makan dimana dan mintakan kopian cctv itu lalu cari tersangkanya.""Kenapa tak lapor polisi, Pa?""Aku akan menangani ini sendiri, untuk tersangkanya biar hukum.""Ya udah, ayo kita keluar! Aku akan bicarakan sama Nina."Semua mengangguk dan keluar dari ruang kerja. Kini, Wiliam menuju taman mencari menantunya tersebut. Disana nampak keceriaan menantunya terpancar membuat Wiliam ragu memberikan kabar. Perlahan langkah kaki Wiliam mendekat kearah Nina ya
Tiba-tiba Nina keluar dari mobil lalu memanggil mertuanya."Pa..."Wiliam terkejut lalu berbalik badan."Nina, ada apa nak?""Pa, Kak Arkha ada dimana?"Wiliam terkejut kenapa Nina bertanya kembali sama halnya dengan Virgo, Mario dan kedua sahabat Nina. Wiliam berusaha santai mungkin ia tunjukkan lalu memberitahu. "Nin, Arkha sedang diluar negeri menangani perusahaan. Papa mohon kamu bersabarlah.""Tapi dia baik saja bukan?""Iya, nak.""Baiklah, Nina percaya. Maafin Nina," ucapnya tak bersemangat."Papa yang minta maaf. Kamu hati-hati!""Baik, Pa."Nina melambaikan tangan sambil tersenyum dan masuk kembali ke dalam mobil. Kini, mobil mereka melesat menuju mal tak jauh dari kediaman Wiliam. Kini mobil yang ditumpangi Nina dan sahabatnya sudah sampai di mal. Nina perlahan turun diikuti para sahabat. Semua mata tertuju pada Nina karena diikuti para bodyguard yang tak jauh darinya. Nina awalnya agak risih tapi ia ingat ada bayi dikandungan, ia berpikir demi keselamatan bayinya karena d
"Kak, ada apa?""Nina tak sadarkan diri," ucap Arkha sambil menangis."Astaga, ya Tuhan."Lalu Mita berlari melihat keadaan Nina dari pintu kaca. Mereka berdua menangis sesegukan memikirkan sahabatnya."Nina bangun! kamu janji bakal merawat anakmu," batin Mita menangis.Dan tak lama terdengar suara sepatu beradu datang mendekat."Arkha, bagaimana Nina?" tanya Mama Julia."Nina tak sadarkan diri, Mom.""Apa?"Tiba-tiba Julia jatuh pingsan mendengar menantu kesayangannya tak sadar. Dengan sigap Wiliam dan Arkha membawa ke UGD. Disana, Julia diperiksa dokter. "Tuan, Nyonya hanya shock saja. Apa perlu saya suntik penenang?" tanya Dokter pada kedua pria itu."Tak perlu, dokter. Terimakasih.""Ya sudah, saya permisi dulu.""Silahkan, Dokter!"Sesaat Julia tersadar lalu menangis sesegukan, dan Wiliam memeluknya memberi ketenanangan. "Tenang, sayang.""Aku akan membawa Daniel kesini agar Nina bisa tertangani baik."Julia tak mampu berkata lebih banya dia hanya mengangguk. Sedangkan Arkha me
"Aih, astaga. Aku sial mulu, daritadi jatuh," ucap nerocos"Hahahhahha, cowok kok cengeng."Alden tak terima ia mendongak dan ingin memaki gadis itu karena dengan beraninya menertawai."Hei kau menertawakanku, hah," tanya Alden tapi saat ia menantang malahan terpukau mahkluk cantik di depannya itu meski dandannya tak se feminim cewek pada umunya.Yasmine sesungguhnya grogi saat menatap lelaki tampan tanpa noda di depannya, tapi ia berusaha tetap cool. Yasmine tak enak tatapan cowok di depannya segera berdehem"Ehem, apa lihat-lihat. Mau ku congkel tuh mata, hah.""Hei gadis buluk, denger ya jangan ge er. Siapa juga menatapmu, cih ogah aku."Alden buru-buru pergi meninggalkannya karena semakin ditatap gadis itu malah semakin tak karuan hatinya."Sial, aku bisa grogi gitu pada cewek buluk," batin Alden menerkaSedangkan Yasmine menghentakkan kakinya kesal, bisanya cowok tadi mengatainya buluk. Ia berlari menuju toilet melihat penampilannya. Sampai di sana ia bercermin, tapi menurutnya i
Alden berpikiran positif mungkin orangtuanya mau mengajak makan malam bersama. Ia pun menaruh jasnya kembali di paper bag dan beralih merebahkan badannya di atas ranjang.Di tempat lain, gadis tomboy itu tengah asyik mandi tiba-tiba ada ketukan dari pintu kamarnya. Ia cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi dan berganti pakaian. Setelah rapi, ia membuka pintu."Daddy.""Iya nak, kau sedang mandi ya.""Iya Dad. Ada apa Dad?""Ini nanti di pakai ya, Daddy tunggu di bawah jam 7 ya," ucapnya dan memberikan paper bag"Iya,Dad."Gadis itu menutup pintu kamarnya kembali setelah Daddynya sudah tak terlihat. Ia juga membuka isi paper bag tersebut."Kenapa pakai gaun, ada acara apa ya?" tanya pada diri sendiri....Waktu menunjukkan pukul 7 malam, keluarga Arkha sudah siap tinggal menunggu Alden. Sambil menunggu, dengan isengnya Hilda bertanya."Dad, kenapa rambut nggak di potong aja sih.""Kau tak tahu aja Hil, ini sejarah menemukan cinta Mamimu.""Sejarah, lah dipikir jaman penjajahan," celetu
Buru-buru Yasmine melepaskan genggaman Alden tapi tak bisa"Ih, lepasin" gerutu Yasmin pada AldenAlden tak kurang akal dengan jahilnya ia mencium pipi dan berlaluCupAlden mencium pipi Yasmine sampai semua menatap tak percaya pada sang playboy berani terang-terangan di depan umum. Yasmine diam membeku dan saat tersadar ia ingin menjerit dan mencabik cabik Alden."Alden," teriak Yasmine membuat para sahabat menutup telinganya.Salah satu sahabat Alden menghampiri Yasmine"Kau pacaran sama Alden, Yas," tanya Wilii menyelidik"N-nggak siapa bilang. Aku malah pengen mencakar mukanya sok kecakepan itu.""Tapi dia cium kamu, Yas.""Hiii... sumpah aku kesel ma tuh cowok ya," membersihkan pipi nya dengan cepat lalu pergi ke kelasnya. Para sahabat Yasmine menyusul gadis tomboy itu dan ingin meminta penjelasannya.Di kelas Yasmine diam membisu, Lala dan Ega duduk berdekatan lalu berkata"Kau ada apa dengan Alden, Yas," tanya Lala"Kau itu kepo banget deh, kita nggak ada apa-apa.""Beneran Ya
Alden terjatuh hingga badannya kotor banyak kotoran menempel di badannya, Alden menatap tajam Yasmine terkejut baru kali ini tatapan Alden mengerikan seakan ingin memakannya hidup-hidup. Alden tanpa berkata apapun ia melangkahkan kakinya keluar dari gazebo lalu ikut Daddy nya kumpul.Yasmine yang tak enak hati mengejar Alden tapi sayangnya Alden sudah berkumpul dengan para pria. Ia urungkan untuk menghampiri, Yasmine berniat minta maaf pada Alden esoknya. Dari kejauhan Alden tahu Yasmine ingin berbicara dengannya, ia sengaja memberi pelajaran pada cewek keras kepala itu agar tak seenaknya.Setelah acara pemakaman itu selesai, Arkha dan keluarganya berpamitan pada Reyhan."Kita pulang dulu, Rey,Yas.""Makasih Kha, Nin dan semua.""Sama-sama."Yasmine ingin menyapa Alden tapi terhenti saat Alden tak memperdulikannya. Dengan perasaan tak karuan ia naik ke kamarnya. Dia kesal di cuekin Alden saat ia merasa bersalah padanya."Dasar brengsek tuh cowok, sama aja semua," gerutu Yasmine sambil
Semakin hari Alden dan Yasmine makin dekat dan pernikahan pula tinggal beberapa jam lagi. Hari ini gadis cantik itu dilarang menghubungi Alden sama halnya Alden karena sudah menahan rindu, keluarga melarang mereka karena memang ritual adat tak memperbolehkan jika mempelai dipingit.Yasmine yang rindu dengan Alden terpaksa menahan dengan cara menonton drakor kesayangan. Saat lagi asyik dan tegangnya menonton, terdengar ketukan dari pintu kamar gadis cantik itu.TokTok"Siapa sih?" gerutu sendiriDengan langkah malas ia membuka pintu dan betapa terkejut dua sahabatnya muncul"Hei calon pengantin," seru keduanya sambil memeluk Yasmine"Oh my god, kalian. Sungguh aku bahagia, aku kira kalian nggak datang. Makasih ya," ucapnya memeluk kedua sahabat"Hei gadis cantik, kami ini setia meski kita tak sekaya dirimu.""Yang kaya Alden bukan Aku.""Cie sekarang, tak sungkan panggil namanya. Eh ya Yas, masak iya habis nikah kamu masih panggil nama," Ega ingin tahu"Huh, dasar kepo nih anak," ge