Share

Bab 32

Suara angin terdengar seperti bersiul.

Cabang dan daun-daun pepohonan terhuyung

ke arah angin itu meliuk-liuk liar.

Sikapmu padaku pun seperti angin yang ganas itu.

Terlalu berbahaya untuk disambut tanpa waspada.

Laras menyapukan kuas blush on pada pipi kananku. Sudah hampir satu jam dia memoles wajahku, mempraktekkan hasil kursus make up yang diikutinya setelah menikah. Sekarang dia hanya menginap di rumahku ketika Burhan harus bekerja di rumah sakit pada shift malam. Walaupun tidak sering, aku sangat bersyukur dengan keberadaannya yang mengurangi rasa kesepianku.

"Senyum, Mbak. Aku mau poles lipstik."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status